DESIRE - 27

1.6K 38 8
                                    

💐

Jacob bergerak gelisah di ruang keluarga, perhatian nya teralih saat mendengar suara kaki dilantai tangga, ia harap itu mungkin Zea.

Hugo.

Hugo terlihat menatap nya tajam dan berlalu melewati Jacob sampai tangan Jacob menarik lengan Hugo.

"Ini bukan salah Zea. Ini salah ku, dude."Ucap Jacob

Hugo hanya berlalu tanpa berniat membalas perkataan Jacob, hati nya terlalu kecewa dan sedih.
Bicara pada kakak ipar nya itu hanya akan membuat nya kehilangan kendali.

"Hugo.." panggil Jacob, tangan nya kembali menahan lengan Hugo.

"Get off!" Ucap Hugo dengan rahang mengetat.

"Kau berhak marah. Bahkan kau bisa lakukan apapun padaku. Tapi kumohon. Jangan marah pada Zea."

"Ya. Seharusnya aku menghajar atau bahkan membunuhmu sekarang!"

"Tentu.. aku pantas untuk itu. Tapi, kau harus tau Zea tidak bersalah."

Hugo menepis tangan Jacob tegas.

"Pengkhianatan tidak memilih siapa yang bisa disalahkan. Harusnya kalian tau perbuatan kalian akan melukai banyak orang!" Lagi, Ucap Hugo tajam.

"Aku mencintai Zea. With all my heart."

"Kau mencintainya? Hahh!" Hugo tersenyum sinis.

"Kau tau? Dari semua omongkosong ini, percayalah. Dia satu-satunya yang paling menderita saat ini." Hugo berusaha menekan suaranya setenang mungkin, lalu menepis kasar cekalan tangan Jacob pada lengan nya.

Jacob membisu, dia tidak bisa menemukan kata-kata apapun untuk membalas perkataan Hugo yang memang benar ada nya.

"Tinggal lah bersama Zea, aku yang akan pergi."

"Yang terjadi padaku dan Zea bukan urusanmu, terlebih Kau tidak pantas meminta apapun dari ku, kau tau?" Bentak Hugo lalu berlalu pergi dari tempat itu.

Rasa bersalah semakin besar menabrak hati Jacob. Keyakinan nya untuk mengungkap semua ini perlahan ambruk.

Hal yang dia yakini benar ternyata membuat wanita yang dia cintai begitu menderita. Ternyata cinta dan keegoisan nya membawa semua ini keujung jurang yang akan membuat orang disekitarnya hancur.

Jacob tau sejak awal semua itu salah. Tapi sedikit pun Jacob tidak mau lagi menepis perasaan nya meskipun harusnya ia tau semua akan berakhir seperti ini.

Beberapa saat tidak yakin akhirnya Jacob pergi ke kamar Zea, disana Zea terlihat sedang menangis diatas kasurnya.

"Zee.." panggil Jacob pelan.

"Jangan sekarang, Jac. Please..." mohon Zea.

Dia terlalu bingung sekarang dan hancur. Memikirkan bagaimana nasib Timmy nanti nya setelah semua ini membuat Zea semakin kacau.

"Cotton candy.." Lagi Jacob memanggil berharap bisa menenangkan Zea.

Meskipun tidak bisa berbuat banyak, Jacob harap bisa sedikit saja membantu Zea melampiaskan kesedihan nya.

DESIRETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang