DESIRE

DESIRE - 1

POV Zea

15 Januari 2003
"Aku deg-deg'an. Hari ini Jac rangkul pundak aku. Ohh..God!!^o^"

17 januari 2003
"Demam gara-gara ujan. Jacob suapin bubur telor." >.<

20 Januari 2003
"Gak ketemu Jac, dia sibuk seharian. Aku kangen..T.T"

25 januari 2003
"Ketiduran dikamar Jac, terus digendong balik ke kamar ❤️"

27 januari 2003
"Jac bantu kerjain PR.. tapi bawel banget, kesel.. :/"

28 Januari 2003
"Hari ini pergi foto bareng semua sepupu. Ada Gia.. kok Gia kayaknya suka sama Jac ya?! -_-"

01 febuari 2003
"Jac bilang mau jalan berdua sama Gia!! T_T"

///
"Honey..." panggil Hugo diantara pintu menarik ku dari lamunan masa remaja ku.

Aku segera menutup buku kecil lusuh bersampul sailormoon itu dan menyimpannya kedalam laci meja tempat aku biasa menyelesaikan pekerjaan.

"Ya.." Aku menoleh kearah pintu.

Hugo.

Pria tampan bermata grey dengan rambut berwarna ginger brown yang 5 tahun ini berstatus suami juga ayah dari malaikat kecilku Timothy.

Pria yang dengan sabar dan lembut membuatku membuka kerasnya hati untuk sebuah cinta.

"Ini hp kamu sedari tadi bunyi. Dari mommy, sepertinya penting." Ujar Hugo seraya menyerahkan ponsel berlogo apple itu.

"Oh.. ok, biar aku hubungin mommy balik. Kamu jadi pertemuan?"

"Jadi, jam 1 nanti. Habis aku antar Timmy. Ya udah kamu telp mommy dulu. Siapa tau ada yang penting." Kata Hugo seraya mengecup pangkal kepalaku lalu menghilang dibalik pintu.

///
"Honey.. Aunty Jacy meninggal." Kataku pada Hugo yang baru saja keluar dari kamar mandi.

"Really? I'm so sorry, honey." Hugo langsung memeluk tubuhku yang bergetar menahan isak.

Aunt Jacy, kakak perempuan poppy.
termasuk wanita yang menjaga kesehatan, walau umurnya yang sudah menginjak 54 tahun, tante Jacy masih sangat rutin berolahraga juga menjaga makan.

Kabar kepergian tante Jacy membuatku benar-benar terpukul.
Hubungan ku sama Tante Jacy sangat dekat.
Terlebih sejak kecil Tante Jacy begitu memanjakan aku.

Sudah lama aku tidak bertemu Tante Jacy, tepat nya setelah pernikahan seorang keluarga di Bali 3 tahun lalu.
Karena Setelah menikah dengan Hugo, aku dan Hugo pindah ke Seattle.

Selain Hugo lahir dan besar di kota itu, Ayah Hugo juga memiliki perusahaan properti besar disini.

"Mommy harap aku bisa hadir di pemakaman, Aunt Jacy. Kalau bisa, malam ini aku terbang ke indonesia, is it okay honey?"

"Of course. Take you time, baby. Aku yang bakal urus Timmy."

"Biar Timmy ikut aku.. ak-..."

"Oh..No. It's okay, baby.. aku bisa handle Timmy. Kalo aku sibuk, aku bisa titip Timmy ke Mommy. Sekarang kamu fokus ke pemakaman Aunt Jacy aja. Ok?" Hugo mengelus pipi ku seraya mengecup kening ku lembut.

"Tap-...."

"Kalau kamu ajak Timmy, dia akan lelah dan mungkin rewel. Lagian Timmy lagi senang sama sekolah nya. Aku tidak mau dia nanti kehilangan moment di sekolahnya. So, it's okay honey. Jangan dipikir kan. Okay?"