chapter 50

266 31 15
                                    

Levi dan Mikasa sudah berada di dalam rumah Levi. seketika, mama papanya mendatangi mereka berdua. Mikasa mencium punggung tangan kedua orang tua Levi dengan senyuman manisnya.

"aduh, udah lama kamu nggak main kesini, mama kangen." ujar Kuchel memeluk Mikasa hangat.

"eheheh, oh iya tan-- maksud saya mah. ini saya ada buah tangan untuk anda sekalian. saya beli ini waktu di Yogya kemarin." ucap Mikasa sambil memberikan dua buah paper bag kepada orang tua Levi. kedua orang tuanya menerima dengan senyuman sumringah dan berterima kasih kepada Mikasa.

"tunggu bentar ya, mama buatkan minuman." ujar Kuchel yang hendak ke dapur.

"eh nggak usah deh mah, nggak usah repot repot, hehehe." tolak Mikasa halus dan sopan. Kuchel hanya mengangguk paham lalu kembali masuk ke dalam rumahnya bersama suaminya.

"mas pendek?" panggil Mikasa yang hanya ada mereka berdua di sana. Levi yang tadinya fokus dengan ponselnya menolehkan wajahnya menghadap kekasihnya, 'apa?' katanya.

"pengen ice cream sama susu strawberry." ujar Mikasa dengan manja. Levi tersenyum lalu mengangguk. Levi menuju kamarnya di lantai atas untuk mengambil jaket hitamnya lalu berpamitan pada kedua orang tuanya untuk keluar sebentar. kemudian ia menarik lengan wanitanya dan menuju mobilnya.

"jadi kamu kapan berangkat ke Jerman?" tanya Mikasa yang sudah berada di dalam mobil Levi.

"bulan depan. oh iya dan aku mau kita komitmen, memang LDR susah, tapi aku yakin kita bisa lewati ini." ujar Levi dengan senyuman hangatnya.

"aku sih pasti bakal bisa ya, semoga aja mata situ nggak lirik kemana mana ntar kalo udah di Jerman." ucap Mikasa berniat bercanda.

"cih, ya nggak bakal lah. orang aku aja belom pernah punya mantan sebelumnya, gimana bisa lirik lirik ke cewe lain coba." jawab Levi dengan kekehan kecilnya.

"hahaha, iya iya maaf, aku cuma bercanda." sahut Mikasa dengan kekehan kecilnya.

tak lama kemudian, Levi memberhentikan mobilnya di parkiran sebuah supermarket. mereka berdua turun lalu memasuki tempat yang ramai tersebut.

"aku merasa bebas setelah ujian nasional. cuma tinggal nunggu hasil keluar dan ngurus beberapa data trus berangkat deh ke Jerman." ujar Levi dengan nada senangnya ketika mereka sudah berada di dalam supermarket.

Mikasa hanya tertawa mendengar perkataan kekasihnya. ia juga merasa senang karena kekasihnyaa sudah bisa meraih impiannya. tetapi, ia juga sedih karena tak lama lagi ia harus menjalani hubungan jarak jauh dengan kekasihnya. setelah ini, Mikasa akan menduduki kelas 12, ia sudah berniat untuk melanjutkan pendidikannya di Eropa sana. ia berniat untuk melanjutkan perguruan tinggi di Oxford, England. ia akan mengambil jurusan matematika dan biologi di sana, mata pelajaran yang disukainya.

"kamu rencana mau kuliah dimana?" tanya Levi yang melihat Mikasa sedang memasukkan beberapa kotak susu strawberry ke dalam keranjang belanjaannya.

"pengennya sih di Oxford. Math and biology." jawabnya.

"yaudah bagus, nanti kamu bisa ajarin aku segala hal tentang matematika." sahut Levi mengusap kepala Mikasa.

"dan kamu juga bisa ajarin aku segala hal tentang bahasa asing." ucap Mikasa.

"bukannya kamu udah pinter bahasa inggris ya?" tanya Levi yang berjalan di sebelah Mikasa.

"aku emang bisa bahasa inggris, tapi aku nggak sejago kamu." ucap Mikasa kemudian ia berjalan menuju dimana tempat ice cream berada.

matanya membelalak dan tubuhnya membeku setelah melihat seseorang yang ternyata ia kenali sedari lama. Levi yang heran dengan sikap kekasihnya yang hanya mematung itu lantas bertanya padanya.

I'm Hers [completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang