"Tau nggak? Aku lagi seneng banget loh kak."
"Kenapa?"
Kiyara dan Reynand sedang mengobrol via telepon.
"Kak Sean ternyata-"
"Kenapa sama si Sean! Lo jalan sama dia!"
Kiyara meringis, pria itu sangat posesif.
"Ih enggak! Dengerin dulu!"
Rey diam.
"Jadi kak Sean itu ternyata kakak kandung Kiyara."
Kiyara sumringah.
"H..ah! Kok bisa?"
"Ceritanya panjang kak, nanti aja aku ceritain ya?"
"Iya, gue kesana sekarang."
"Loh kak Rey kan masih sakit!"
"Gue penasaran Ki."
"Ih kalau gitu nanti aku ajak kak Sean kesana deh."
"Tapi dia beneran kakak kamu kan?"
"Iya, masa iya aku bohong."
"Oke gue percaya."
"Nanti malam aku kesana ya?"
"Harusnya kamu nggak usah bawa-bawa kakak baru kamu itu."
"Ih! Dia itu kakak aku loh!"
"Gue nggak nyangka sumpah."
"Udah dulu ya kak Rey, aku mau bantuin mama masak."
"Kayak bisa aja."
"Jahat!"
"Belajar sono biar jadi istri yang baik buat gue."
"Iya iya iya!"
"Dah sayang ... "
"Dah kak Rey."
Tut!
Kiyara meletakkan hapenya di kasur empuknya dan bergegas keluar kamar. Kakaknya sedang menata barang-barang di kamar sebelah. Kiyara tersenyum senang mengetahui bahwa ia mempunyai saudara, tapi ia juga sedih karena baru tau ibu yang melahirkannya sudah meninggal.
"Bengong aja dek." Tegur Sean.
Kiyara menyadarinya dan memasuki kamar Sean.
"Aku seneng kak Sean tinggal sama aku." Ujar Kiyara.
"Aku juga senang punya adek cantik kayak setan." Ujar Sean mencubit pipi adiknya gemas.
Plak!
"Ih! Sakit tau aku aduin sama kak Rey habis kak Sean!" Ujar Kiyara menabok lengan Sean.
Sean mendengus sebal.
"Pacaran kok sama ketos buluk kayak gitu." Cibir Sean.
"Dih! Kayak kak Sean punya pacar aja." Ucap Kiyara tak kalah ketus.
"Iya iya gue jomblo Ki." Ujar Sean memasukkan baju-bajunya ke lemari.
"Kak Sean," Panggil Kiyara.
"Apa?"
"Nanti mau nggak ikut aku ke rumah kak Rey?" Tanya Kiyara.
"Dih ngapain juga gue ngikut lo nanti gue jadi nyamuk lagi." Jawab Sean.
"Kak Sean! Aku sendiri loh nanti ... Emangnya kakak mau aku kenapa-kenapa di jalan?" Protes gadis itu.
"Ya nggak lah, nanti gue temenin kalau gitu." Ujar Sean mengacak rambut gadis itu.
"Yes!"
______________________________
"Rumah lo sebelah mana Sil?" Tanya Mahendra.Pria itu mengantarkan Sesil setelah mereka tak sengaja bertemu di jalan.
"Lurus aja nanti kalau ada rumah cat warna putih, minimalis itu rumah gue." Ujar Sesil. Ia sedang bersandar dan mencoba menenangkan kepalanya yang sedari tadi asyik berpusing ria.
"Oke."
"Lo dari mana tadi?" Tanya Mahen menatap wajah Sesil. Mahen sedikit menatap Sesil tajam lalu memalingkan wajahnya ketika Sesil menatap ke arahnya.
"Kerja." Jawab Sesil.
"Kerja?" Ulang Mahen.
"Iya gue yang punya toko roti 'ARUMI' lo tau kan?" Tanya Sesil.
Mahen mengangguk, toko roti ARUMI memang terkenal di daerahnya meskipun tokonya tidaklah besar. Jadi yang punya Sesil?
"Kenapa lo nggak minta saudara lo buat urus toko itu lo kan harus sekolah, lo nggak capek emangnya?" Tanya Mahen sesekali melirik Sesil.
"Mereka sibuk, saudara-saudara gue holang kayah semua Hen." Ujar Sesil.
"Gue doang yang kurang mampu." Lanjut Sesil.
"Lo mampu kali!" Ujar Mahen.
"Lo kenapa jadi baik sama gue! Biasanya kan lo ngegas terus!" Sesil curiga.
"Lo-nya aja yang nggak kenal gue kayak gimana, gue ini kakak kelas lo yang sopan!" Mahen ngegas lagi.
"Kakel playboy kayak lo minta dihargai?"
"Kalau lo jadi pacar gue, gue berhenti deh jadi playboy!"
Sesil menatap Mahen yang santai-santai saja menyetir.
"Ngapain gue pacaran sama buaya!"
"Buaya juga ada yang cewek kali!"
"Ngapain lo ngajak gue pacaran!" Sesil menatap Mahen mengintimidasi.
"Lo langka, gue respect sama lo!" Ujar Mahen.
"Lo pikir gue badak bercula satu?"
"Lo mau nggak!"
"Lo itu mau jadiin gue pacar apa pembantu sih? galak amat!"
"Dih, gue orangnya emang gini Sesil."
Sesil menyeringai.
"Gue mau jadi pacar lo! Asal lo mau lari-lari di lapangan sambil bilang 'SILA CANTIK!JANGAN NOLAK GUA!'"
"Dih alay kamu mbak!"
"Gue tantang lo goblok karena gue tau lo nggak akan mau nglakuin itu, ya gila seorang Mahen mau lari-lari di lapangan kayak anak alay." Ujar Sesil ngakak.
"Siapa bilang gue nggak mau? Gue mau, lihat aja besok!"
"WHAT! NO! JANGAN MALU-MALUIN GUE MAHENDRA!"
"Budeg kuping gue kambing."
"Awas aja kalau lo berani!"
"Bodo amat ya Sil!"
***Reynand Ferlando Davial
KAMU SEDANG MEMBACA
CHILDISH GIRLFRIEND
Teen FictionApa jadinya kalau seorang cowok yang emosian berpacaran dengan seorang perempuan yang manja, kekanak-kanakan dan posesif? Disarankan untuk follow dulu sebelum membaca cerita ini #5 ketos (08-11-2020) #3 girlfriend (20-11-2020) #2 girlfriend (11-04...