DESIRE - 25

1.7K 47 9
                                    

Sorry baru upload ya. 3 hri ini lagi gak enak badan. So, Enjoy!😊

💐

"Jac. stop it!" Erang Zea diantara lumatan kasar bibir Jacob yang masih memaksa menerobos masuk ke dalam mulut Zea.

Tanpa mengindahkan perkataan Zea, Jemari Jacob menyusup ke dalam rambut Zea, menekan bagian belakang kepala Zea untuk memperdalam ciuman nya.

Tangan Zea mendorong dada Jacob, tapi tangan Jacob menangkap kedua pergelangan tangan Zea dan menyatukan nya ke atas kepala wanita itu.

"You are mine, Zea. Only mine." Ujar Jacob putus asa.

Bibir nya terus saja melumat bibir Zea.
Tubuh Jacob menghimpit tubuh Zea, hingga rontaan Zea tertahan.
Perlahan, tubuh Zea melemah.
Airmata terasa disela-sela ciuman Jacob, Membuat Jacob tersadar.

Jacob coba mengatur napas nya yang diburu, menjatuhkan kening nya pada kening Zea, hidung mereka masih bersentuhan.

"I'm so sorry, Baby.." sesaat Jacob bergerak, memberi jarak diantara mereka.

Mata Jacob menatap Zea pilu.
Baru kali ini dia bersikap kasar dan marah pada adik kecilnya itu.

Terenyuh, hati Jacob di gerogoti jutaan rasa bersalah.
Salah karena sudah mencium, salah sudah jatuh cinta, salah sudah bercinta dengan adiknya itu.

Tubuh tegap Jacob berangsur mundur dan membeku.
Zea hanya terdiam, airmata tidak henti-henti membasahi pipi pucat nya.

Hanya bunyi detik jam dan suara isak Zea memenuhi keheningan diantara mereka.

"I'm so sorry, Zea.. andai bisa mengulang waktu. Andai bisa.. aku gak mau datang ke Indonesia. Andai bisa, aku gak bakal pernah masuk kedalam hidup kamu." Suara Jacob terdengar lirih, penuh dengan kesedihan.

Mendengar kata-kata Jacob membuat isakan Zea semakin keras.
Zea menutup mulutnya dengan kelima jarinya, berusaha menelan pilu nya.

Jacob bergerak mendekat, jarinya menarik dagu Zea. Ibu jarinya mengusap airmata yang menetes disana.

"Shh.. Please, don't cry. Aku gak mau buat kamu sedih. Kalo aku gak bisa buat kamu bahagia. Aku harap aku juga bukan orang yang buat kamu sedih, cotton candy." Jacob berusaha tersenyum menghibur.

Zea masih terdiam seribu bahasa.
Dia tidak punya apapun untuk dikatakan.

Dia tidak tau apa yang bisa dia ucapkan untuk bisa buat perasaan dan keadaan menjadi lebih baik.

"Tidur lah. Jangan pergi. Ok? Biar aku yang pergi." Jacob memaksakan senyum nya.

"Goodnight, cotton candy." Jacob mengecup puncak kepala Zea, menyesap wanginya dalam-dalam.

Hati nya tidak pernah lebih Nyeri dari saat ini. Bahkan ini terasa lebih mengerikan dari saat dia dan Agatha bertengkar hebat.

Zea bisa Merasakan kecupan Jacob bagai salam perpisahan, Seperti ini akan menjadi saat terakhir mereka bertemu.

"Don't do this, Jac.." mohon Zea lemah. Hanya itu kata yang bisa Zea ucapkan.

"Do what, cotton candy?" Jacob menarik dagu Zea, wajah mereka sejajar.

"Like you will leave me And we will never meet again."

Jacob tersenyum simpul, lalu memeluk erat tubuh Zea.

"Aku harap kamu selalu bahagia, beautiful. Jangan pernah sedih lagi. Ok? Kamu harus tau, Kamu itu cantik banget kalo lagi senyum." Goda Jacob coba menetralisir sakit yang teramat dihati nya.

Zea menangis dalam diam.
Wajahnya tenggelam didalam dada Jacob, tangan nya Memeluk tubuh Jacob erat.

Cukup lama sampai akhrinya Zea berkata.
"Jac... i want you, Now." Zea menatap iris haselnut Jacob yang membulat mendengar permintaan nya.

"Zee.. aku gak mau lakuin apapun yang akhirnya bakal kamu sesali lagi."

"Kamu gak mau?"

"Demi Tuhan, aku mau. Aku juga sangat menginginkan kamu, Zee. Lebih dari apapun yang pernah aku mau selama aku hidup."

Tanpa membalas kata-kata Jacob, Zea memungut bibir Jacob terburu-buru, Seakan dia akan kehabisan kesempatan untuk itu.

"Zee.." ucap Jacob disela-sela ciuman panas Zea.

"Please, i want you now Jac. Please." Mohon Zea.

Jacob menarik tubuh Zea, menggendong tubuh mungil wanitanya itu tanpa melepaskan bibir mereka yang masih sibuk bertaut.

Membawa nya menuju ke kamar, meletakkan tubuh Zea keatas kasur brrbalut mint pastel dengan lembut tanpa melepas pangutan bibir mereka.

Zea dan Jacob saling menatap sesaat, seraya bergerak saling membuka penutup tubuh mereka.

"Aku akan memberikan apapun untuk bisa memiliki kamu seutuhnya, Zee.. I'm promise." ucap Jacob lembut penuh makna.

Zea hanya diam, menatap mata Jacob lamat-lamat.
Andai bibirnya bisa berkata, dia ingin meneriakkan kata cinta pada pria yang ada didepan nya itu.

Menumpahkan semua rasa yang dia miliki untuk Jacob, tapi lidah nya terasa kelu ketika sesaat bayangan Hugo dan Timmy hadir dibenak nya.
Membuat Zea harus menelan semua yang harusnya dia ucapkan.

Kecupan basah Jacob pada puncak payudara Zea, menarik Zea dari perdebatan batin nya.
Bibirnya hanya bisa mengeluarkan desahan nikmat, jari-jari tangan nya meremas lembut rambut Jacob, menekan kepala belakang Pria itu supaya memperdalam kuluman nya pada puncak payudara Zea yang sudah menegang.

"Jac.. " rintih Zea.

"Hmm?" Jawab Jacob disela kuluman nya.

Zea menarik kepala Jacob, menatapnya sedetik lalu mencium bibir cinta nya itu.

Zea bergerak dan memposisikan tubuhnya diatas tubuh telanjang Jacob.
Bisa Zea rasakan bagian tengah tubuh Jacob mengeras diantara paha nya.

Zea mengecup leher, dada sampai perut berotot Jacob, jari-jarinya membelai lembut pinggang sampai pada kekerasan Jacob, dengan gerakan pelan Zea memijat pelan bukti gairah Jacob lalu membawa benda itu kedalam mulutnya, di sertai dengan erangan dari bibir Jacob.

"Ohhh.. Zee..." erang Jacob saat lidah Zea sibuk mengisap dan menjilat bukti gairah Jacob.

Cukup lama sampai paha Jacob menegang, gerakan Zea yang masih memanjakan inti diri Jacob berhasil membuat lolongan kecil Jacob mengisi ruangan kamar Zea.

"I want all of you, Zea." Ucap Jacob seraya menarik Zea hingga wanita itu sekarang sudah berada dibawah tubuh telanjang Jacob.

Jacob melumat bibir Zea yang masih terlihat berantakan setelah menyesap habis bukti gairah Jacob barusan lalu mengarahkan kekerasan nya dan mengisi Zea dengan satu hentakan pasti membuat Zea merintih nikmat.

"Ohhh.. Jac..."

-TH-

DESIRETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang