13 ❀ "𝘫𝘶𝘫𝘶𝘳 𝘴𝘢𝘮𝘢 𝘥𝘪𝘳𝘪 𝘴𝘦𝘯𝘥𝘪𝘳𝘪."

8.5K 2.1K 82
                                    

Fuchsia sudah tahu akan terjadi kehebohan sedetik ia menginjakkan kaki di sekolahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Fuchsia sudah tahu akan terjadi kehebohan sedetik ia menginjakkan kaki di sekolahnya. Dengan diplomatis, Fuchsia menjawab bahwa Aatreya hanya membantunya yang keseleo. Tidak, mereka hanya teman. Tidak, dia dan Navy juga hanya teman. Tidak, dia dan Sano apalagi, mereka hanya teman.

Fuchsia menghela napas berat, duduk di tribun bawah bersama Mint dan Lilac saat istirahat kedua. Fuchsia sengaja menghindari Jasmine karena cewek itu yang paling heboh mempertanyakan hubungan Fuchsia dengan Aatreya. Katanya, dia tidak mau ditinggal jomblo oleh sahabatnya. Apa-apaan. Siapa juga yang tertarik untuk pacaran di situasi seperti ini?

"Kaki lo udah sembuhan, Mint?" tanya Fuchsia seraya melihat kaki Mint yang dua hari lalu terkilir.

Mint menarik permen lolipop dari mulutnya, lalu menjawab. "Masih nyut-nyutan, tapi udah lumayan," cewek itu hendak bicara sesuatu, namun, ia melihat ke arah Lilac. Lilac sedang sibuk dengan ponselnya. Mint lantas mencondongkan badan ke arah Fuchsia. "Sori soal ... nyokap."

Kirain apa. Fuchsia tersenyum tipis, "Santai aja kali, Mint. Udah biasa kan, nyokap begitu."

Mint mengigit bibir, masih tak enak dengan situasi Fuchsia dengan ibu kandungnya. Padahal, Maya memperlakukan Mint dengan baik. Tetapi, Maya malah abai pada anak kandungnya sendiri.

"Oh, iya," Fuchsia teringat data yang Mint berikan tempo hari. "Mint, kayaknya informan lo ada yang bocor, deh."

"Gimana?" alis Mint langsung mengerut.

"Rembulani tau."

Mint sesaat terdiam. Ada pergulatan batin dari ekspresi wajah Mint.

"Serius, lo?" tanya Mint.

Fuchsia mengangguk. "Gue belum sempet cerita. Tapi pas upacara kemarin, gue izin sakit ke UKS, dan dia dateng. Dia-"

"Siapa yang dateng?" pertanyaan Lilac membuat Fuchsia dan Mint sontak menoleh padanya.

Lilac sudah menurunkan ponsel dari wajah.

"Bukan siapa-siapa, Lac," sergah Fuchsia langsung.

Dia tidak mau Lilac terlibat masalah ini. Kemarin, cewek itu sempat bertengkar di pintu masuk klub menggambar dengan penggemar Milo. Kalau Lilac sampai tahu masalah ini juga, Fuchsia takut Rembulani mengganggu sahabatnya itu.

"Iya," ucap Mint membantu menutupi. "Semuanya oke aja, kok, Lac."

"Tuh, kan," tahu-tahu saja, bahu Lilac turun. "Waktu mamanya Mint dateng, kalian aneh! Terus Fuchsia ada rumor pacaran! Sekarang, kalian aneh juga!" napas Lilac memburu. "Kalian kok main rahasia-rahasiaan dari gue?"

Suara Lilac yang melengking, membuat lapangan olahraga lengang untuk sesaat. Sebagian besar menatap ke arah mereka dengan bingung, sebagian kecil tidak peduli.

Lilac bangkit, hendak pergi, namun dengan cepat, Fuchsia menahan pergelangan tangannya.

"Lilac, gue cuma nggak mau lo kenapa-kenapa," sahut Fuchsia pelan. "Dan soal mamanya Mint kemarin ...," Fuchsia meneguk ludah. "Gue bakal cerita, tapi nggak sekarang. Sori, Lac ... gue sama sekali nggak maksud bikin lo jadi ngerasa tersisih."

FuchsiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang