chapter 25

352 45 15
                                    

cuaca pagi di hari kamis ini sepertinya terlihat sedang tidak bersahabat. sejak pukul 6 pagi, awan gelap menutupi lapangan dimana semua tenda mereka berdiri. rintik air turun membasahi daerah hutan tersebut. untungnya, hanya gerimis saja di pagi itu. mungkin jika terjadi hujan deras maka mereka harus berusaha keras untuk meletakkan barang barang mereka di tempat teduh supaya tidak terkena air.

cukup lama gerimis membasahi tenda tenda mereka hingga akhirnya pada pukul 8 langit kembali cerah. matahari kembali memamerkan sinarnya kepada dunia. suara peluit menyadarkan pikiran mereka bahwa mereka harus segera bersiap dan berkumpul di lapangan yang masih ada genangan airnya.

lomba yang akan diadakan di hari kamis ini adalah lomba musik dan make up. sebenarnya, musik disini tidak dianggap sebagai lomba resmi tetapi hanya sebagai hiburan dan penambah kegiatan saja.

sebagian pihak panitia sedang mengurus lomba bela diri karena sedang diadakan babak penyisihan hingga final. Annie bersama dengan keempat temannya yang menemaninya berada di tenda khusus bela diri. begitupun juga dengan Nando dan Bill yang keduanya juga mengikuti lomba bela diri. sedangkan Jean, Armin, dan Connie berada di dalam tenda sambil menunggu pihak panitia lainnya menyiapkan panggung untuk persiapan acara musik yang akan diadakan siang nanti.

"gue ga nyangka si batu punya pacar es." canda Connie yang ia maksudkan pada Levi dan Mikasa.

"nah, dulu mereka saling datar dan dingin kalo deket deketan, sekarang mereka udah bucin banget. hahhh, dasar anak orang!" ujar Jean dengan kekehannya sambil mengambil minuman yang berada di dalam tasnya.

"ah iya, untung lo udah latihan vokal. kalo kaga, beneran ga bakal ikut musik gue." canda Armin yang ia tujukan pada Connie.

"gue sebenernya emang hobi nyanyi dari kecil, tapi ga pernah kelatih. jadi nyanyinya berantakan, asal ngeluarin suara aja." curhatnya pada Jean dan Armin.

Jean dan Armin hanya menggeleng gelengkan kepalanya, antara percaya tak percaya dengan ucapan yang dilontarkan Connie barusan.

"gue panggil Levi dulu deh, biar formasi kita lengkap." ujar Armin pada mereka berdua yang hanya dibalas anggukan saja.

Armin berjalan menuju tenda dimana Levi berada. ia membuka kain penutup pintu tenda dan mengintip dari luar. manik matanya menangkap Levi yang sedang duduk sendirian di dekat tiang penyangga tenda. mata Levi sedang berfokus dengan sesuatu yang ada di atas meja tersebut.

"lo ga sibuk kan?" tanya Armin yang membuyarkan konsentrasi Levi.

"kaga, tapi ntar jam 9 gue harus kumpul sama panitia inti lainnya. emangnya ada apaan?!" tanya Levi datar.

"gapapa sih, curut curut lo pada kangen katanya." ujar Armin bohong yang hanya berniat bercanda pada Levi.

"idih, najis anj!" ucap Levi sarkas. Armin tertawa bersamaan dengan Levi yang meyimpan barang tersebut di saku celana pramukanya. mereka berdua keluar dari tenda milik Levi dan berjalan santai menuju tenda dimana Jean dan Connie berada.

"hola, ketua curut kita udah dateng. yow bro, gue kangen lo!" ujar Jean dengan nada sedikit alay yang dibalas jitakan oleh Levi dan teman temannya hanya menertawakannya saja.

"gue punya firasat kalo orang yang berusaha nyelakain Mikasa kemarin orang yang gue, nggak, lebih tepatnya orang yang kita kenal." ujar Levi tiba tiba membahas topik baru.

"hah? siapa emang?!" tanya Connie.

"si jalang busuk itu." jawab Armin yang mengerti maksud Levi.

"m-maksud lo? siapa sih?!" tanya Jean yang masih bingung atau mungkin lupa siapa yang Levi dan Armin maksud.

"Tara dan Quinne." jelas Levi singkat pada dan jelas.

I'm Hers [completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang