"Tam, gak mau mampir dulu?" tanya Ayla sudah sampai didepan rumahnya.
"Lain kali aja Ay."
"Oh ya udah. Kamu hati-hati di jalan."
"Iya Ay."
"Makasih Bang, atas tumpangannya," ucap Alvin tersenyum lebar.
Tama mengakat jempolnya lalu melesat pergi dari sana.
Ayla dan Alvin memasuki rumah yang tampak kosong, bahkan lampu saja tidak dihidupkan.
"Kok sepi Kak?" tanya Alvin meletakkan sepatunya diatas rak yang tersedia di pojok kanan dekat pintu.
"Gak tau juga Al, mungkin Abang kamu belum pulang."
Alvin manggut-manggut dan duduk diatas sofa sedangkan Ayla sudah ngacir menuju kamar.
Sebelum masuk kedalam kamar Ayla mencek hp nya dulu. Karena dari tadi Alif tidak mengangkat telpon ataupun membalas pesan darinya.
"Mas Alif kemana sih? Kok dari tadi pesan aku gak di baca-baca?" ujarnya. Karena tetap tidak mendapatkan balasan apapun dari Alif, Ayla menyimpan kembali benda pipih itu.
Baru juga hendak memegang knop pintu, Ayla mendengarkan dengkuran halus dari dalam. Seketika senyumannya mengembang.
"Berarti Mas Alif udah pulang," gumam nya langsung mendorong pintu itu sangat pelan karena takut mengganggu tidur sang suami.
Senyuman Ayla perlahan luntur menyaksikan dua sejoli yang tengah tidur saling berpelukan. Tapi Ayla tidak dapat mengenali siapa wanita itu karena wajahnya tertutup oleh rambutnya yang panjang dan juga wajah perempuan itu di sembunyikan di dada bidang milik suaminya.
Dada Ayla mulai naik turun, bahkan tangannya sudah mengepal kuat dan siap menarik wanita tidak tau diri itu. Dengan langkah yang lebar Ayla menarik selimut yang menutupi tubuh mereka.
"Bangun kamu!" teriak Ayla menarik tangan perempuan itu. "Berani banget kamu nyetuh suami aku!" lanjutnya bahkan Ayla tidak peduli mau tangan itu perempuan sakit akibat ulahnya. Makanya jangan main-main sama Ayla.
Alif terbangun dan langsung kaget akan kedatangan Ayla yang sudah menarik tangan Amanda, "dari kapan kamu pulang Ay?" tanyanya.
Ayla tidak mengindahkan pertanyaan dari Alif karena ia masih sibuk menarik tangan wanita gatal yang berusaha bersembunyi dibalik dada suaminya.
"Bangun aku bilang, gak tau malu banget sih. Tidur di kamar orang trus meluk-meluk suami orang pula."
"Ay, lepasin tangan dia," ujar Alif mendekap erat tubuh Amanda. Kalau Ayla tau bisa gawat, nanti Alif tidak bisa bikin Ayla menderita secara perlahan. Malahan rencananya gagal nantinya.
"Aku mau liat wajah dia, kamu jangan ngalangin aku."
"Gak, aku gak bakalan biarin kamu liat dia."
"Kenapa? Kamu takut selingkuhan kamu ini aku sakiti?"
Alif terdiam, malas untuk menjawab.
Alya tertawa hambar dan perlahan melepaskan cekalan tangannya di lengan Amanda. Tapi tak lama setelah itu Ayla kembali menarik tangan Amanda bahkan lebih kasar dari sebelumnya. Ayla tidak akan berhenti sebelum melihat pelakor ini.
"Ssshh," Amanda meringis. Karena tidak tahan lagi Amanda mengalah, tarikan dari Ayla cukup kencang membuat pergelangan tangannya sakit.
"Lepasin tangan gue!" sentaknya dan mengubah posisinya menjadi duduk.
"Kamu-" tunjuk Ayla didepan wajah Amanda.
"Apa?!"
"Ngapain kamu disini?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Badboy Vs Gadis Bercadar [END]
Dla nastolatków[t y p o B e r s e r a k a n] Ayla Humaira, gadis cantik dan juga bercadar, gadis yang sangat ramah dalam bertutur kata. Namun sepertinya tidak berlaku bagi Pratama Alhafif yang selalu mencela dan mencerca Ayla habis-habisan. Tama menganggap Ayla ta...