chapter 30

288 36 4
                                    

flashback on
seorang gadis sedang menangis di dalam kamarnya. ia tersedu sedu karena mendengar kedua orang tuanya yang bertengkar hebat di luar pintu kamar.

"gara gara gue nikah sama lo, lihat! anak lo jadi sembarangan kaya gitu. gue ga pernah mengharapkan anak macam dia, eneg gue lihatnya!" terdengar bentakan seorang lelaki dengan suara berat yang berasal dari dalam rumah mewah tersebut.

"gue juga ga berharap nikah sama lo! kalo bukan gara gara orang tua lo yang jodohin kita, ya kita ga bakal pernah ketemu dan ga akan pernah punya anak ga berguna macam dia!" kini suara bentakan seorang wanita yang tak kalah kerasnya juga berasal dari rumah tersebut.

"mulai detik ini, lo bukan suami gue lagi dan gue bukan istri lo lagi! ngerti lo?!" bentak wanita tersebut pada lelaki didepannya.

Tara menangis sejadi jadinya di dalam kamarnya. ia begitu rapuh ketika mendengar perkataan orang tuanya yang menyatakan bahwa mereka tidak mengharapkan anak sepertinya. dosa apa yang telah ia lakukan pada kedua orang tuanya? dan apa? kedua orang tuanya bercerai? ia merasa ia ingin mati sekarang. tolong siapapun, bunuh Tara saat ini juga.

Tara meraih ponselnya lalu menelpon seseorang yang selalu menemaninya disaat ia sedang terjatuh, Quinne.

"hallo Tara, ada apa?" tanya Quinne di seberang sana. Tara tidak menjawabnya tetapi tangisannya malah menjadi. Quinne yang bingung semakin merasa khawatir dengan keadaan Tara. Quinne berinisiatif mendatangi Tara untuk menanyakan keadaannya.

"Tara lo kenapa nangis?" tanya Quinne. "ortu cerai. dan mereka semua ga mau ngurus gue. gue udah ga punya siapa siapa." jawabnya.

Quinne terbelalak karena benar benar tidak percaya atas apa yang Tara ucapkan.

"lo masih mending ada nenek lo, gue udah ga punya siapa siapa. gue hilang arah. gue pengen mati!" ujar Tara dengan nada kesalnya.

"ssshhhh, Tara, lo masih ada gue. gue bakal nemenin lo selamanya. gue ga bakal ninggalin lo." ujar Quinne memeluk Tara dan menenangkannya.

setelah 3 hari semenjak kejadian itu, sikap Tara dan Quinne semakin berubah. mereka menjadi semakin liar dan nakal. suatu hari Hange yang sedang membawa minuman kaleng ditangannya secara tidak sengaja menabraknya karena Hange sedang berlari terburu buru.

brukkk. arrrghhhhh!

Hange dan Tara terjatuh, minuman tersebut tumpah di baju Tara. dari baju yang awalnya berwarna putih menjadi cokelat kehitaman. ya, minuman cola.

"lo punya mata ga sih? liat nih baju gue jadi basah gara gara sikap lo brengsek!" sentak Tara pada Hange.

"maafin gue, gue lagi buru buru tadi. ini gue gantiin pake duit ya, lo bisa beli makanan yang lo mau." ujar Hange dengan nada tergesa gesa sambil memberikan selembar uang seratus ribu pada Tara.

"woi, gue ga butuh duit lo! lo harus tunduk ke gue sebagai permintaan maaf!" Hange yang mendengar hal itu menolak dengan keras.

"wajib kah gue tunduk? lo siapa gue? gue udah minta maaf kan? udah, masalah kelar. gue permisi." cerocos Hange lalu berlalu meninggalkan mereka berdua yang terlihat emosi.

sejak saat itu, Tara dan Quinne selalu membully Hange. alasan pertama karena Tara melampiaskan kekesalan akan perceraian orang tuanya pada Hange. ya karena ketika Tara sedang emosi emosinya, Hange datang dan menabraknya yang membuatnya semakin emosi. alasan yang kedua karena Hange anak yang tidak terlalu kuat dan tidak terlalu famous di sekolahnya saat itu. jadi, hal itu mereka gunakan sebagai kesempatan untuk membully Hange habis habisan.

I'm Hers [completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang