DESIRE-17

1.8K 41 10
                                    

💐

Jam sudah menunjukan pukul 2 siang saat Jacob dan Agatha sudah berada dikamar suite hotel Kempinski yang Agatha tempati.

Sebelum turun memasuki kamar itu Jacob sempat mengirimi Zea pesan.

Cotton candy : Will see you soon💞.

Lalu memasukan ponselnya kembali kesaku celana jeans biru nya.

"Apa yang mau kau bicarakan?" Tanya Jacob sesaat setelah dia dan Agatha duduk di sofa cream berbentuk U.

"Aku mau kita baik-baik aja, Jac.. kita tidak bisa terus berjauhan. I miss you so much." Agatha menyentuh tangan Jacob dan menggengam nya penuh harap.

"Maaf. Tapi kalo kau mau aku menjawab sekarang. Aku masih tetap pada keputusan ku. Tanpa kau sadari api itu sudah padam, bahkan sebelum kita berdua menyadarinya."

"No. No. Please baby. Aku akan memperbaiki nya."

"How? Kau mau melepaskan perusahaan mu demi aku?" Jacob menatap wanita didepan nya intens.

"Tidak. Tapi aku akan berusaha mengatur waktu jadi aku bisa lebih banyak menghabiskan waktu bersama mu. Aku berjanji."

Jacob menghela napas pelan.

"Bagaimana dengan seorang anak?"

"Kenapa kau terus membahas masalah itu?" Suara Agatha meninggi.

Jacob selalu tidak mengerti kenapa Agatha selalu saja kesal dan marah setiap Jacob menyinggung tentang masalah anak.

"Dan Kenapa kau selalu saja kesal setiap aku membahas hal itu? Hm?"

"Kita sudah sepakat tentang hal itu. Aku hanya lelah kau selalu memaksaku memiliki seorang anak." Agatha mengedus pelan.

"Kapan? Ini sudah 3 tahun. Aku hanya ingin memiliki seorang anak. Aku tidak tau kalo hal itu salah dimata mu."

"Tidak. Aku tidak bilang itu salah. Hanya bukan sekarang, Jac. Tidak dalam waktu dekat."

"Why? Kau tidak ingin memiliki anak dariku? Tolong, Katakan alasan nya."

"Tidak. Hanya tidak sekarang." Agatha memalingkan wajahnya.

"Katakan atau aku pergi." Tuntut Jacob.

Agatha diam sesaat seperti memikirkan sesuatu.
Dan sedetik kemudian membuka mulutnya.
"Bagiku anak hanya sebuah penghalang..." Agatha meneliti ekspresi Jacob yang seketika membulatkan matanya mendengar perkataan wanita itu.

"Penghalang?" Ulang Jacob dengan nada tidak percaya.

"Ya.. aku hanya tidak mau berakhir jadi wanita yang hanya tinggal dirumah dengan kesibukan mengurusi anak 24 jam dan tidak menghasilkan apapun."

"Wow. Pengakuan mu benar-benar membuatku terkejut." Jacob mengusap keningnya seraya tertawa sumbang.

"Aku sudah mengatakan alasanku, Jac. Kumohon. Mengerti lah. Aku hanya belum siap." Agatha coba membela diri.

"Aku hanya tidak menyangka, dengan wawasan luasmu dan pencapaian mu yang luar biasa sebagai wanita, kau bisa berpikir sesempit itu." Jacob menggeleng meremehkan.

"Apa madsudmu?!" Tanya Agatha kesal.

Agatha selalu saja kesal jika ada yang meragukan dirinya tidak terkecuali Jacob.

"Nothing." Jacob menyandarkan tubuhnya ke sofa.

"Jadi semua baik-baik saja sekarang? Aku lega kita sudah membicarakan ini, baby.." Agatha mendekat kewajah Jacob ingin mengecupnya.

DESIRETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang