Bagian 36

4.1K 228 5
                                    

Rey membuka kedua bola matanya yang masih terasa berat, namun usapan lembut di rambut hitamnya membuat Rey berusaha membuka matanya. Haissh siapa yang berani mengganggu tidurnya di pagi buta seperti ini?

Laki-laki itu mengulum senyumnya. Kekesalannya menguap seketika setelah melihat siapa pelakunya.

"Pagi!" Sapa perempuan yang sangat familiar di mata dan di hatinya.

"Pagi." Kata Reynand, dikecupnya tangan mungil nan halus milik Kiyara. Sepertinya Reynand ketiduran di rumah ini semalam. Jika orang tua Kiyara tau mungkin Reynand akan dinasehati mati-matian.

"Kak, bangun cepetan! Anterin aku ke rumah Sesil!" Rengek gadis itu.

"Ngapain kesana?" Tanya Reynand merubah posisinya menjadi duduk dan menghadap perempuan yang mencebikkan bibirnya itu.

"Main." Kata Kiyara pelan.

"Tumben?" Tanya Reynand.

"Aku mau ma-"

"PAGI SEMUANYA!" Ucapan Kiyara terpotong begitu saja oleh kehebohan kakak laki-lakinya. Laki-laki yang bernama Sean itu kini menghempaskan tubuhnya pada sisi kasur yang kosong.

"Jangan teriak, ini bukan hutan." Kata Reynand mendengus sebal.

"Siapa yang bilang ini hutan? Anak kecil umur lima tahun pun juga ngerti kalau ini rumah." Ujar Sean mengerlingkan sebelah matanya ke arah Reynand.

Reynand memutar bola matanya jengah.

"Bangun yuk! Sarapan." Ujar Sean melangkah meninggalkan kedua orang tersebut.

"Dia kesini cuma buat ngajak sarapan?" Tanya Rey tak percaya.

"Ih! Emang nyebelin itu kakak satu!" Ucap Kiyara.

"Kamu cepet mandi kak, aku ke bawah." Ucap Kiyara lagi.

Reynand mengangguk, sepertinya mandi di pagi hari tidaklah buruk untuk hari ini. Apalagi ajakan Kiyara untuk main ke rumah Sesil, tidak ada pilihan lain selain menuruti keinginan Kiyara dan dengan senang hati Rey akan menyanggupinya.

"Kak, kakak kemana aja selama aku di rumah sakit?" Tanya Kiyara sembari menatap Sean yang masih lahap memakan masakan bi Sarti. Sebenarnya masakannya sederhana saja hanya tumis kankung dan tempe goreng beserta telur yang di dadar diirisi bawang putih, bawang merah dan cabai. Masakan yang seperti itu yang kini membuat Sean mengabaikan Kiyara.

"Kakak!" Ketus Kiyara membuat Sean mengernyitkan dahinya keheranan.

"Apa?"

"Kakak kemana aja sih selama aku di rumah sakit?" Tanya Kiyara ulang, tangannya meraih piring Sean yang masih tersisa nasi setengah piring.

"Oh itu, jalan-jalan ke Singapura. Sini balikin!" Kata Sean.

"Kakak ini gimana sih, aku sakit malah kakak jalan-jalan." Protes Kiyara.

"Ya maap." Ucap Sean.

"Maap gundulmu!" Ketus Kiyara.

"Kok lo jadi kasar begitu dek?" Tanya Sean.

"Suka-suka aku lah!" Kiyara menyilangkan kedua tangannya di depan dadanya.

"Buset dah! Dada tepos begitu dipamerin." Goda Sean.

Laki-laki itu ngakak membayangkan betapa adiknya itu sangat mungil.

"Kakak!" Pekik Kiyara.

Plak!

Satu tamparan mengenai pipi Sean, siapa pelakunya? Tentu saja Kiyara.

Sean memegangi pipinya yang terasa nyeri, tamparan adiknya benar-benar keras.

"Kok lo kasar sih!"

"Hehehe ... Tadi ada nyamuk." Alibi Kiyara.

"PAGI KAKAK KESAYANGAN!"

Belum hilang kekesalan Sean kini Rey datang dan menambah segalanya. Makin buruk saja hidupmu Sean.

"Pagi pagi pala lo! Nih pacar lo baru aja nampar pipi gue!" Sean mendengus sebal.

Rey duduk di sebelah Kiyara dan mengusap rambut hitam legam itu lembut. Apalagi si polos itu terang-terangan menatapnya dengan takut-takut. Mungkin takut dimarahi?

Di sisi seberang Sean tersenyum kemenangan ketika melihat ekspresi adiknya yang ketakutan. Rasain, makanya jangan ngelawan kakakmu yang tukang ngadu ini


Tapi .....



















"Kerja bagus sayang, lain kali jangan cuma ditampar kamu tendang aja sekalian."

Pluk!

Sendok yang Sean pegang jatuh begitu saja setelah mendengar penuturan Reynand. Apa-apaan si sinting itu? Batinnya.

Brak!

"Wah nggak bener lo!" Sean menggebrak mejanya.

Sean mendengus sebal saat Kiyara melemparkan tatapan mengejeknya. Wah benar-benar ya!

"JANGAN AJARIN ADIK GUE YANG NGGAK BENER YA REY!"

"APAAN SIH LO SEAN! TADI KAN CUMA BERCANDA!"

"HEH REYNAND! LO ITU BISA BAWA PENGARUH BURUK BUAT ADIK GUE!"

"DIH! KAYAK ELO SUCI AJA! LAGIAN NGGAK BISA DIAJAK BERCANDA BANGET SIH LO!"

"HALAH TERSERAH LO DEH SESAT!"

"APAAN SIH LO SEAN! DASAR SETAN!"

"NGGAK ADA SETAN YANG SEGANTENG GUE YA BAPAK REYNAND!"

"YAUDAH, KALAU GITU LO KAMBING! DASAR KAMBING!"

"KALAU GUE KAMBING, EMANGNYA ELO APAAN!"

"YANG SOPAN LO SEAN SAMA YANG LEBIH TUA!"

"HARUSNYA ELO YANG SUNGKEM KE GUE, KARENA GUE CALON KAKAK LO!"

"NGGAK SUDI GUE SUNGKEM!"

"NGGAK GUE RESTUIN ELO SAMA ADIK GUE!"

"DIH SIAPA ELO PAIMIN!"

"HALAH KAL-aw!

"Aduh sakit sayang."

"DIAMMMM!!!! KALIAN BISA DIEM NGGAK!"

Bagus, Kiyara berani menjewer kedua telinga dua orang itu dan anehnya kedua manusia yang berbadan kekar yang tadinya saling mengejek itu langsung terdiam seketika.

"Kalian itu kalau ketemu ribut mulu! Nanti kalau besar mau jadi apa!" Judes Kiyara sembari melepaskan telinga keduanya.

"Gue sih udah besar, emangnya el-awww! Sakit Kiyara." Sean mengaduh lagi karena tangan Kiyara memelintir telinganya. Sean yakin telinganya akan memerah.

"Rasain lo." Ejek Reynand.

"KAK REY JUGA DIAM!"

***
HAI HAI HAI

.

OKE PART INI GAJE SYEKALI YA?
.

Oh iya kalian tim mana nih? Tim gantengan Reynand atau gantengan Sean?
.
Tim cantikkan Kiyara atau cantikkan Sesilia?
.
Tim gantengan Mahen atau gantengan Kevin?
.
Kalau aku sih tim gantengan Reynand, gantengan Sean, cantikkan Kiyara, cantikkan Sesilia, gantengan Mahen, gantengan Kevin hehehe

CHILDISH GIRLFRIENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang