Fuchsia yakin dia pasti menang malam ini. Dia harus menang. Hasil kerja kerasnya selama setahun pasti akan terbayarkan. Hari-hari panjang dan berat di mana ia menyeimbangkan waktu sekolah dan akting. Adegan demi adegan sulit. Membawakan emosi demi emosi yang tercurah dalam skenario menjadi nyata. Fuchsia sudah melakukan itu semua. Tidak ada yang lebih bekerja keras tahun ini dibanding dirinya.
Film yang ia bintangi mendapat respon positif. Berhasil menyabet dua juta penonton dalam lima hari penayangan. Dia aktris termahal yang dibayar tahun ini. Semua orang mendukung dan yakin bahwa Fuchsia akan mendapat penghargaan yang selama lima tahun ini ia idam-idamkan akan kembali ia dapatkan.
Meski begitu ... jantungnya tetap berdegup kencang, penuh kegelisahan. Senyumnya kaku malam ini di hadapan banyak kamera. Ia yakin, akan bermunculan lagi artikel berbunyi, 'Fuchsia, Aktris Cilik yang Lagi-Lagi Gugup di Acara Festival Film Indonesia'. Kendati begitu, Fuchsia sudah tidak peduli lagi dengan kata media.
"Tenang aja, Sya. Gue yakin kali ini lo pasti menang," sapuan tangan hangat dari sahabat sesama aktrisnya membuat Fuchsia melemparkan senyum menenangkan. Iya, semua orang sudah meyakinkan dirinya. Bahkan para kritikus film juga banyak yang menebak bahwa Fuchsia akhirnya mendapatkan Piala Citra yang berhak ia dapatkan.
Waktu berjalan lambat bagi Fuchsia. Ia tahu, beberapa kali, kamera menyorot wajahnya, menampilkan dirinya yang duduk di meja bundar berisi para tamu ke seluruh penjuru televisi nasional. Fuchsia berusaha tersenyum. Ia juga tahu, keluarganya sedang menonton di rumah. Meski disembunyikan pun, ia juga tahu, mereka sudah menyiapkan kejutan untuk Fuchsia yang malam ini akan memenangkan Piala Citra.
Akhirnya. Setelah bertahun-tahun Fuchsia menanti saat ini tiba.
Ketika akhirnya pembacaan nama Pemeran Utama Perempuan Terbaik Tahun ini dibawakan oleh pemenang tahun sebelumnya, Fuchsia duduk tegak. Kamera menyorot ke arahnya sebagai salah satu nominasi.
"Banyak sekali film-film berkualitas tahun ini. Saya pun mengetahui kerja keras semua wanita-wanita hebat yang namanya baru saja disebutkan sebagai pemegang nominasi penghargaan ini," buka si pemenang tahun lalu dengan senyum simpul. "Saya berharap, para wanita hebat ini bisa sukses berkiprah di bidang mereka."
Cepat, cepat, cepat.
"Dan ... pemenang penghargaan Pemeran Utama Perempuan Terbaik Tahun 20xx ... adalah ....!"
Tubuh Fuchsia melemas mendengar nama yang disebut si pemenang tahun lalu. Ekspresinya tidak bisa ia atur. Tidak ... tidak ... ia harus tersenyum. Ayo, senyum, Fuchsia! Senyum.
Tersenyumlah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fuchsia
Teen FictionFuchsia cinta akting, tidak cinta yang lain, sampai Fuchsia mengenal Aatreya, anak IPA pendiam yang diam-diam jago nyanyi. Fuchsia yakin Aatreya akan menjadi lawan main yang baik! Terutama, Aatreya adalah tiket utamanya menyabet Piala Citra yang s...