BAB IV

19.6K 2.2K 42
                                    

Bel pulang sudah berbunyi dari tadi. Tapi Tama cs tidak langsung pulang, mereka nongkrong terlebih dulu di parkiran melihat para gadis untuk mengambil motornya.

"Tam, lo benci gak sama Aisyah?" tanya Dion tiba-tiba.

Tama mengerutkan keningnya bingung, apa maksud dari pertanyaan Dion.

"Aisyah yang mana?"

"Aisyah Najwa, 12 IPS 2."

"Oh si Aisyah yang bercadar itu bukan?" tanya Tama mulai mengingatnya kembali.

"100 buat lo!" heboh Dion.

"Kenapa emang?"

"Lo benci gak sama dia?"

"Biasa aja," balas Tam santai, emang itu kenyataannya. Buat apa juga ia membenci orang tak bersalah seperti dia.

"Kan dia juga pake cadar, sama kayak Ayla kok lo gak benci sih sama dia?"

"Ntah, gue juga gak tau," jawab Tama menatap Dion tidak suka, ia paling benci mendengar nama itu.

"Aneh lo."

"Maksud lo apa nanya kayak gitu sama gue? Lo mau belain dia lagi didepan gue? Lo suka sama dia? Lo gak rela gue sakitin gadis bercadar lo itu? Atau lo diam-diam selama ini perhatiin dia? Jawab!" ucap Tama membodong pertanyaan dalam sekali helaan napas.

"Gue bukannya suka atau apa sama dia, tapi gue kasihan liat dia," jelas Dion. Dion orangnya paling tidak tegaan melihat orang yang tersakiti apalagi itu perempuan sebaik Ayla.

Alif yang melihat perdebatan yang mulai memanas pun langsung cari cara untuk menghentikan perdebatan ini.

'Apa ya? Ayo mikir Lif! Orang ganteng harus cepat mikir, kalau lama mikir nanti gak ada lagi yang mau sama lo..! Ingat, cita-cita lo jadi pakboy Lif!' batin Alif sudah kemana-mana.

Tama yang melihat Alif memukul kepalanya sendiri dibuat bingung.

"Kenapa lo?" tanya Tama dengan nada yang kurang bersahabat.

"Hah?" Kaget Alif.

"Kenapa gue tanya, bukan hah!"

"Duuh, liat Babang Tama galak gini, adek jadi takut deh," cicit Alif menjauh dari Tama.

"Gue serius!"

"Aduh Babang, dedek masih sekolah belum siap untuk di seriusin."

"Ck, lo berdua sama aja," kesal Tama.

"Sorry aja ya, gue beda sama Alif gak usah disama-samain sama ni orang," sewot Dion.

"Gue juga gak sudi disamain sama lo. Ingat itu!" tegas Alif melipat tangannya didepan dada.

"Eh, Nada ngapain kearah kita tuh?" heboh Dion melihat Nada berjalan kearah mereka.

"Gue juga gak tau."

"Sayang," sapa Nada bergelayutan manja dilengan kekar milik Tama.

"Anjir, jijik gue liat ni orang,"

"Sama gue juga, kayaknya ni orang benaran udah habis deh malunya."

"Emang, kan udah ditidurin sama Kevin."

"Duh, murahan banget ya," sindir Alif dan Dion.

Nada menatap tidak suka kearah Alif dan Dion.

"Jaga mulut lo!" ketus Nada.

"Mulut gue emang selalu gue jaga, gak kayak lo udah gak suci lagi," tukas Dion.

"Iya, gue heran kenapa lo masih berkeliaran kayak jalang disini. Kan bentar lagi lo buncit,"  tambah Alif tersenyum miring.

Badboy Vs Gadis Bercadar [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang