"Sayang, kamu bawa baju banyak banget."
Pagi-pagi begini Arsen sudah dibuat kaget. Rencananya mereka akan berangkat ke Bali nanti siang, dan sekarang mereka sedang mempersiapkan apa saja yang akan dibawa. Namun istrinya membawa baju hampir dua koper. Arsen memijat pangkal hidungnya lalu memandang istrinya yang sedang sibuk memilih baju untuk Arsen.
Arsen berjalan mendekat memeluk Elina dari belakang. "Sayang, kita cuma mau liburan bukan pindah rumah." ia menyembunyikan wajahnya di leher Elina menghirup wangi istrinya dalam-dalam.
Elina membalikkan badannnya, mengecup pelan bibir tebal suaminya. "Ini semua tuh buat cadangan aja. Mending kelebihan daripada kita kekurangan baju."
Arsen menarik nafas panjang, ia mencoba membujuk Elina agar membawa baju yang diperlukan saja. Namun hal itu membuat Elina menangis, akhir-akhir ini mood istrinya memang sedang tak menentu. Bahkan terkadang ia takut salah ucap dan malah menyakiti hati Elina.
Setelah melalui proses pembujukan yang panjang, akhirnya Elina menurut apa yang suaminya katakan. Hanya ada satu koper yang mereka bawa, dan itu semua sudah berisi barang-barang yang penting.
◎◎◎
Setelah menempuh perjalanan sekitar hampir 2 jam, akhirnya Arsen dan Elina tiba di Bali dengan selamat. Elina menengadahkan wajahnya ke langit menghirup udara Bali yang sudah sejak lama ingin ia kunjungi.
Mereka check-in dan beristirahat di hotel. Elina menatap jalanan yang dipenuhi kendaraan lalu lalang dari jendela hotel. Ia tersadar dari lamunannya kala ada tangan besar dan kokoh yang memeluknya.
"Kamu suka?" tanya Arsen sambil sesekali mencium pipi istrinya yang semakin chubby.
Elina mengangguk lalu mengelus perutnya lembut. "Iya, makasih ya. Kamu selalu buat aku bahagia." Senyuman terukir indah di wajahnya.
Arsen tertegun selalu membuat bahagia katanya? Ingatan pemuda itu seakan terlempar ke beberapa minggu yang lalu. Saat-saat di mana ia selalu membuat gadis ini menangis dan menderita. Apakah Elina bisa dengan mudah melupakan semua perlakuannya dulu?
Pelukannya semakin erat seakan tak mau kehilangan perempuan yang berhasil membuat hidupnya lebih berwarna. Sampai kapanpun Arsen tak akan melepaskan Elina, tujuannya sekarang adalah menjaga dan selalu membuat bahagia seperti yang wanitanya ucap tadi.
"Mau jalan-jalan?"
"Mauuu." Elina langsung bersiap-siap.
~
Warna oranye tampak menghiasi langit, laut seakan memperlihatkan matahari yang hampir tenggelam di ujung sana. Banyak pengunjung yang mengabadikan momen itu dengan mengambil gambar. Elina tak mau ketinggalan, ia segera mengambil ponselnya lalu mengarahkan kameranya ke arah mentari sore.
KAMU SEDANG MEMBACA
Saudade: Jejak Rindu
Teen Fiction"Aku hamil." "Gue mau lo gugurin kandungan lo! Dan masalah selesai." Hanya karena rasa cemburu di hati Arsen membuatnya gelap mata sampai merenggut kesucian Elina, pacarnya sendiri. ______ 2020