chapter 8

476 59 2
                                    

Levi mengikuti Mikasa setelah Mikasa pergi menuju kamar mandi. Levi menunggunya diluar pintu kamar mandi. samar samar ia mendengar suara pukulan. Levi ingin masuk tetapi ini toilet wanita. ia khawatir jika terjadi apa apa dengan gadis tersebut.

"persetan, dengan toilet wanita." gumam Levi dan bergegas masuk menuju toilet tersebut.

betapa terkejutnya Levi ketika melihat dua perempuan yang terduduk di pojok didekat wastafel sambil memegangi lengan atasnya.

pandangan lelaki tersebut berpindah memandang Mikasa, ia tertunduk dengan tangan yang lemas. ia mengetahui Levi berdiri dibelakangnya. ia tidak memperdulikannya. ia langsung keluar dari kamar mandi tanpa menghiraukan Levi yang masih berdiri disana.

Levi tahu dua gadis yang terpojok itu, merekalah perempuan yang suka mencari perhatian kepada Levi. Tara, ia merupakan gadis kelas XII IPS 5 yang sangat terobsesi dengan ketampanan Levi. sedangkan Quinne, gadis itu sangat terobsesi dengan ketampanan Armin. namun Levi dan Armin tidak pernah memperdulikannya. bahkan Jean, Connie, dan Armin pernah berkata hal hal kasar kepada mereka berdua tetapi hasilnya nihil. mereka tetap berusaha mendekati Levi dan Armin.

flashback on
"Quinne, gue tahu lo suka sama Armin, kita saling kerja sama biar kita bisa dapetin orang yang kita suka. kita harus dapetin mereka!" ucap Tara dengan nada optimisnya seakan menyemangati gadis disampingnya, Quinne.

"pokoknya, apapun akan gue lakuin supaya Armin jadi mau dan luluh sama gue." kata Quinne bersemangat.

hari hari berlalu, hingga kini saatnya mereka harus membuktikannya. mereka tak kuat untuk memendam perasaan sukanya kepada Levi dan Armin. Tara dan Quinne berjalan mendekati Levi dan Armin yang berada di kantin. 

"hai, Levi. kamu ganteng deh hari ini, aku boleh duduk disini kan?" tanya Tara dengan nada imut yang dibuat buat.

"lo siapa?" tanya Levi singkat dan dengan wajah yang menunjukkan ekspresi jijik, kesal, dan emosi.

"aku kan pacar kamu, Tara. kamu lupa?"

"ternyata jalang juga bisa ngarang cerita ya, baru tau gue." ucap Levi pedas yang berhasil menusuk hati Tara. seketika, Tara menjauhkan dirinya sedikit dari Levi lalu wajahnya kembali tersenyum.

"gapapa deh kamu bilang aku jalang, yang penting kamu mau bicara sama aku. pulang nanti mau main sama aku kan?"

"murah lo!" ucap Levi sedikit membentak. "ternyata lo ini ga jauh beda sama sampah ya, udah busuk murahan lagi." ucap Jean sarkas.

"Levi udah punya pacar jadi lo jauhin aja dia!" dilanjutkan Connie yang membuat Tara mengubah ekspresinya.

"kaya ga ada cara lain aja buat dapetin cowo, ga ada dignity lo berdua? hah?!" bentak Armin kepada mereka berdua.

"lho, kok kamu marah si sayang? jangan marah dong, aku kan cuma mau kamu aja." ucap Quinne memelas sambil menggelayuti lengan kekar Armin. Armin yang seketika disentuh langsung menebas lengannya. ia benar benar tak sudi jika harus disentuh oleh perempuan itu.

"SAYANG SAYANG, MAU MATI DISINI LO? GUE GASUKA YA SAMA LO, BITCH! GUE JIJIK LIAT LO YANG KAYA GINI. AH, PENGEN GUE GOLOK RASANYA TUH LEHER." ucap armin sarkas kepada Quinne. Quinne yang merasa terbentak hanya menutup mulutnya dengan tangannya, tak percaya jika ia mendapat jawaban seperti itu dari lelaki yang ia sukai.

"cabut, ga guna ngurusin jalang!" perintah Levi yang diikuti ketiga temannya. Jean yang dibelakang tertawa sinis kepada dua gadis itu. sedangkan Connie menunjukkan jempol terbalik ke arah gadis itu pertanda 'lo berdua ga beruntung'.

I'm Hers [completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang