DESIRE

DESIRE - 7

🌻

Jacob membaringkan tubuhnya diatas kasur empuk berbungkus sprei warna navy.

Kamar yang dari kecil dia tempati.
Kamar yang penuh dengan kenangan manis bersama adik sepupu kesayangan nya.

Jacob Menatap langit kamar nya lekat-lekat.
Mencoba menata lagi pikiran gila nya yang hampir saja mengecup bibir indah adik sepupu nya itu tadi.

Hati Jacob yang jenuh dan mulai dingin karena pertengkaran terus menerus antara dia dengan Agatha, wanita yang di nikahi nya 3 tahun lalu pelan-pelan membuat Jacob mati rasa.

Jacob terlalu lelah menghadapi sikap arogan dan apatis Agatha pada rumah tangga mereka.

Yang ada dipikiran wanita itu hanya ambisi dan pencapaian nya dalam kesuksesan perusahaan.
Membuat Jacob terasing dalam rumah tangganya sendiri.

Dulu dimata Jacob, Agatha wanita yang smart, lembut dan mandiri hingga membuat Jacob begitu terpukau dan jatuh cinta pada wanita itu.

Tapi semakin lama ambisi dan sifat workaholic Agatha membuat Jacob lelah.

Terlebih wanita itu sudah sangat jarang mau disentuh olehnya dengan alasan lelah atau stress karena banyak proyek yang harus dia selesaikan.

PAST...

"Bagaimana dengan anak? Kita sudah menikah hampir 3 tahun." Kata Jacob disela-sela makan malam mereka dihotel mewah yang berada ditengah kota Singapore.

Itu rutinitas yang mereka lakukan 1 atau 2 minggu sekali pada malam minggu saat Agatha sedang tidak sibuk dengan urusan perusahaan nya.

Ayah Agatha memiliki perusahan besar yang bergerak dibidang pelayaran dan distributor barang di Singapore.
Sedangkan Jacob bekerja sebagai design grafis sebuah perusahaan yang memproduksi komik dan film-film anime.

"Aku belum memikirkan nya. Tapi kurasa tidak sekarang, Jac..." jawab Agatha yang masih sibuk mengiris potongan daging steak didepan nya tanpa menatap Jacob.

"Tapi aku menginginkan nya.."

"Semua bukan tentang apa yang kau ingin kan saja, sayang.." Agatha terlihat tetap datar dan tenang.

"Tentu. Bukan tentang yang aku ingin kan, juga bukan tentang yang kau ingin kan saja, kan?" Jacob menatap Agatha Intens.

Sesaat Agatha menatap lurus pada Jacob.

Lalu membuka mulutnya," kita masih muda. 5 -10 tahun lagi pun aku masih bisa memberikan mu anak. Jadi untuk apa buru-buru?"

Agatha memang wanita tenang dan pandai mengendalikan diri.
Terbukti dari cara dia merespon kata-kata menuntut dari suaminya itu.

Hal itu mungkin karena Agatha sudah terbiasa memimpin perusahaan ayahnya sejak dia baru berusia 17 tahun.

"5 - 10 tahun? Aku tidak mau mempunyai anak saat pria seumur ku sudah menggendong cucu mereka."

Saat ini Jacob sudah berumur 34 tahun, dan Agatha berusia 28 tahun.

"Kau berlebihan, Jac.. keturunan bukan tujuan utama dari sebuah pernikahan. Kau harusnya tau itu."

"Jadi apa tujuan pernikahan menurut mu?" Tanya Jacob sinis.

"Pendamping hidup, tempat berbagi cerita, berbagi kasih sayang. Banyak..."

"Benarkah? Kau seperti sedang membacakan kutipan kalimat dari sebuah buku tentang pernikahan." Ujar Jacob penuh sarcasm.

"Apa inti dari kata-katamu, hm?"