Bagian 11

10.9K 487 0
                                    

Kiyara sampai di rumah sakit yang cukup besar, setelah membayar ongkos sang ojek Kiyara langsung bergegas menuju ruangan Kenanga 4. Dalam perjalanan Kiyara sempat membeli buah untuk Rey. Gadis itu celingak celinguk mencari ruangan Kenanga 4.

"Ki."

Kiyara menoleh orang yang memanggilnya.

"Tante kak Rey dimana?" Tanya Kiyara.

"Mata kamu kok sembab nak kamu nangis? Maafkan kelakuan anak tante ya sayang?" Ucap mama Reynand.

"Tante Melati nggak usah ngomong gitu Kiyara udah maafin kak Rey kok hiks."

Gadis itu memeluk Melati meluapkan segala luka, kekhawatiran, rindu dan sebagainya kepada mama Reynand.

"Kiyara sayang tante, tante jangan mau ya punya mantu selain Kiyara." Ujar gadis itu.

Sontak Melati terkekeh mendengar penuturan Kiyara, gadis itu memang polos menurutnya maka Melati menyayangi Kiyara. Gadis itu tidak neko-neko dan ia memang tidak punya anak perempuan.

"Nggak kok Ya, tante kan udah jatuh cinta sama kamu." Ujar Melati mengusap rambut Kiyara penuh sayang.

"Tapi tante Kiyara udah putus sama kak Rey." Ujar Kiyara menunduk.

"Itu bisa diatur."

Lalu keduanya terkekeh, Melati mengantar Kiyara ke ruangan Reynand.

"Masuk aja nak, tante mau keluar dulu." Ujar Melati.

"Iya tante."

Ceklek!

Kiyara membuka pintu ruang rawat inap di depannya. Ia membulat mengetahui kepala Rey diperban dan lengannya juga. Kiyara menatap kaki Rey yang juga diperban.

"Kak Rey." Panggil Kiyara.

Orang bernama Rey itu menatap ke arah pintu ruangannya dan mendapati Kiyara yang berjalan ke arahnya.

"Kamu udah sembuh?" Tanya Reynand menatap mata Kiyara yang berembun. Gadis itu menaruh buah bawaannya pada meja dan duduk di kursi yang disediakan.

"Kak Rey jahat hiks ... " Pipi Kiyara basah oleh air matanya sendiri. Rey terkejut, hatinya berdesir menyaksikan Kiyara menangis untuknya.

"Ma..af."

"Kenapa kak Rey masuk rumah sakit? hiks kenapa kak Rey nggak bilang kalau kak Rey masuk rumah sakit sama Kiyara? Hiks hiks hiks Kiyara udah nggak penting lagi ya buat kak Rey?" Gadis itu menyeka air matanya.

"Ki, jangan nangis karena aku ... Aku nggak pantas buat kamu tangisin ..  Aku udah buat kamu kece-"

Grep!

Kiyara memeluk erat tubuh yang sedang terbaring itu. Gadis itu takut jika Rey kenapa-napa.

"Aku takut kak Rey kenapa-napa, Yaya nggak bisa hidup tanpa kak Rey." Ucap Kiyara.

Hati Rey menghangat, diusapnya rambut hitam panjang milik Kiyara. Ada rasa lega terbersit di hatinya.

"Aku minta maaf Ki."

"Aku udah ngecewain kamu."

"Kamu boleh nampar aku, tonjok aku sepuasnya, asal kamu nggak ninggalin aku."

"Yaya emang kecewa sama kak Rey, tapi Yaya cinta sama kak Rey ... " Ucap Kiyara.

Gadis itu menatap Rey setelah ia melepas pelukannya.

"Yaya nggak mau putus sama aku?" Tanya Rey menggenggam tangan Kiyara meskipun tangannya masih sakit.

Kiyara menggeleng.

"Kiyara nggak mau kak Rey sama kak Dara, kak Rey cuma punya Kiyara." Ujar Kiyara.

"Dan Kiyara cuma punya Rey seorang." Imbuh Reynand.

Kiyara mengangguk.

"Kak Rey aku bawa buah buat kamu." Ujar Kiyara.

"Jeruk?"

Kiyara mengangguk.

"Aku kupasin ya?"

Reynand mengangguk.

"Mata kamu kenapa bengkak gitu sayang? Kamu harus jaga kesehatan." Ucap Rey.

"Yaya gini juga karena kak Rey." Ucap Kiyara.

Rey merasa bersalah ? Jelas! Pria itu menghela nafasnya.

"Maaf yaya?"

Kiyara menyodorkan potongan jeruk yang dikupasnya di depan mulut Rey.

"Kiyara kangen nyuapin kak Rey." Gadis itu nyengir.

Reynand terkekeh sejenak dan menerima potongan itu dengan baik lalu mengunyahnya.

"Aku juga kangen sama pipi kamu." Ucap Rey.

CHILDISH GIRLFRIENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang