Bagian 41

8.2K 339 35
                                    

Dua hari setelah pemakaman Leoni

"Dek, kok makannya dikit banget?" Tanya Sean.

Kiyara, gadis itu menggeleng pelan setelah menyelesaikan makan paginya yang bisa dibilang lumayan sedikit.

"Biasanya kamu makan banyak." Kata Sean lagi.

"Aku udah kenyang."

Kiyara beranjak ke kamarnya meninggalkan Sean sendirian di meja makan.

Sean menghembuskan nafasnya kasar, "gue harus telpon Rey nih kayaknya."

Sean menekan nomor Reynand di layar hapenya, cowok itu sebenarnya sudah rapi dengan seragam dan sepatunya, hanya saja melihat adiknya seperti itu ia jadi kepikiran.

"Halo!"

"Kenapa bang?"

Sean mendengus sebal, "bang pala lo kotak!"

"Ya udah ya udah, kenapa ngab?"

"Adek gue murung terus, sini lo hibur dia bikin dia balik kayak biasanya."

"Dia masih sedih bang? Ya gue nanti kesana deh."

"Eh, elo nggak sekolah nanti?"

"Bolos gue."

"Tai bener lo! Mentang-mentang bukan ketos lagi jadi seenak jidat lo sendiri."

"Bacot."

Tut!

Sean baru akan membuka mulutnya, namun panggilan sudah dimatikan secara sepihak.

"Nasib cogans yang terdzolimi." Gumam Sean kemudian melahap nasgor buatan bi Sarti yang masih hangat dan nyaman di perut wkwwkk.

                              ****
Reynand datang ke rumah Kiyara membawa dua boneka yang disukai oleh pacarnya itu. Boneka koala berwarna biru muda yang membuat semua orang gemas dan ingin memilikinya dan boneka warna merah muda berbentuk kelinci yang Rey yakini Kiyara sudah punya banyak.

"Kiyara." Panggil Reynand.

"Hmm.."

"Aku masuk ya?" Ucap Rey lagi.

"Iya."

Ceklek!

"Lagi ngapain?" Tanya Reynand saat pertama kali memasuki kamar Kiyara. Perempuan itu seperti tengah melihat sebuah album foto.

"Lihat foto." Ucap Kiyara.

Rey menaruh bonekanya di atas meja gadis itu kemudian mendekat, ikut bergabung, duduk di kasur luas Kiyara.

"Masih sedih?" Tanya Reynand memeluk pinggang Kiyara dari belakang. Membuat Kiyara sedikit melirik pada wajah tampan itu.

"Apa kepergian Leoni itu salahku?" Tanya Kiyara.

Reynand langsung menggeleng.

"Apa temen-temen bakal marah terus nyalahin aku kak?" Tanya Kiyara lirih.

Tanpa disadari tetesan bening mulai membasahi pipi tembam Kiyara.

"Hiks... Aku nggak tau kalau akhirnya bakalan begini, semuanya pasti nyalahin aku." Ucap gadis itu melepaskan diri dari kurungan Reynand dan menatap cowok itu sembari mengusap air matanya.

"Ya.. Ini semuanya udah takdir, ini bukan salah kamu... takdir itu nggak bisa ditolak dan nggak bisa diminta." Ucap Reynand tersenyum tulus.

Tangan cowok itu menghapus air mata Kiyara yang masih turun dengan derasnya di pipi Kiyara.

"Tapi mereka semua pasti nyalahin Kiyara." Kata gadis itu.

"Nggak akan, selama ada aku nggak akan aku biarin seseorang buat kamu sakit, buat kamu cemas, buat kamu nangis begini. Aku nggak suka, tau." Ucap Reynand.

Gadis itu mengelap ingusnya, "janji ya nggak bakalan ninggalin aku?"

"Iya...."

"Mau dipeluk!" Rengek gadis itu sembari merentangkan kedua tangannya.

Rey gemas, "sini."

Hap!

"Hmmm.. Kak Rey wangi banget." Ucap gadis itu mengendus-endus bau yang menguar dari pakaian cowok itu.

"Ya kalau bau ayam kamu jadi nggak suka nanti." Ucap Reynand.

"Aku sayang deh sama kakak." Kata Kiyara lagi.

Bukannya mengendurkan dekapannya, tetapi Kiyara makin mengeratkannya.

"Udah tau kan aku ganteng." Ucap Reynand terkekeh pelan.

"Pede banget sih, orang masih gantengan suami halu aku." Kata Kiyara.

"Jongkok?" Beo Reynand.

Plak!!!

"Jeon Jungkook!" Teriak Kiyara yang sudah melepaskan dirinya setelah menggeplak lengan Reynand.

"Ya maap aku kan nggak tau." Reynand mengusap lengannya yang terasa panas sembari mengerucutkan bibirnya.

"Uluh uluh pacar siapa ini kok kiyud bangettt?"

Kiyara mencubiti kedua pipi Reynand, benar-benar gemas dengan raut muka Reynand yang sedang lagi pengen dimanja.

"Oh iya aku bawain sesuatu loh buat kamu." Kata Reynand.

"Apa!" Bagus, Kiyara mulai antusias.

"Noleh ke belakang." Titah Reynand.

Kiyara patuh kemudian menoleh ke belakang.

"AAAAAAA!!!!! KOLEKSI BARU AKU!"

Kiyara turun dari kasurnya setengah berlari. Bahagia sekali ketika mendapatkan hadiah yang kita inginkan apalagi dari orang yang paling kita sayangi.

Grep!

"Aaa, gemessss..." Kata Kiyara memeluk kedua boneka itu.

Reynand menggelengkan kepalanya pelan, Kiyara  mirip sekali dengan anak kecil.

"Selamat datang di kamar aku!" Teriak gadis itu.

"Jangan teriak, Kiyara." Ucap Reyand memperingati Kiyara yang masih kegirangan ditempat.

"Biarin, aku lagi seneng." Ujar Kiyara.

Reynand mengulum senyumnya.

"Kiyara." Panggil Reynand.

"Hmmm."

"Ki..."

"Apa!"

"Tunangan sama aku mau?"

    ***
Yuhuuuuu gaessssssssss

Ini happy ending ya!

Gimana perasaan kalian sejauh ini?

Apa kalian suka dengan cerita gaje ini?

Apa kalian mau kalau ada sequel dari Childish Girlfriend?



Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 08, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

CHILDISH GIRLFRIENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang