Evelin melirik jam dinding yang sudah menunjukan pukul 9 malam tapi sampai saat ini Revano masih belum juga pulang.Seharian ini Evelin habiskan waktu di apartement Revano menunggu kekasihnya itu pulang untuk merayakan hari ulang tahunnya.
Evelin tahu jika Revano tidak tahu kapan tanggal kelahirannya, untuk itu Evelin sudah menyiapkan segala kue yang ia buat dengan hati meskipun bentuknya tidak terlihat bagus tapi evelin rasa masih bisa untuk di konsumsi.
Kue sudah ia tata dengan rapih di atas meja makan dengan beberapa hiasan balon pink dan putih warna kesukaannya.
Mendengar suara bel apartement Evelin segara memakai topi ulang tahunnya lalu berlari menuju pintu dan membukanya.
"Vano....." Evelin menghentikan ucapannya ketika melihat kekasihnya sedang menggendong seorang perempuan dengan baju keduanya yang basah kuyup.
"Aku bisa jelaskan, tapi tolong gantikan baju Amelia." kata Revano yang melihat tatapan kecewa dari Evelin.
Revano berjalan menuju kamar tamu lalu membaringkan Amelia di atas kasur, Ia menghapiri Evelin yang masih setia berdiri di dekat pintu kamar, diusapnya pipi Evelin dengan lembut.
"Aku mohon." ucap Revano, mau tak mau Evelin mengangguk kecil Revano tersenyum, dikecupnya bibir Evelin secara singkat sebelum pria itu melangkah menuju kamarnya. Revano menghentikan langkahnya, saat melewati meja makan. Ia dikejutkan dengan barang-barang yang menghiasi meja makannya balon-balon serta kue dan pernak-pernik yang bertulisan "HAPPY BIRTHDAY".
Evelin ulang tahun? Kenapa bisa ia melupakan hari penting ini?
Revano menengok ke arah kamar tamu yang sudah tertutup, dimana Evelin tengah melaksanakan tugasnya menggantikan baju sahabatnya.
Revano sendiri tidak tahu apa yang terjadi dengan Amelia. Lantaran saat ia sampai di apartemen, ia melihat Amelia tengah berdiri di depan apartemennya tanpa peduli air hujan membasahi tubuhnya. Saat itu ia melihat pandangan wanita itu kosong seolah ada hal besar yang terjadi, akhirnya ia menghampiri Amelia dan saat itu juga gadis itu justru menangis kencang lalu jatuh pingsan.
Terpaksa ia membawanya ke apartemen, meskipun Revano tahu jika Evelin akan kecewa padanya.
Selang 15 menit berlalu Revano sudah mandi dan rapih dengan baju gantinya, Revano mengalihkan pandangannya ke arah pintu kamar yang terbuka, ia terkejut melihat Evelin yang hanya memakai bra berwarna putih yang senada dengan celana dalamnya.
Evelin menatap cuek pada Revano, ia berjalan mendekat tepat di hadapan Revano, Evelin mendongak untuk melihat wajahnya.
"Aku sudah ganti bajunya pakai bajuku, aku engga mau dia pakai baju kamu." ucap Evelin. Revano mengulum senyumnya mendengar nada cemburu dari kekasihnya tersebut.
Diciumnya bibir Evelin yang sedari tadi menggodanya, kini bukan lagi sebuah kecupan melainkan sebuah ciuman yang saling berpagutan, penuh gairah dan hasrat yang ingin segera terpenuhi.
Revano mengangkat tubuh Evelin, membuat gadis itu refleks melingkarkan kedua kakinya di pinggang Revano dan mengalunkan kedua tangan di lehernya.
Revano membaringkan Evelin perlahan ke tempat tidur dengan ciuman yang semakin liar, turun ke leher dan tangannya secara alami meremas gundukan kenyal milik kekasihnya yang masih terbalut bra.
Tok...tok...tok...
Shit.
"Teman masa kecilmu itu benar-benar mengganggu." grutunya, Revano tersenyum kecil sebelum melayangkan kecupan kecil di bibirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
REVANO (End)
Literatura Kobieca⚠️TERDAPAT ADEGAN DEWASA⚠️ (18+) Revano adalah cowok yang telah kehilangan sahabat kecilnya yang juga merupakan cinta pertamanya. Bertahun-tahun lamanya ia mencoba melupakan cinta monyetnya itu, tapi nyatanya tak semudah itu. Namun semua perlahan b...