dua

1K 57 66
                                    

~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~

"Eh itu ngapain Arsen sama si uler?" Tiara menunjuk ke arah jendela yang menampakkan Arsen dengan seorang perempuan sedang berjalan berdua.

Menyadari perubahan raut wajah Elina, Fara menyenggol lengan Tiara. Tiara yang terkejut langsung menutup mulutnya. "Aduh, Lin. Mungkin aja mereka nggak sengaja papasan. Terus ke kelas bareng, lo jangan nethink dulu, Lin."

Bagaimana Elina tak berfikiran buruk, jelas-jelas Arsen dan perempuan itu berbeda kelas. Ingin rasanya Elina menemui Arsen sekarang. Namun, wali kelasnya sudah datang yang membuatnya harus menunda keinginannya tersebut.

Elina menatap wali kelasnya yang sedang berbicara di depan kelas dengan tatapan kosong. Kesadaran Elina kembali saat wali kelasnya memanggil namanya untuk mengambil amplop putih. Tak butuh waktu lama semua siswa di kelas XII IPS 1 sudah menerima hasil dari kerja keras mereka.

"Aku pergi dulu yah, kebelet." Elina langsung melenggang pergi setelah wali kelasnya keluar.

"Eh, Far. Elina aneh nggak, sih?" tanya Tiara.

"Biasa aja." jawab Fara yang sibuk dengan ponselnya.

Elina berjalan menuju kelas XII IPA 1 bermaksud menemui Arsen, kekasihnya. Ketika sampai, ia melihat beberapa orang sibuk dengan urusan masing-masing. Berfoto ria, bahkan ada yang berpelukan sambil menangis.

Tatapan Elina mengelilingi ruangan. Arsen, lelaki itu tidak ada di kelas. Lalu di mana ia berada? Tepukan di bahu Elina membuat ia terkejut.

"Nyariin Arsen, ya? Dia tadi jalan ke rooftop sama Sheila, anak IPA 4." ucap gadis berkacamata tanpa ditanya.

"Oh, makasih ya." Setelah berterimakasih, Elina pun pergi menemui Arsen.

Di perjalanan menuju rooftop, hatinya risau. Apa lagi mendengar bahwa Arsen bersama perempuan lain. Tangannya dingin, bahkan sesekali ia menggosok-gosokkan kedua telapak tangannya.

Elina berhenti sejenak ketika sampai di rooftop. Pintunya terbuka, dan hal menyakitkan yang ia lihat yaitu, Arsen sedang duduk berdua bersama Sheila di sofa. Tak hanya itu, tangan Sheila juga melingkar indah di pinggang kekasihnya.

Kenapa Sheila melakukan itu? Padahal satu sekolah sudah mengetahui hubungan Arsen dengan Elina.

"Arsen."

Mendengar panggilan itu, membuat dua insan yang sedang menikmati angin sepoi menoleh ke sumber suara.

"Lo ngapain di sini?" Arsen bertanya dengan wajah datarnya.

"Aku mau ngomong berdua sama kamu," ucap Elina tak berani menatap netra pekat milik Arsen.

"Ya udah, ngomong aja."

Elina melihat Sheila yang masih memeluk kekasihnya.

"Tanpa dia," ucapnya sambil menunjuk Sheila.

"Kamu turun dulu ya, Sheil." Tangan Arsen mengelus rambut Sheila halus.

Saudade: Jejak RinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang