chapter 5

526 70 3
                                    

tak terasa, 4 jam pelajaran sudah terlewati. kini sudah pukul 3 sore sedangkan diluar masih saja terasa teriknya matahari. setelah kejadian di kantin tadi, Jean, Connie dan Armin langsung bergegas menuju kelas Mikasa untuk menemui gadisnya masing masing.

"gue cari orang yang namanya Sasha, ada ga?" tanya Connie kepada seluruh orang di ruangan kelas tersebut dan yang dipanggil hanya menoleh dengan pipi yang memerah.

"Mik, Ann, Hitch, gue duluan ya, dah dipanggil kak Connie. bye!" pamit Sasha yang hanya diberi anggukan oleh Mikasa lalu memberi high five kepada kedua temannya.

Sasha dan Connie sudah melenggang pergi menuju parkiran sekolah. berbeda dengan Armin dan Annie yang masih duduk di balkon sekolah hanya untuk beetukar cerita dan sharing ilmu antara IPS dengan IPA. sedangkan Jean yang mengajak Hitch menuju cafe untuk memulai hubungan yang lebih serius. dasar, pasangan muda.

Mikasa? ia menuju kelas kelas Erwin untuk menemui Levi disana bersama dengan Erwin dan Hange.

"lo terlambat 2 menit!" ketus Levi kepada Mikasa yang masih berdiri di pintu. suasana kelas sudah sepi karena memang sudah waktunya untuk kembali ke rumah.

"maaf kak, tadi saya masih ada keperluan sebentar dengan teman saya." ucap Mikasa tetap dengan wajah datarnya.

"yaudah sini buruan, bantuin gue buat rekap pendaftaran di hari ini." Levi memerintah Mikasa untuk duduk disebelahnya.

Mikasa berjalan lelah menuju bangku disebelah Levi, ia sangat lapar hari ini. "apa boleh saya makan dulu? perut saya perih karena dari siang belum makan." Mikasa meremas perutnya karena merasa sangat perih.

"lo gapapa Mik?" tanya Hange tiba tiba karena melihat Mikasa meremas kemeja dibagian perutnya.

"nih, makan!" ucap Levi tiba tiba dengan wajah sinisnya sambil memberikan sebuah roti. untungnya, roti tersebut bukan rasa cokelat.

"makasih kak" tukas Mikasa sambil menerima roti tersebut, lalu memakannya dengan perlahan.

sudah satu jam berlalu, kini waktunya untuk kembali ke rumah. Levi dan Mikasa meninggalkan ruang kelas bersamaan lalu mereka berhenti di depan pintu.

"ini udah sore banget, lo mau bareng gue atau lo dijemput?" tanya Levi dingin kepada Mikasa.

"kayanya sih dijemput kak, tapi nggak tau lagi. saya mau telpon papa dulu deh." jawab Mikasa lalu mengeluarkan ponselnya.

sial, papanya tidak bisa dihubungi. lalu ia berganti menelpon mamanya. namun jawaban mamanya mengecewakan.

"sayang, mama sama papa ada urusan mendadak di luar kota, ini mama dan papa barusan juga berangkat, maaf ya nak, kalau mau pulang naik bus umum dulu ya, makan malam sudah siap di meja makan. Bi Tuti ada dirumah jagain kucing kamu." mamanya menjelaskan panjang lebar.

Mikasa hanya mendengus kesal mengetahui kedua orang tuanya keluar kota. ia akan sendirian malam ini.

"bareng sama gue aja. lo gue anter." ucap Levi tiba tiba tanpa memperdulikan jawaban Mikasa dan langsung berjalan menuruni tangga untuk menuju ke parkiran.

'e-eh, sabar Mikasa, dia itu kakak kelas kamu, kamu harus sopan, jangan tersulut emosi hanya karena dia mengesalkan.' ucap Mikasa bermonolog lalu menyusul Levi menuruni tangga.

"mereka cocok, tapi sama sama dingin. comblangin mereka yuk?!" tanya Hange gurau sambil mengelus kepala Erwin.

Erwin terkekeh dengan perkataan Hange, ia hanya menggelengkan kepalanya heran mengapa kekasihnya ini sangat ingin sekali melihat Levi mempunyai seorang wanita.

I'm Hers [completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang