Bagian 22

7.6K 382 35
                                    

Reynand masih tetap setia menatap mata Kiyara yang terpejam itu. Hatinya tercabik-cabik sakit, jika ia boleh menggantikan posisi Kiyara sudah pasti ia mau. Ia sudah tidak peduli lagi dengan kondisinya yang lebam karena tonjokan Sean. Ia juga belum makan, tapi kekasihnya juga belum makan kan?

"Ki ... Kok lo bisa kayak gini?"

Entah sejak kapan Mahendra, Sesil, Sandra dan Kevin sudah berada dalam satu ruangan yang sama.

"Bangun ki ... Hiks ... Lo kan adek gue yang paling kuat ... Hiks ... Lo salah apa sih sampai ada yang lakuin ini semua ke elo? Hiks ... Jahat banget, pokoknya lo nggak boleh tinggalin gue hiks ... "

"Ki ... Bangun ya gue sepi kalau nggak ada celotehan lo."

Sesilia menangis keras di pelukan Mahendra. Sedangkan Mahendra mengusap-usap punggung Sesil sembari sesekali mengecupi puncak kepala gadis itu.

Sandra? Dia menangis, tapi tanpa suara. Sesak hati Sandra mengetahui bahwa sosok polos yang selama ini memancarkan kehangatannya tumbang bahkan kritis. Sandra mengusap air matanya kasar, ia bukan wanita lemah.

"Mau nangis di pelukan gue?" Dingin Kevin.

Sandra mengangguk.

"Kita keluar, jangan disini kasihan Kiyara." Ujar Kevin menginterupsikan ketiga temannya untuk keluar menyisakan Reynand yang diam seribu bahasa.

"Bangun Ki ... " lirihnya menggenggam tangan mungil Kiyara.

"Aku cinta sama kamu, kamu jangan tinggalin aku."

"Tolong bangun." lirihnya.

Air matanya merembes lagi, bukankah Reynand cengeng? Tidak untuk saat ini ia tak cengeng.

Ceklek!

Reynand mengusap sisa air matanya begitu melihat Azka yang menuju ke arah Kiyara.

"Pa ... " Ucap Reynand.

"Rey, papa mau izin sama kamu ... " Ujar Azka mengusap rambut putrinya dengan mata berair.

"Mau izin apa pa?" Tanya Reynand menatap Azka.

"Papa mau bawa Kiyara berobat di luar negeri, kamu setuju?" Tanya Azka.

Reynand mematung.

Luar negeri?

"Rey boleh ikut?" Tanya Reynand.

"Kamu harus sekolah Reynand." Ujar Azka meminta pengertian.

"Reynand mau ikut pa." Ujar Reynand tak peduli dengan air matanya yang mengalir di depan Azka.

"Kamu harus sekolah Reynand."

"Papa mau misahin aku sama Kiyara kan?" Tuduh Reynand. Iya, Reynand tau bahwa ia yang tidak becus menjaga Kiyara. Ia tau ia bodoh, ia tau itu.

"Nggak, kamu bisa tanya keadaan dia lewat Sean, saya dan istri saya Rey." Ujar Azka.

"Reynand jahat ya pa? Papa udah nggak percaya lagi sama aku? Maaf ya pa, Rey nggak becus jagain Kiyara. Papa marah kan sama aku makanya papa mau pergi dan bawa Kiyara dari hidup Rey?"

"Rey, papa janji akan mempertemukan kamu dengan Kiyara. Tapi untuk saat ini biarlah Kiyara dapat pengobatan terbaik. Kamu mau dia selamat kan?"

Reynand mengangguk.

"Boleh papa bawa Kiyara?"

Reynand terdiam sejenak, tersenyum dan

"Iya pa."

"Terima kasih nak."

______________________________
"Permisi, lo kakaknya Kiyara kan? Dia gimana keadaannya? Gue Leoni gue baru sampai di kota terus kesini katanya dia kecelakaan."

Sean memijit kepalanya yang tambah pusing setelah mendengarkan ucapan Leoni.

"Iya, lo jangan masuk disana ada dua orang yang jaga." Ujar Sean dingin.

"Gue boleh duduk disini?" Tanya Leoni mengusap sudut matanya yang berair.

Sean mengangguk.

Keduanya terdiam enggan memecah keheningan. Leoni terdiam karena ia memikirkan kondisi temannya yang jauh dari kata baik.

Sean? Dia sibuk dengan kepalanya yang sakit.

"Lo kenapa?" Akhirnya pertanyaan itu lolos dari mulut Leoni yang mendengar ringisan Sean.

"Gapapa."

Leoni melongo? Lelaki model apaan begini?

Leoni mengeluarkan sesuatu dari tasnya dan memberikannya kepada Sean.

"Perut lo harus diisi." Ujar Leoni.

Sean menatap Leoni.

"Makasih."

______________________________
"Gue kira lo nggak bisa nangis." Ujar Sean menatap Sandra yang sesenggukan dihadapannya.

"Gue lebih sakit dari Sesilia, orang tua gue cerai dan asal lo tau gue nggak mau kehilangan orang yang gue cintai lagi. Termasuk Kiyara." Ujar Sandra mengusap air matanya yang enggan untuk berhenti.

"Gue peluk sini, gue kasihan sama lo." Ucap Kevin.

"Kenapa harus Kiyara?"
____

"Aku dimana? Kak Sean! Papa! Mama!
Aku takut!"

Kiyara berjalan menyusuri taman itu tanpa ada habisnya, ia ingin pulang. "Mama!"

Tiba-tiba ada sosok wanita yang muncul dibelakangnya.

"Kiyara." Ucap wanita itu.

Kiyara menoleh,

"Mama!"

Kiyara menghambur ke pelukan wanita itu.

"Kamu harus pulang sayang,ini bukan tempat kamu." Ujar wanita itu.

"Tapi aku mau sama mama aja, mau ikut mama, kenapa mama ninggalin Kiyara dulu?"

"Pulang sayang."

"Kiyara mau ikut mama!"

Dan wanita itu menghilang.

"Mama!"

"DOKTER! KIYARA KEJANG-KEJANG!" Teriak Reynand. Semua panik dan menghambur ke ruangan tersebut.

CHILDISH GIRLFRIENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang