EXTRA PART 2

21.6K 1.4K 156
                                    

Hari demi hari, bulan demi bulan dan tahun demi tahun sudah dilewati oleh Ayla dan Tama. Kini mereka sudah menjadi orang tua.

Semenjak kelahiran putra mereka membuat suasana rumah menjadi lebih hangat lagi.

Dengan lembut Ayla mengusap rambut Tama dan juga pria kecil yang tengah tidur disamping Tama.

"Mas, bangun ... sarapan dulu."

"Euumm ... lima menit lagi," jawab Tama masih dengan mata terpejam.

"Rafka, bangun nak."

"Sepuluh menit lagi Bun."

Ayla bangkit dan sudah berkacak pinggang menatap suami dan putranya secara bergantian.

"Gak bapak, gak anak sama aja. Bikin aku kesal," gumam Ayla.

"Jangan kesal dong Bun, ntar Bunda tambah cantik," balas Rafka sudah duduk diatas perut Tama. "Kalau Bunda tambah cantik, kasihan Ayah Bun, nanti posisi Ayah tergantikan sama Duren."

Ayla melotot. Semenjak kapan Rafka mengetahui bahasa gaul itu?

"Duren? Kamu dapat kata-kata itu dari siapa?"

"Dari Om Dion. Kata Om Dion, Duren itu Duda Keren kayak Om Alif."

"Pintarnya anak Ayah, lain kali jangan sering bergaul sama Om-Om itu ya? Gak baik, nanti kamu diajari yang gak baik-baik sama mereka," kata Tama sudah mengangkat tubuh mungil Rafka kedalam pangkuannya.

Rafka menatap Tama sinis, merasa tidak suka sang Ayah bicara seperti itu. Apalagi melarang dirinya agar tidak dekat-dekat lagi sama Om keren.

"Hak Ayah apa larang-larang Rafka kayak gitu?"

"Karena Rafka anak Ayah lah. Ya kali Rafka anak kambing."

"Salah!"

"Apa yang salah anak pinter?"

"Rafka kan anak Bunda. Ayah jangan ngaku-ngaku deh. Malu dong, masa udah tua ngaku-ngaku punya anak ganteng kayak Rafka."

Bibir Tama mencebik kesal, kenapa punya anak satu tapi mulutnya tidak bisa di kontrol seperti ini? pikir Tama.

"Udah-udah, sekarang Rafka cuci muka dulu sana. Habis itu sarapan," jelas Ayla.

"Kok Bunda aneh."

"Aneh? Bunda gak aneh kok."

"Aneh tau Bun. Masa di suruh cuci muka dulu, dimana-mananya itu di suruh mandi dulu Bunda." Rafka memberi tahu sembari minta turun dari pangkuan Tama.

Ayla menghela napasnya pelan, "maaf deh anak pinter Bunda salah."

"Iya di maafin ... kan Rafka sayang Bunda," ucapnya manja sambil memeluk pinggang Ayla dengan sayang.

"Ayah?" Tama menunjuk dirinya sendiri.

"Gak!"

"Astaghfirullah anakmu Ay, mulutnya kok lemes gitu."

"Anak kamu juga kali."

"Oh iya lupa. Intinya anak kita berdua."

"Udah-udah gak usah rebutin Rafka segala. Rafka tau Rafka itu ganteng terus pintar juga, jadi gak heran sih Rafka direbuti sama Ayah dan Bunda."

"Dasar anak pintar. Pedenya tinggi kali."

"Biarin dari pada Ayah sadboy kata Om Dion."

"Heh!"

"Ya kan Bunda?" Rafka minta dukungan dari Ayla.

Ayla hanya tersenyum menanggapi perkataan sang Putra.

Badboy Vs Gadis Bercadar [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang