29 ❀ "𝘯𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘢𝘬𝘶 𝘯𝘨𝘦𝘥𝘪𝘱, 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘩𝘪𝘭𝘢𝘯𝘨."

7.7K 2K 277
                                    

Ada yang berbeda dari kantin SMA Bintang Karya Insani siang ini. Bukan karena ibu kantin menyiapkan menu baru atau adu mulut anak IPA-IPS. Kejadiannya sederhana saja—cowok dari kelas IPA jalan beriringan dengan cewek dari kelas IPS. Fakta seperti itu sudah nggak mengejutkan. Meski kebanyakan nggak akur, ada juga anak IPA dan IPS yang berteman.

Yang bikin beda adalah, cowok itu Aatreya, aktor yang lagi naik daun, dan cewek itu Fuchsia, aktris yang rumornya lagi hangat diperbincangkan.

Apa keduanya peduli dengan tatapan orang-orang pada mereka?

Tentu tidak.

"Jalannya mepet-mepet banget, sih, Trey!" protes Fuchsia sambil menyeringai. Gimana Fuchsia nggak mau ketawa melihat Aatreya berjalan di dekatnya, hanya beda beberapa senti saja. Sementara area kantin luasnya bukan main.

Aatreya menggeleng, menolak protes Fuchsia. "Nanti kamu pergi lagi. Susah lagi aku nyarinya."

"Ih, aku nggak akan kemana-manaaa. Sanaaa!" Fuchsia mendorong Aatreya menjauh, lalu berjalan cepat menuju salah satu stan minuman.

Aatreya mengerjapkan mata, kemudian mengejar langkah Fuchsia dengan cepat hingga berada di dekatnya lagi.

"A'A TREYAAA! Seriusan aku nggak akan ke mana-mana!" Fuchsia mengelap keringat dari dahinya. Capek juga tau, ditempelin begini. Udah kayak ditempel jurig. "Kamu mau milo juga, nggak?" tawar Fuchsia.

Aatreya menggeleng masih dengan menatap Fuchsia lekat.

"Aatreya, mata kamu entar copot kalo ngeliat aku begitu."

"Nanti aku ngedip, kamu hilang."

Fuchsia kini melotot. "Emangnya aku setan?"

Seisi kantin ... sekarang kayak nonton Drakor layar tancap.

Keduanya akhirnya duduk di salah satu meja kantin. Fuchsia awalnya membelikan dua milo untuk mereka. Tapi, Aatreya mengganti uang Fuchsia seraya berkata, "Aku baru aja dapet dari uang jalan promo film kita," dengan bangganya.

Aatreya seperti anak kecil yang minta dipuji ketika selesai mewarnai.

"Bang Fadhil udah cerita," ucap Fuchsia setelah melepas sedotan dari mulutnya. "Cieee, film bau, cieee."

Aatreya lantas salah tingkah. Hanya sesaat, sebelum ia menatap Fuchsia lamat-lamat. "Kamu udah kontakkan lagi sama Bang Fadhil tapi belum kontakkan sama aku?" tanyanya menuntut.

Menyadari hal itu, Fuchsia menutup mulutnya dengan telapak tangan. Ups ....

"Kok tega sih kamu sama aku, Sya?" tanya Aatreya merajuk. Bibirnya maju lima senti dengan jemari mengaduk-aduk isi gelas dengan sedotan.

"Sorryyy," ucap Fuchsia, menahan gemas sendiri melihat ekspresi Aatreya. Aaterya yang merajuk? Sungguh, ini kali pertama. "Sorry, Treyyy. Bang Fadhil ngehubungin aku lewat Kak Ray. Aku mana bisa nolak. Aku masih recovery waktu itu, koook. Cuma Bang Fadhil aja yang tau."

Aatreya masih cemberut.

Fuchsia menaruh kedua tangannya di meja, lalu menopang pipi dengan kedua tangan, berpose imut. Aatreya yang tadinya cemberut, kini ternganga dengan mata melebar. Ini ... versi HD Fuchsia berpose imut! Tanpa buffering, tanpa kuota, tanpa gadget! Persis di depannya!

"Jangan malah, yaaa?" ucap Fuchsia dengan mata mengerjap-ngerjap.

Aatreya membuang mukanya ke arah lain dengan tangan mengepal memegang dadanya.

"Trey? Kamu nggak apa-apa?" tanya Fuchsia sudah kembali normal.

Aatreya masih memunggungi Fuchsia, tapi menggeleng sebagai jawaban. Lalu, tanpa pertanda, Aatreya bangkit dari meja dan berlari pergi begitu saja, membuat Fuchsia melongo di tempatnya. Fuchsia duduk mematung di sana hingga ia berdiri dan mengejar Aatreya. Tak lupa, Fuchsia mengambil dua gelas milo bersamanya.

FuchsiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang