BAB XVIII

15.7K 1.8K 283
                                    

Assalamualaikum^^

Aku mau ngomong ...

Bab sebelumnya sider lebih dari 200 orang. Yuk yang sider bermunculan dong kasih aku vote sama commentnya^^

Aku nungguin loh, vote sama comment kalian^^

Jan pelit! Ntar kuburnya sempit loh. Mau? Gak kan ^^
Makanya jan pelit-pelit dong dear ^^

.

Happy Reading ❤

***

Perang dingin masih berlanjut di antara Salwa dan Ayla. Tapi hanya Salwa yang masih berlebihan, kalau Ayla tetap sama seperti biasanya. Menyapa Salwa, walaupun tidak mendapatkan respon dari gadis itu.

Bahkan Salwa tidak sudi untuk satu tenda dengannya. Salwa lebih memilih satu tenda dengan Amanda sahabatnya dari SMP. Sebenarnya Ayla sedih melihat sahabatnya mengabaikan dirinya begitu saja. Tapi ia bisa apa, lagian tidak cuman Salwa temannya. Masih banyak lagi yang mau berteman dengannya.

Seperti sekarang saja contohnya Ayla sudah mendapatkan teman baru. Bahkan Rara dan Veby sangat baik kepadanya. Semenjak perdebatan dirinya dengan Salwa, Rara dan Veby lah yang membantu Ayla untuk berdiri dan mengobati luka memar di sekitar wajahnya akibat tamparan dan juga cakaran dari Salwa.

"Ay, lo tau gak dari dulu itu gue pengen banget bisa dekat sama lo," ujar Veby semangat.

"Kenapa Veb?"

"Habisnya lo baik banget Ay. Kadang-kadang gue suka iri liat lo akrab banget sama Salwa."

"Sama Veb, gue juga pengen banget dekat sama Ayla dari kelas 10 malahan. Padahal gue dulu sekelas sama Ayla. Tapi gue ragu Ayla bakalan mau temanan atau enggak sama gue. Kan gue bar-bar gini," sahut Rara.

"Lo sih Ra, nama lo itu cewek banget tapi kelakuan lo Allahu akbar minta di gampar," ucap Veby. "Main futsal, basket, voli dan semua permainan cowok lo sukai. Herman gue Ra," tambah Veby.

"Kadang-kadang gue juga heran sendiri sama diri gue Veb. Gue sama Syakir jauh beda banget, Syakir lebih suka diam di rumah dan suka tanamin bunga hias. Lah gue sukanya balab sama ngerusakin tamanan Syakir."

"Dasar laknat lo jadi Kakak, adek lo capek nanamin. Lah lo? Malah ngancurin." Veby menggelengkan kepalanya heran melihat tingkah sahabatnya itu.

"Ya gimana lagi Veb, udah dari lahir gue suka ngerecokin hidup Syakir."

"Kamu saudaraan sama Syakir?" tanya Ayla.

"Iya Ay, lebih tepatnya itu kita  kembaran Ay. Nama gue kan Syakira Syafi Mahesa, kalau Syakir Mahfi  Mahesa," jelas Rara.

"Trus siapa yang lahir duluan?"

"Gue Ay, tapi gue pengen Syakir yang lahir duluan. Kalau kayak gini kan gak nice banget masa gue jadi Kakak, Syakir jadi Adek. Dimana-mana itu kebanyakan kembar yang lahir duluan itu cowok baru cewek," celoteh Rara panjang lebar.

"Mungkin pas didalam kandungan mak lo, lo kalah suit kali sama Syakir makanya lo yang keluar duluan."

"Sa ae lo bambang," balas Rara menyikut pinggang Veby.

"Udah ah, banyak bacot lo Ra. Dari tadi tenda kita gak berdiri-diri," celetuk Veby membantu Ayla dan yang lain untuk mendirikan tenda. Rara hanya cengengesan dan mulai ikut andil dalam mendirikan tenda.

Limabelas menit berlalu dan tenda mereka belum juga berdiri. Rara sampai mecak-mecak karena kesal tenda mereka belum juga berdiri.

"Eh bangsat! ni tenda ajak baku hantam deh sama gue. Masa dari tadi gak mau berdiri. Atau jangan-jangan ni tenda udah rusak ya?"

Badboy Vs Gadis Bercadar [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang