chapter 27

348 38 8
                                    

"AAAAA....hah....hah...." teriak Mikasa yang tiba tiba terbangun dari tidurnya. teman temannya yang tertidur di sampingnya juga ikut terbangun karena terkejut. ini masih pukul 3 pagi, satu jam yang lalu setelah jurit malam.

"lo kenapa tereak anjir?" tanya Sasha pelan dengan wajah yang masih berantakan lalu ia kembali tertidur.

"hah? ah, nggak nggak. g-gue cuma mimpi doang." jawab Mikasa pelan. 'mimpi doang tapi kok rasanya nyata sih!' batin Mikasa heran. ia duduk dan menetralkan pikirannya yang berkecambuk. Annie juga ikut duduk di sebelahnya.

"lo kenapa? mimpi apa?" tanyanya.

Mikasa belum menjawab pertanyaan Annie tetapi air matanya tiba tiba menetes begitu saja. Annie yang semakin bingung membangunkan Sasha dan Hitch yang masih tertidur.

"Mik, lo kenapa nangis? ada apa sih? ayo cerita sini!" ujar Hitch sambil menguap. Mikasa tetap enggan membuka mulutnya dan air mata masih setia meluncur dari pelupuk matanya.

Annie dan teman temannya benar benar bingung dengan Mikasa. mengapa ia menangis? apa yang membuatnya menangis? dan setahu mereka, Mikasa merupakan orang yang jarang menangis. tetapi kini lihatlah apa yang sedang terjadi padanya.

Annie memeluk Mikasa. dia menangis tanpa mengeluarkan suara, hanya meneteskan air matanya saja. Annie menyandarkan kepala Mikasa di bahunya. dirangkulnya sahabatnya dengan kuat kuat.

"lo kenapa Mik?" tanya Annie halus. "udah gausah nangis, ceritain sini kenapa." ujar Annie halus sambil mengusap air mata Mikasa. air mata Mikasa sudah berhenti, tetapi ia masih belum membuka mulutnya untuk berbicara.

"Mik, ada apa emang?" kini Sasha yang bertanya sambil merangkul Mikasa.

"g-gue" ucap Mikasa terbata dan pelan lalu meneteskan air matanya lagi. "gue...mimpi...mas pen-dek ada di rumah sakit." lanjut Mikasa pelan yang disusul dengan air mata yang menetes satu persatu.

Annie, Sasha, dan Hitch membelalak terkejut. "emang lo mimpiin kak Levi kenapa?"

"gatau, mimpi gue random. dari gue sama dia ada di suatu tempat trus tiba tiba," ucapannya terpotong karena air matanya semakin turun deras. "tiba tiba dia kecelakaan gitu. g-gue takut banget." jawab Mikasa dengan nada serius dan kepala tertunduk. bajunya sudah basah karena tetesan air matanya. Mikasa berdiri dan segera keluar dari tenda. ia tidak memperdulikan teman temannya.

Mikasa berlari menuju tenda Levi. terlihat seperti kebetulan, Levi sedang berjalan hendak masuk ke tendanya. tetapi ekor matanya menangkap seseorang yang sedang berlari ke arahnya.

"Mikasa?" gumam Levi pelan sambil menyipitkan matanya memfokuskan pandangannya pada perempuan yang sedang berlari ke arahnya.

Mikasa tidak mengatakan apa apa dan langsung memeluk Levi. Levi yang kebingungan dengan sikap wanitanya hanya membalas pelukannya. Levi mengira pendengarannya terganggu tapi ternyata ia salah, ia benar benar mendengar wanitanya sedang terisak. Levi semakin kebingungan dibuatnya.

Levi melepas pelukannya lalu menangkup wajah Mikasa. ditatapnya Mikasa dengan sendu, matanya terlihat sembab. "kamu kenapa nangis? ada apa?" tanya Levi halus. ia tidak menjawab pertanyaan Levi. ia masih terisak di pelukan Levi.

sungguh Levi tidak mengerti apa yang harus ia lakukan. bertanya, wanitanya tidak menjawabnya. membalas pelukannya, sudah ia lakukan. Levi melepas pelukan Mikasa dan beralih merangkulnya dan membawanya ke sebuah tempat yang sedikit sunyi. pohon tidak terlihat disana, hanya langit malam dengan bintang bertaburan yang menghiasinya. Levi menghadapkan tubuhnya pada Mikasa, kembali menangkup wajah gadis tersebut.

"sayang, kamu kenapa? kenapa nangis? ada apa? hm?!" tanya Levi yang begitu halus di telinga Mikasa. Mikasa mengangkat kepalanya, menatap Levi dengan wajah yang menunjukkan kekhawatiran.

I'm Hers [completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang