🌻
Jacob menatap Zea dan Simon yang sedang ngobrol sambil tertawa dari kejauhan.
Meski salah, tapi sesuatu dalam diri Jacob merasa terganggu melihat pemandangan itu. Ada sesuatu aneh yang protes didalam hatinya.
"Gue undur diri dulu ya. Di lain kesempatan ngobrol lagi.." Pamit Jacob sopan pada 3 wanita yang masih asik bercerita tentang masa-masa saat mereka di SMA dulu.
Dibalas wajah sedikit kecewa dari para wanita itu.
"Minum?" Tanya Jacob tiba-tiba seraya melingkarkan lengannya pada pinggang Zea dengan posesif.
Membuat tubuh Zea tersentak kaget."Eh.. b-boleh." Jawab Zea terbata.
"Bentar ya." Ucap Jacob ditelinga Zea, terlalu dekat hingga Zea bisa merasakan napas Jacob diantara pipi dan telinganya membuat Zea bergindik dan Simon menatap aneh kearah Jacob.
"Still possessive brother, hm?" Tanya Simon.
"Possessive? Gak. Kok bisa bilang gitu?"
"Siapa yang gak tau, si lembut dan bersahaja Jacob suka kasih ultimatum ke semua teman nya supaya jangan pernah berpikir deketin adik kecilnya." Kata Simon tertawa miring.
"Really?" Tanya Zea tak percaya.
"Yup. Gue yakin, pasti Jacob gak pernah sampein salam gw buat lo dulu kan?"
"Salam? Kapan? Gak pernah." Zea sedikit terkejut mendengar pengakuan Simon.
"Kan, Harusnya gue tau kalo dia gak bakal nyampein salam gue ke loe." Simon terkekeh seraya menggaruk pelipisnya yang gak gatel.
"Ini.." Jacob menyodorkan segelas Wine di jari Zea.
"Kak Simon pernah nitip salam buat gue ya? Kok loe gak bilang?" Tanya Zea pada Jacob.
"Kan gak harus. Emang kenapa?" Jawab Jacob Acuh.
"Wah. Kejam loe, bro. Dulu loe bilang Zea gak mau." Simon menatap Jacob sedikit kesal.
"Karena gue tau Zea gak bakal mau, makanya gak gue sampein. Loe kan playboy, masa iya gue biarin adik gue lo mainin?" Jawab Jacob cuek seraya menyesap cairan ungu tua dari gelasnya.
"Ngaco. Gue gak playboy ya. Mana juga kebagian jatah cewek, kalo hampir 1 SMA naksirnya loe. Ck." Simon mengendus.
"Berlebihan ah. Gak satu SMA, tapi 1 kecamatan."
"Pede banget. Ckckck." Celetuk Zea disambut tawa puas dari Simon.
"Emang bener kok, buktinya kamu aja suka sama aku, kan?" Jacob menatap Zea penuh makna.
Deg.
Membuat Zea membisu dan seketika membeku.
"Hoy! Sepupu..." sergah Simon kepada Jacob memutuskan kebisuan Zea.
"Inses tau!" Lagi Tambah Simon.
Jacob hanya terkekeh dan Zea masih diantara kebekuan nya dan penasaran. Apakah Jacob masih ingat dulu Zea pernah mengucapkan perasaannya?
"Habis ini ikut after party ya?" Ajak Simon membuyarkan kebekuan Zea.
Jacob menatap Zea dengan tatapan bertanya.
"Umm.. ng-gak deh. Ngantuk.. lagian gak enak sama mommy poppy." Jawab Zea tersenyum tidak enak."Kapan lagi kita ngumpul gini, ya kan Jac? Ayo lah. Gak usah sampe pagi. Kalo udah boring boleh kok balik duluan." Bujuk Simon.
"Gimana?" Tanya Jacob.
"Atau kamu mau aku antar balik dulu?" Tambahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DESIRE
Romance-4th- WARNING‼️‼️‼️ 21++ 🔥🔥🔥 Kebijakan pembaca sangat dibutuhkan. So, pilih bacaan nya sesuai umur ya..✌🏻 *** Seluruh isi dunia pun tau kalau cinta dan hasrat berada dalam satu lingkaran. Kedua nya adalah suatu hal yang tidak masuk akal. Suat...