BAB XL

12.9K 1.4K 134
                                    

Setelah mencari Ayla kemana-mana akhirnya Tama menemukannya Ayla juga dan membawa gadis itu menuju mobilnya. Tama yakin setelah ini Putri akan marah lagi kepadanya, bukannya membawa makanan malahan Tama membawa Ayla.

Kan betul firasat Tama, baru juga dirinya membukakan pintu mobil untuk Ayla. Adik cantiknya sudah melayangkan tatapan permusuhan lagi.

"Tolong Put, jangan bikin masalah dulu," ucapnya setelah duduk di bangku kemudi.

Putri hanya diam dan melirik Ayla melalui kaca spion.

"Itu si Ayla kenapa? Ngenas banget keliatannya?" batinnya bertanya-tanya. "Bodo lah ngapain juga gue mikirin dia, gak guna."

"Put," panggil Tama.

Putri hanya berdeham sebagai jawaban.

"Kamu bawa minyak kayu putih gak?"

"Bawa."

"Bisa di kasih buat Ayla? Kayaknya dia masuk angin."

"Ck, ngerepotin mulu tu orang." Dengan setengah ikhlas Putri melemparkan minyak kayu putih itu kepada Ayla. Dan untung saja kesadarannya sudah kembali kalau tidak mungkin benda itu mengenai matanya.

"Makasih Put," ujar Ayla.

"Hm."

Rasanya mulut Tama sudah gatal sekali ingin bertanya, kenapa Ayla sampai hujan-hujanan segala. Dan kenapa juga gadis itu menangis. Tapi melihat kondisi Ayla saat ini membuatnya tidak tega juga untuk bertanya.

"Tam, boleh minta tolong anterin aku kerumah Abi?"

"Minta tolong minta tolong, lo pikir Abang gue sopir apa?" damprat Putri.

"Bisa kok Ay," jawab Tama dan memutar mobilnya menuju kediaman Fandi.

***

Tok! Tok! Tok!

"Iya, tunggu bentar," sahut seseorang dari dalam.

Cklek

Pintu terbuka, dan Ayla langsung menubruk tubuh Abangnya. Untung saja Dani berdirinya seimbang kalau tidak mungkin dirinya dan jaga Ayla sudah terjatuh.

Tangisan Ayla pecah dan menguasai indra pendengaran Dani. Dengan telaten Dani mengelus kepala adiknya yang tertutup hijab, tapi matanya mengarah ke Tama seoalah meminta penjelasan kenapa Ayla bisa seperti ini.

Tama menggelengkan kepalanya dan mengakat tangannya tinggi-tinggi. Dan mengerakkan mulutnya seolah berkata, "gue gak ngapain-ngapain Ayla, Bang."

"Kamu kenapa Dek?" tanya Dani menuntun tubuh adiknya menuju sofa dan mendudukkannya disana.

"A-ayla ke-kecewa sama A-lif. Alif nyakiti pera-saan A-yla Bang, hiks... Alif se-selingkuh sa-sama Manda dan Alif juga udah ja-jatuhi talak ke Ayla."

"Apa kamu bilang? Alif talak kamu?" tanya Dani langsung bangkit dari posisinya.

"Brengsek! Itu orang omongannya gak bisa dipegang," makinya langsung menyabar kunci mobil yang tergeletak diatas meja. Ia harus memberi pelajaran kepada laki-laki brengsek itu.

"Abang, ma-mau kemana?" tanya Ayla menahan tangan Dani yang hendak pergi.

"Abang harus kasih pelajaran sama Alif Ay. Abang gak terima adek Abang di sakiti kayak gini apalagi dia sampai jatuhi talak ke kamu. Abang gak bisa diam aja."

Ayla menggelengkan kepalanya, "jangan Bang," pintanya.

"Maaf Ay, buat kali ini Abang gak bakal turuti omongan kamu."

Badboy Vs Gadis Bercadar [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang