chapter 42

262 34 4
                                    

Annie, Sasha, Hitch, dan Hange sudah berada di rumah Mikasa selepas pulang sekolah tadi. mereka berniat untuk menjenguk Mikasa yang sedang demam biasa itu. mereka berempat sudah berada di dalam kamar Mikasa. mereka melihat Mikasa yang masih terlelap dengan wajah pucatnya sambil bersembunyi di balik selimutnya. mendengar suara beberapa langkah kaki membuat matanya terbuka perlahan dan menyibakkan selimutnya. Mikasa tersenyum mengetahui sahabat sahabatnya datang untuknya.

"kalian naik apa kesini?" tanya Mikasa pelan dan lemas, berusaha untuk duduk.

"kita pesan taksi online." jawab Sasha lalu duduk di sebelah Mikasa.

Mikasa hanya mengangguk. "para pacar pacar kalian kok tumben nggak sama kalian?" tanya Mikasa penasaran.

"mereka ada urusan penting." jawab Annie dengan hangat, sengaja berbohong dengan mengucapkan hal itu supaya Mikasa tidak kepikiran akan Levi mengingat kondisinya yang masih demam.

"oh iya, mereka ga lama kan bakal ujian nasional. mungkin mereka lagi belajar bareng ya." ujar Mikasa tersenyum manis dengan nada optimis yang percaya begitu saja dengan perkataan Annie.

Sasha, Hitch, dan Hange yang mendengar kekehan kecil Mikasa hanya ikut tersenyum renyah. mereka juga bisa merasakan apa yang Mikasa rasakan. mungkin hati Mikasa sangat hancur, tetapi ia bersembunyi dibalik wajah cantiknya yang pucat pasi itu untuk menutupi hatinya yang sedang hancur.

"eh, tugas di hari ini apa aja? gue mau kerjain nanti malem." ujar Mikasa yang kini sedikit bersemangat.

"nggak ada tugas sih, cuma sejarah wajib tadi disuruh baca dan pelajari paket halaman 57 - 62, yang materi kemerdekaan indonesia itu. minggu depan bakal diadain tanya jawab." Hitch menjelaskan apa yang diperintahkan guru sejarahnya di sekolah tadi. Mikasa hanya mengangguk paham.

mama Mikasa memasuki kamar anaknya sambil membawa nampan yang di atasnya ada sebuah piring, segelas air mineral, segelas susu strawberry, dan beberapa pil obat penurun demam Mikasa.

"kalian semua, makan dulu ya. tante sudah belikan makanan buat kalian di meja makan di bawah." ujar mama Mikasa lalu meletakkan nampan makanan tersebut di nakas sebelah kasur Mikasa.

"aduh maaf ya tante, kita semua jadi merepotkan tante nih." ucap Hange yang mewakili semua temannya karena mereka merasa merepotkan mama Mikasa.

"halah, kalian lho sering kesini. udah nggak papa, nggak ngerepotkan sama sekali kok. makanannya ada di meja makan bawah ya nak, milih sendiri deh sesuka kalian." ujarnya sambil tersenyum dan tawa kecil.

"iya tante, sebentar lagi kita ke bawah." jawab mereka semua.

"nak, mama sama papa mau ke acara kantor dulu ya. mungkin sekitar jam 7 malam mama udah selesai." ujar mamanya berpamitan pada anaknya. Mikasa mengangguk, "kak Eren sama kak Histo dimana mah?"

"ada di taman belakang, mereka ga bakal kemana mana karena mama udah nyuruh kak Eren buat jagain kamu." jawab mamanya lalu keluar dari kamar anaknya.

"dah sana, lo semua makan dulu. lo semua pasti laper." Mikasa menyuruh semua temannya supaya makan seperti yang diperintahkan mamanya.

"iye, kita makan nih. sukanya repot repot wae emak lu Mik, kita jadi ga enak gini." geram Hange dengan cengirannya.

mereka semua menuju ke bawah dan makan di meja makan sana, kebetulan juga ada Historia yang sedang berada di dapur untuk membuat susu ibu hamil.

"eh maaf kak, kita disuruh makan sama tante dan Mikasa di sini. hehehe." ucap Hitch yang mewakili semua temannya karena mereka meras canggung makan di rumah orang.

"aduh kalian ini, santai aja ih. anggap aja rumah sendiri." kekeh Historia sambil menuangkan air panas pada gelas yang berisi susu bubuk berwarna putih itu.

I'm Hers [completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang