DESIRE -16

1.9K 44 8
                                    

💐

Jacob memutuskan untuk mandi sebentar sebelum menemui Agatha, wanita yang masih berstatus istrinya itu.

Meskipun tidak yakin apa tujuan Agatha menyusul dia kesini.
Tapi satu hal Yang Jacob yakini, kedatangan nya tidak akan merubah apapun tentang hati Jacob.

Sad but true ternyata Agatha bukan wanita yang bisa mengisi ruang hati nya juga Bukan wanita yang bisa menjadi pelabuhan terakhir Jacob.

Jacob membiarkan air hangat membasahi seluruh tubuhnya, berharap bisa melarutkan sedikit rasa gundah karena tatapan sedih Zea barusan.

Perlahan, perdebatan sengit antara Jacob dan Agatha beberapa hari sebelum Jacob terbang ke Indonesia memenuhi pikiran Jacob.

...
"Tidak bisa kah kita menghabiskan akhir minggu ini dengan bersantai di sofa? Aku merindukan saat kau tidak tegang sepanjang waktu dan sibuk berkutat dengan laptop juga ponselmu." Akhirnya Jacob lelah dengan semua rutinitas yang selama ini dia lakukan bersama Agatha.

Makan malam sesuai jadwal yang mereka sepakati juga akhir minggu yang membosankan dengan Jacob menonton siaran TV dan Agatha yang sibuk menyiapkan bahan untuk meeting di hari senin.

Bangun pagi dengan hanya ditemani secangkir kopi panas seorang diri.
Makan malam resmi dan pembicaraan yang berputar tidak jauh dari kata saham dan perekonomian.
Jacob hanya ingin sesuatu yang normal.

Jacob bukan pria tanpa ambisi.
Dia memilikinya tapi dia tidak mau hal itu membuat dia hidup tidak bahagia.
Karena ambisi dan kebahagiaan tidak diciptakan untuk saling berdampingan.

"Aku tidak punya waktu untuk bermalas-malasan sayang. 1 menit saja aku mengalihkan fokusku, perusahaan akan kehilangan setidaknya 1juta dollar Singapore." Jawab Agatha yang masih menatap serius laptopnya.

Jacob diam sejenak, coba menarik napas pelan.
Dia berusaha tenang dan bergerak menyentuh pundak istrinya itu.

"Aku hanya merindukanmu. Lepaskan itu sayang. Aku ingin kita menghabiskan lebih banyak waktu bersama." Ujar Jacob seraya mengecup pelan pundak Agatha dan tangannya membelai perut rata Agatha.

"Hentikan, Jac.." ujar Agatha datar dan matanya masih setia menatap layar datar didepan nya.

"Please, baby.. i want you." Goda Jacob seraya menciumi tengkuk leher Agatha.

"Jac! Hentikan. Aku harus menyelesaikan ini." Ujar Agatha tegas tanpa ingin dibantah , Seketika Menyurutkan niat Jacob.

Jacob bergerak kembali kesamping sofa dalam diam.
Hati nya kesal dan dia mulai muak dengan semua ini.
Tapi dia lebih memilih diam.

Mengalah, yah.
Tentu itu yang terbaik yang bisa dia lakukan kan?
Marah? Berontak? Tentu hal itu pernah terbesit dalam pikiran nya.

Tapi dia tidak mau melakukan hal itu, karena bukan seperti itu dia diajarkan untuk memperlakukan seseorang, terutama seseorang yang dia sayangi.

"Dan sekarang kau merajuk seperti anak-anak?" Tanya Agatha akhirnya, berusaha menggoda Jacob yang terlihat tidak senang.

Jacob hanya diam tanpa membalas satu patah katapun.
Matanya tetap menatap layar TV.

"Hey.. ayolah. Stop bersikap seperti anak-anak, ok?" Lagi Agatha coba merayu Jacob.

DESIRETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang