chapter 22

334 38 31
                                    

sejak 1 jam yang lalu, Mikasa sudah membuka matanya. ia terlihat lemah, wajahnya begitu berantakan. rambutnya juga tidak tertata rapi. Mikasa masih mengumpulkan nyawanya. Annie, Sasha, Hitch, Natasha yang duduk melingkari Mikasa menatap Mikasa dengan tatapan iba.

Hitch memutuskan untuk memanggil Levi ditemani dengan Sasha. "gue panggil kak Levi ya?" tanya Hitch pada Annie.

"kak Levi tadi bilang dia ada di tenda panitia inti, kalo lo kesana bilang aja ada perlu dengan kak Levi." titah Annie pada Hitch.

Sasha dan Hitch berlari menuju tempat dimana Levi berada. ketika sudah sampai, mereka berpapasan dengan Mr. Maxwell di depan tenda.

"permisi Mr., kami ingin mencari kak Levi, kami ada perlu dengannya Mr." ucap Sasha dengan sikap hormatnya.

"Levi! sini kau! ada dua perempuan sedang mencarimu!" panggil Mr. Maxwell dari depan pintu tenda. Levi berjalan menghampiri Mr. Maxwell lalu Mr. Maxwell memberi isyarat dengan mata bahwa ada yang sedang mencarinya. setelah Mr. Maxwell pergi, Levi menghampiri Sasha dan Hith.

"lo berdua? ada apa? Mikasa kenapa?" tanya Levi.

"kak, Mikasa udah siuman tapi, dia lemes dan keliatan berantakan banget. kita pengen bersihkan badan dia tapi badannya seketika panas, ya walaupun ga terlalu panas kaya orang demam sih." ujar Hitch pada Levi.

"kenapa lagi dengan anak itu?" gumamnya pelan lalu bergegas menuju tenda Mikasa dan meninggalkan Sasha dan Hitch.

Levi sudah berada di tenda Mikasa, ia masuk dan melihat Mikasa yang sedang bersandar lemah di bahu Annie. Levi menghampirinya.

"Mikasa?" panggil Levi sambil menangkup wajah Mikasa.

"mas pendek? a-aku dimana ini?" tanyanya sambil melihat sekelilingnya.

Levi benar benar bersyukur setengah mati bahkan rasanya ia ingin sujud syukur karena Mikasa masih ingat dengannya, bahkan nama panggilan khususnya. Annie, Sasha, Hitch, dan Natasha yang mendengar Mikasa kembali memanggil Levi pun tersenyum lega. ternyata sahabatnya yang satu itu masih baik baik saja.

"k-ka-kamu ada di tenda kelompokmu, neng calon!"ujar Levi terbata karena pertama kalinya ia menggunakan panggilan aku-kamu pada Mikasa. Mikasa tersenyum lalu menegakkan badannya, berniat berdiri untuk mengambil satu kotak susu strawberrynya di tas khusus makanannya.

"mau kemana?" tanya Levi.

"aku mau susu strawberry." jawabnya lalu ia mencoba berdiri tapi kembali terduduk karena perutnya yang masih merasa nyeri walaupun perihnya sudah sedikit menghilang sih.

"Mikasa, ka-kamu jangan berdiri dulu, oke?! mau susu strawberry? berapa?" tanya Levi lagi yang kemudian mengambil beberapa kotak susu strawberry di tas Mikasa.

"d-dua boleh?" tanya Mikasa.

"satu aja dulu ya, perutmu kan belum sembuh. atau ga, makan nasi atau bubur dulu baru boleh minum dua." titah Levi. Mikasa menggeleng pelan.

"makan bubur itu hambar, aku ga suka rasanya." tolak Mikasa sambil menunduk.

"kalo k-kamu lagi sakit memang hambar, tapi jangan mikir rasanya. ayo dong, kasian perutmu sakit terus tuh kalo kamu ga makan. makan sedikit ya? mau aku suapin? atau Annie? Sasha? Hitch? yang nyuapin? mau siapa?" tanya Levi bertubi tubi tanpa jeda.

"mas pendek ga sibuk? mas pendek ga kumpul sama panitia inti lainnya? mereka pasti nyari mas pendek, udah sana mas pendek balik ke tenda aja sana!" Mikasa mengalihkan pembicaraan Levi.

"jangan ngalihkan pembicaraan Mikasa!" ucap Levi tegas dan terdengar mengerikan bagi Mikasa.

"ahhh, iya iya iya iya iya! aku makan." ujar Mikasa mengalah. demi susu strawberry, apapun ia lakukan agar ia bisa merasakan nikmatnya susu strawberrynya.

I'm Hers [completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang