Semuanya sudah berjalan seperti biasanya. Tama juga sudah mengikhlaskan Ayla bersama Alif. Dan mereka sudah menjalankan kegiatan mereka masing-masing, Tama lebih memfokuskan dirinya untuk memajukan perusahaan yang tengah ia rintis saat ini. Dan begitu juga dengan Ayla yang menyibukkan diri mengajar di sekolah dan mengurus rumah tangganya.
Disaat bertemu pun mereka sudah tidak saling canggung. Seolah mereka seperti teman lama yang di pertemukan kembali. Seperti saat ini mereka tengah reunian.
Dari tadi Tama tak habis-habisnya di ledek oleh teman seangkatannya. Apalagi mulut comberan milik Rara yang tidak bisa diam dan selalu mengatakannya tidak laku.
"Bilang aja Tam, ga usah ngeles lo," ucap Rara masih memojokkan Tama dari tadi. Entah apa dendam bumil itu sampai dirinya dijadikan bahan olokan dari tadi.
"Astaga Ra, udah. Kasihan tuh kuping Tama sampai merah gitu gara-gara lo," ucap Veby menengahi.
"Eh, ada apa nih Veb. Kok lo belain Tama sih?" tanya Rara malah memojokkan Veby, "jangan bilang lo suka sama Tama ya? Hayoo ngaku, kan cuman lo berdua aja yang belum laku, yang lain mah udah," lanjutnya.
Veby menoyor kening sahabatnya itu, "Syakir juga belum married ya. Kalau lo lupa sama nasib kembaran sendiri."
"Kok gue di bawa-bawa?" tanya Syakir menujuk dirinya sendiri. Padahal dirinya hanya diam mendengar para ocehan para perempuan itu.
"Harus! Sesama jomblo harus memojokkan!" Final Veby.
"Sst ... lo pada berisik! Gak liat apa, anak gue baru tidur ini," ucap Dion masih menimbang-nimbang Disa.
"Bapak baru mah rempong ya," cibir Rara.
"Eh kora-kora, sadar diri dong. Itu lo juga lagi bunting, bentar lagi juga mau lahiran. Dan lo juga bakal rasain suka duka jadi orangtua baru," jelas Dion.
"Gue juga tau kali Yon. Gak usah di perjelas juga napa."
"Syukur deh kalau lo tau."
"Dari tadi perasaan ngobrol mulu deh, kapan nih kita makannya?" tanya Tama mengingatkan teman-temannya.
"Hooh, sampai gue nahan perut gara-gara kalian," tambah Salwa.
"Apalagi istri kalem gue, dari tadi diam mulu," ucap Alif merangkul pundak Ayla.
"Stop! Kalau mau pamer kemesraan jangan disini. Ingat! Salah satu dari kita masih ada yang belum laku," sindir Rara melirik Tama, Veby dan juga Syakir.
Mereka yang disindir pun hanya bisa pasrah dan memaklumi kelakuan Rara. Mungkin lagi hamil makanya Rara cari ribut mulu dari tadi.
***
"Veb, lo pulang bareng Tama aja ya. Soalnya gue mau antar Rara pulang dulu," ucap Syakir kepada Veby yang sudah siap untuk pulang.
Veby mendesah pelan, padahal dirinya ingin pulang bersama Syakir bukannya Tama.
"Hm, ya udah deh," pasrah Veby.
"Gak apa-apa kan, Veb?" tanya Syakir merasa tak enak hati. Padahal dirinya yang menjemput Veby untuk ikut pergi bersamanya. Tapi dirinya juga yang menyuruh Veby agar pulang diantar oleh Tama.
"Ya, gak apa-apa kok."
"Hati-hati ya," ucap Syakir menepuk pelan puncak kepala Veby.
Vebby menganggukkan kepalanya, "lo juga."
"Pasti Veb."
Veby menatap punggung Syakir yang mulai menjauh sembari membantu Rara untuk berjalan menuju mobilnya. Senyuman Veby terbit melihat itu. Dirinya sudah berhayal kalau Rara itu adalah dirinya yang tengah mengandung, dan Syakir memapah tubuhnya menuju mobil. Sungguh, itu sangat indah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Badboy Vs Gadis Bercadar [END]
Teen Fiction[t y p o B e r s e r a k a n] Ayla Humaira, gadis cantik dan juga bercadar, gadis yang sangat ramah dalam bertutur kata. Namun sepertinya tidak berlaku bagi Pratama Alhafif yang selalu mencela dan mencerca Ayla habis-habisan. Tama menganggap Ayla ta...