tiga puluh empat

49 5 7
                                    

“Elina, Deffan adalah sepupu kamu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Elina, Deffan adalah sepupu kamu. Ayahmu dan Ibunya adalah saudara sepupu.”

Mendengar hal itu, Elina merasa dunia seolah berhenti sejenak.

“Apa? Ibu bilang Deffan sepupuku?” Ia menatap Bu Rina dengan tidak percaya, lalu beralih kembali ke Deffan.

“Apa ini benar?”

Deffan mengangguk, meski masih terlihat bingung.

“Iya, aku memang sepupumu. Ayahku dan ibumu adalah saudara. Selama ini aku mencarimu, Elina. Aku nggak tahu kalau orang yang kami cari ada di panti asuhan.”

Tangis Elina pecah kembali, setelah ia dihantam oleh beberapa fakta. Mulai dari orang tuanya yang sudah meninggal dan sekarang Deffan yang ternyata adalah saudaranya.

Deffan berjongkok mensejajarkan tubuhnya dengan Elina. "Maaf, aku telat menyadari semua ini."

"Dari awal harusnya aku sadar, sejak pertama kali ngeliat kami aku pengin terus jagain kamu. Dan wajahmu mirip banget dengan Bibi Lucy, apa lagi kalo pas kamu senyum, manis persis Ibumu. Bibi meninggalkan keindahannya di kamu, Lin."

Elina mengusap pipinya yang dialiri air mata. "Kenapa kalian nggak cari aku dari awal?"

"Susah, Lin. Setelah kecelakaan Bibi Lucy dan Paman Agra, Bu Rina tiba-tiba menghilang. Jadi untuk menemukanmu kami harus menemukan Bu Rina terlebih dahulu karna dia yang tahu keberadaanmu." Deffan menjelaskan, nada suaranya penuh penyesalan.

Elina merasakan perasaan campur aduk—kekecewaan, tetapi juga kebahagiaan.

"Sekali lagi aku minta maaf, Lin."

"Terus kenapa kamu bisa kenal sama Bu Rina?" tanya Elina penasaran, beribu pertanyaan masih memenuhi kepalanya.

Deffan menarik napas dalam. "Bu Rina melamar menjadi ART di rumahku. Ternyata Mama Papa ku kenal sama dia. Dan ternyata dia adalah orang yang selama ini kami cari untuk menemukan keluarga kami yang hilang."

Elina menghapus air mata yang mengalir di pipinya. “Aku nggak tahu harus gimana. Selama ini aku merasa sendirian, dan sekarang tiba-tiba aku menemukan keluarga yang aku cari.”

Deffan tersenyum lembut. “Kamu nggak sendirian lagi, Elina. Aku ada di sini sekarang, dan aku akan selalu ada untukmu. Kita bakal menemukan cara untuk menjalin kembali hubungan kita.”

Elina merasa harapan baru dalam hatinya. “Jadi, kamu benar-benar sepupuku? Aku nggak bisa percaya ini.”

“Iya, dan kita akan menghabiskan lebih banyak waktu bersama. Aku ingin mengenalmu lebih baik dan mendengar semua tentang hidupmu. Aku udah banyak merindukanmu sebelum kita bertemu,” jawab Deffan dengan tulus.

Arsen yang duduk di samping Elina tersenyum melihat momen indah ini. Jujur, ia pun sangat terkejut akan takdir yang ada ini.

“Ini adalah awal yang baru, Elina. Sekarang kamu punya keluarga yang akan selalu mendukungmu.” lembut Arsen sembari mencium pipi Elina yang basah.

Saudade: Jejak RinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang