DESIRE - 24

1.6K 39 18
                                    

🍂

Jacob menarik pergelangan tangan Zea kuat, membuat tubuh Zea tersentak kaget dan terhunyung kedalam dada nya.

Mata Jacob menatap nyalang Zea dan Simon bergantian.
Jacob tidak percaya apa yang baru saja dia lihat.
Simon mencumbu Zea dan wanita itu membiarkan nya.

Shit!

"Ja-..Jac.." suara Zea terdengar terbata.

Segala pengaruh alkohol dalam tubuh Zea seketika lenyap melihat wajah marah Jacob.

"Haii, Jac.." sapa Simon tersenyum lebar dengan nada terulur.

"Kita pulang." Perintah Jacob dengan mata yang masih menatap tajam ke arah Simon.

Zea hanya bisa menelan saliva nya susah payah seraya menarik tas nya dari sofa, mengikuti tarikan tangan Jacob pada pergelangan tangan nya saat melewati teman-teman nya yang masih sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing.

Cengkraman Jacob begitu kuat, hingga membuat pergelangan tangan Zea sakit tapi Zea hanya bisa diam.

Zea kehilangan kata-kata nya.
Jujur, dia tidak pernah melihat Jacob semarah seperti sekarang ini.

Jacob Menerobos kerumunan orang-orang tanpa mempedulikan suara yang terdengar memanggil-manggil namanya.

"Jac..." Zea memberanikan diri untuk memecah keheningan diantara mereka sesaat setelah dia dan Jacob berada didalam mobil menuju keluar dari parkiran club malam itu.

"Tidak sekarang, Zea." Kata Jacob tegas.

Jacob terlihat jelas mencoba menekan emosi nya, meskipun suara nya terdengar tenang, tidak dengan dada Jacob yang mengembang naik turun dengan helaan Napas yang terdengar kasar.

"Please.. Ja-..." lagi Zea coba menjelaskan.

"Tidak.sekarang." Ujar Jacob penuh penekanan di setiap katanya, tanpa menatap Zea.

Zea bisa lihat, rahang Jacob mengeras.
Zea menghela napas nya panjang.
Perasaan nya bercampur aduk.

Jacob menginjak pedal gasnya kuat, membelah jalanan malam kota Jakarta yang sudah lumayan sepi.

Selama perjalanan Jacob dan Zea hanya diam dalam keheningan.
30 menit, akhirnya mereka sampai dirumah mommy.

Jacob berjalan lebih dulu menghilang dibalik pintu, meninggalkan Zea dibelakang nya.

"Jac..." lagi panggil Zea.
Meski tidak yakin, tapi Zea harus menjelaskan apa yang Jacob liat barusan.

"Stop it. Zea." Jawab Jacob.
Menghentikan langkah nya dan berbalik.
Mata nya menyala, Ada kemarahan juga rasa kecewa disana.

"Aku bisa jelasin." Ucap Zea lemah.

"Kamu gak mau aku ikut, karena ada Simon? Iya?"
Jacob menghirup udara dalam-dalam, berusaha menekan suaranya.

"Gak. Bukan kayak gitu. Aku bahkan gak tau Simon ikut. Dia maks-..."

"Aku gak percaya kamu biarin dia seintim itu sama kamu." Kata-kata Jacob menghentikan kalimat Zea.

"Kita cuma joget biasa, Jac. Gak kayak yang kamu pikir."

"Oh! Joget biasa?" Tanya Jacob tertawa miring penuh Sarcasm.

"Tangan dia dengan bebas ngeraba perut kamu. Bibir dia dileher kamu. Biasa? Hm?! Are you fucking kidding me, Zea!" Bentak Jacob.
Pembulu darah tampak tegang dilehernya.

DESIRETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang