BAB XXXVII

10.8K 1.2K 171
                                    

Assalamualaikum
Maaf ya, kemaren aku gak sempat up. Kan kalian tau sendiri aku update nya sesuka hati aku aja, hehe

Tapi, jangan bosan-bosan ya sama ceritanya, liat kalian diskusi di kolom komentar kayak gitu aja udah bikin aku senang.

Pokoknya jangan sampai tinggalin lapak ini sampai ceritanya berakhir, ya?

Uwuu sayang kalian semuanya^^

Happy Reading ❤

***

"Semuanya sudah berjalan sesuai rencana kan?"

"Sudah Bang, tinggal menunggu reaksi mereka aja."

"Bagus. Gue gak sabar liat reaksi mereka nantinya dan gue harap rencana kita ini berjalan dengan  lancar," ucapnya tersenyum penuh arti.

"Sama, gue harapnya juga gitu."

"Dan lo," tunjuk laki-laki serba hitam itu kepada laki-laki yang tengah duduk diatas meja.

"Kenapa Bang?"

"Lo yakin dengan rencana kita ini?"

"Gue yakin."

"Oke, gue percaya sama lo."

***

Pagi ini Ayla sudah mulai menjalankan rutinitasnya seperti biasa. Hatinya sudah kembali tenang dan sudah bisa melepaskan kepergian Umminya.

"Ay, tolong ambilin jas aku didalam lemari ya," pinta Alif sembari memasang kancing kemejanya.

"Iya Mas," jawabnya dan mengambilkan jas milik suaminya itu.

"Hari ini kamu jadi ke sekolah?"

"Jadi Mas, soalnya aku udah terlalu lama juga cutinya."

"Ya sudah, sekarang kamu siap-siap ya kita berangkat."

"Kamu duluan aja deh Mas, soalnya aku mau ke rumah Abi dulu."

"Aku antar ya?"

"Gak usah Mas, kamu berangkat duluan aja. Lagian aku udah pesan taksi buat kesana."

"Hmm, ya sudah kamu hati-hati."

Ayla mengangguk kan kepalanya dan meraih tangan Alif lalu menciumnya. Dengan ogah-ogahan Alif terpaksa menyium kening Ayla.

"Aku berangkat. Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

Ayla menghembuskankan napasnya panjang baru setelah itu ia membereskan kamarnya. Saat bersih-bersih ia tidak sengaja menemukan foto yang memperlihatkan kumpulan para anak SMA yang tengah tersenyum begitu lebarnya.

Seketika Ayla mengingat masa-masa SMA nya dulu saat mereka hendak mengambil foto ini.

Flashback

"Woi Mama, tunggu anying!" Pekik Dion berlari mengejar Tama dari belakang sambil menyeret maung yang tengah merajuk gara-gara dirinya lupa memberi makan kambing beranak tiga itu.

Awalnya Dion menolak mentah-mentah tawaran Pak Bejo untuk merawat maung sehari ini saja karena Pak Bejo ada urusan di sekolah tetangga. Karena nasib Dion yang selalu dianggap menantu oleh Pak Bejo membuat guru botak gendut itu menyogok Dion dengan nilai yang tinggi.

Badboy Vs Gadis Bercadar [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang