"Kok kak Rey bisa ada disana?" Tanya Kiyara.
Gadis mungil itu tidak bisa diam apalagi dengan sikap Rey yang bisa dikatakan cuek sekali kepada dirinya. Laki-laki itu bahkan hanya fokus menyetir dan tidak menoleh sedikitpun ke Kiyara.
"Kakak? Aku itu tanya ke kakak." Kata Kiyara lagi.
"Kak Rey!"
"Bisa diem nggak!"
Kiyara langsung bungkam, ternyata Rey semarah itu ke dia. Padahal ia tidak merasa melakukan apapun yang merugikan pacarnya itu.
"Temperamental banget sih jadi cowok." Cibir Kiyara.
Rey melirik Kiyara sinis, seolah tidak setuju dengan perkataan gadisnya barusan.
"Kamu itu kenapa suka banget ngebahayain diri sendiri? Aku itu bukannya temperamental, bukannya pemarah, aku itu khawatir, kenapa kamu nggak bisa paham juga? aku itu takut kamu kenapa-kenapa kayak tempo hari, aku takut nggak bisa jagain kamu dengan bener."
Kiyara menatap Rey lama sekali, kata-kata Rey seolah benar-benar sedang khawatir tingkat tertinggi. Gadis mungil itu sedikit demi sedikit mulai mengeluarkan air matanya.
"Hiks... Maafin Kiyara ya kak."
"Nangis terus, nangis terus."
"Hik hiks hiks."
Ya bagus, Kiyara malah menjadi-jadi. Rey menghela nafasnya sabar ketika jaket kesayangannya menjadi obat ingus Kiyara.
Sruutt
Berkali-kali Kiyara mengelap ingusnya dengan jaket kesayangan Rey.
"Kasihan jaket gue." Kata cowok itu menepikan mobilnya terlebih dahulu.
"Ck! Udah dong nangisnya." Kata Rey mengusap pipi Kiyara dengan tangannya.
Untungnya Kiyara tidak memakai make up apapun jadi walaupun menangis tidak ada yang luntur.
"Air mata kamu mubadzir nih." Kata Rey.
"Ya udah minum daripada mubadzir hiks..."
"Asin dong." Celetuk Reynand.
"Hiks hiks ..."
"Ya udah ya udah aku minta maaf deh," Kata Reynand menggenggam tangan Kiyara yang sangat mungil daripada tangannya.
Kiyara mendongak, menatap wajah Reynand yang tersenyum tulus kepadanya. Ya ampun, mungkin sekarang wajah Kiyara seperti seorang anak kecil yang diberi permen.
"Maafin aku, aku tadi khawatir... aku takut kamu kenapa-kenapa apalagi kamu habis diperlakukan nggak baik sama Dara, aku takut kejadian itu keulang lagi." Kata Reynand.
Lalu mata Reynand memburam bersamaan dengan hujan yang turun mengguyur bumi pada siangnya hari.
"Kakak nangis?" Tangan mungil Kiyara menghapus satu tetes air mata yang mengalir di pipi tirus seorang Reynand.
"Aku cuma takut kehilangan kamu lagi." Kata Reynand mencium punggung tangan Kiyara dengan lama.
Seolah ia ingin Kiyara tau dan mengerti betapa perempuan manja itu sangat berarti dalam hidupnya.
"Kakak jangan nangis. Sini aku peluk."
Grep!
Keduanya melepas semua rasa yang ditahan sendirian. Segala bentuk cemas, kekhawatiran, ketakutan mereka saling berbagi sandaran. Tanpa sadar, hari esok menjadi sedikit lebih buruk. Seseorang pergi meninggalkan mereka selama-lamanya. Apakah mereka sanak keluarga? Atau diri mereka sendiri? Atau teman-teman mereka? Entahlah ...
///
Hallo guys...
.
Dua part lagi akan tamat ya:)
.
Menurut tebakan kalian apa Leoni bakal minta maaf? Atau Kiyara meninggal betulan? Bagaimana kisah antara Kiyara dan Rey selanjutnya?
.
See youuuu
KAMU SEDANG MEMBACA
CHILDISH GIRLFRIEND
Teen FictionApa jadinya kalau seorang cowok yang emosian berpacaran dengan seorang perempuan yang manja, kekanak-kanakan dan posesif? Disarankan untuk follow dulu sebelum membaca cerita ini #5 ketos (08-11-2020) #3 girlfriend (20-11-2020) #2 girlfriend (11-04...