Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam wajib di jawab!
Alhamdulillah bisa update lagi nih gaes, jangan lupa tinggalkan jejaknya juga ya.
Jangan sider mulu, gak cape apa jadi sider?
Kasih vote sama komentarnya gak banyak makan kuota kok, gak nyampai 1 gb juga. Jadi gak usah pelit-pelit juga yaww^^
Oke, langsung baca aja.
Happy Reading ❤
***
"Woi Dion! Lo kencing atau berak sih? Lama banget anjirr!" teriak Tama sudah mencak-mencak kesal.
"Sabar napa!" jawab Dion tidak kalah kencang.
"Astaga, udah kencing di semak-semak, lamanya minta ampun."
"Lo bisa diam gak sih Tam, lagi susah gue."
"Makanya cepatan!" teriak Tama sudah kehabisan kesabaran menunggu Dion yang katanya kebelet pipis. Tapi sampai sekarang batang hidung cowok itu tak kunjung muncul. Sampai tangan kekarnya di gigit nyamuk sialan.
Alif yang baru saja balik dari jalan-jalan pagi tidak sengaja melihat Tama yang sudah berperang dengan nyamuk. Dengan jalan santai Alif menghampiri Tama.
"Ngapain lo Tam?" tanya Alif.
"Lo gak liat apa? Ini nyamuk pada ganjen sama gue. Masa pipi gue di cium, habis di cium pipi gue gatal. Kan Anjim!" ucap Tama ngegas sambil menggaruk-garuk pipinya yang gatal.
"Wkwk, masih untung ada yang mau cium pipi lo Tam. Daripada gak ada sama sekali."
"Sialan lo!" sembur Tama.
"Ngapain sih lo pagi-pagi udah nongkrong di bawah pohon beringin? Tumben lo gak takut?" tanya Alif sambil menyandarkan punggungnya disalah satu batang kayu.
"Sembarangan aja lo ngomong. Mentang-mentang gue takut gelap bukan berarti gue takut pohon beringin juga."
"Sans dong bro, gak usah ngegas juga," ucap Alif tenang di luar tidak didalam. Kalau di dalam sudah habis-habisan dirinya mengata-ngatain Tama.
Tama kembali resah, karena semakin banyak nyamuk mencium sekitar wajahnya.
Habislah sudah wajah ganteng gue di cium para nyamuk janda.
"Woi Dion kadas kurap! Satu menit lagi lo gak muncul. Gue tinggal lo," ancam Tama sudah kewalahan menggaruk badannya.
"Gak perlu nunggu satu menit lagi kalau si cogan udah datang," ucap Dion tiba-tiba sudah muncul di balik semak-semak yang menjulang tinggi.
"Lo kencing atau berak sih? Lama banget! sampai wajah ganteng gue bentol-bentol di cium nyamuk," omel Tama.
"Berak, hehe," jawab Dion cengengesan.
"Jangan bilang lo lap nya pakai daun?" tebak Alif.
"Iya. Tau aja ya lo."
Alif mendesis pelan dan menjauhi Dion.
"Kenapa?" tanya Dion dengan wajah masamnya. Kenapa tidak masam pagi-pagi Alif sudah ajak baku hantam pakai berdiri jauh-jauhan segala.
Emang dia pikir gue berak berjalan apa! Pakai natap gue jijay gitu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Badboy Vs Gadis Bercadar [END]
Novela Juvenil[t y p o B e r s e r a k a n] Ayla Humaira, gadis cantik dan juga bercadar, gadis yang sangat ramah dalam bertutur kata. Namun sepertinya tidak berlaku bagi Pratama Alhafif yang selalu mencela dan mencerca Ayla habis-habisan. Tama menganggap Ayla ta...