DESIRE - 13

2.4K 50 14
                                    

🍂

"Jac jangan pergi ya.. please." Mohon Zea dalam isak tangis.

"Gak boleh cengeng gitu. Udah gede.. aku kan gak pergi selamanya, cotton candy." Jacob mendekap adik kecil nya itu didalam pelukan nya.

Sudah 1 minggu ini Zea mengurung diri dikamar. Hanya Jacob yang di ijinkan masuk kesana.

"Gak mau! Nanti kamu bakal lupa sama aku. Kamu pasti sibuk sama teman baru, pacaran sama cewek-cewek bule yang cantik-cantik!" Dengus Zea dalam isak.

"Heh. Aku kuliah bukan nguber cewek. Posesip banget ini anak manis. Gimana Kalo nanti aku mau pacaran, aku minta ijin kamu dulu. Deal?"

"Gak bakal pernah aku ijinin!"

"Ya udah kalo gitu gak pacar-pacaran deh sampe kamu ijinin. Okay?" Rayu Jacob.
"Sekarang makan dulu. Nanti sakit." Tambah Jacob seraya menarik piring dari nakas samping ranjang Zea.

"Sampai kiamat aku gak bakal ijinin!" Endus Zea membuang muka.

"Ya udah. Sampe kiamat aku gak bakal pacaran. Oke? Sekarang habisin dulu. Besok gak kuat loh jalan, kan besok mau antar aku ke bandara."

"Aku gak mau kamu pergi, Jac.." mohon Zea lirih.

"Heyy.. kan aku udah janji. Telp kamu tiap hari, videocall, chat, pulang tiap libur. Okay? Dan ingat janji kamu, makan tepat waktu, gak boleh sedih-sedih, semangat sekolahnya, dan jangan pacaran. Awas ya sembarangan pacaran."

"Emang kalo aku pacaran kenapa? Kamu cemburu?"

"Kan aku gak ada disini, aku gak bisa liat siapa cowok yang mau deketin kesayangan aku ini. Ya gak bole lah."

"Kalo kamu lupa videocall aku. Aku bakal mogok makan pokoknya. Kalo kamu sibuk sendiri, aku bakal pacaran sama sembarang cowok." Ancam Zea masih cemberut.

...

"Hahahaa.. kalo diingat lagi kamu memang judes ya dari dulu, posesif lagi." Jacob tidak bisa menahan senyum nya mengingat bagaimana posesif nya Zea dulu.

"Itu kan dulu." Protes Zea.

"Emang sekarang udah gak posesif?"

"Gak. Biasa aja."

"Masa sih? Berarti boleh nih aku deket-deket cewek lain?" Goda Jacob.

"Bukan aku yang marah, paling kak Agatha." Zea membuang mukanya kesal.

"Dia gak ada waktu buat cemburu sama aku, sarapan berdua aja gak ada waktu." Jacob mencoba memaksakan senyum.

Membuat Zea memandang nya.
Zea sangat mengenal Jacob, saat dia sedih, atau sedang ada masalah. Apapun.
Walau sekarang bibir Jacob berhasil menyunggingkan senyum, Zea tau pasti hati pria itu terluka.

"Jadi mau deket-deket cewek lain nih? Dasar, Ganjen!" Ujar Zea coba mengalihkan pembicaraan.

"Boleh apa gak?"

"Terserah." Zea membalikan tubuhnya membelakangi Jacob yang tertawa lepas.

"Posesif." Ejek Jacob sambil mendekap erat punggung wanita nya.

....

Bunyi dering ponsel memekik telinga Zea yang masih enggan pergi dari lelapnya.
Tapi suara dering ponsel itu tidak putus-putus mengisi pendengaran nya dengan brutal.

Zea mengerjap mata nya beberapa saat, menggosok matanya, diam sejenak memperhatikan tempat dimana sekarang dia berada.

Gorden abu-abu tua, selimut putih, dan Jacob yang masih terlelap didalam selimut Bersama nya.

DESIRETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang