Hari ini matahari bersinar cerah, warna biru mendominasi langit dengan beberapa awan putih menghiasi. Elina menatap fokus burung yang sedang mencari ranting-ranting untuk membuat rumah di pohon.
Tanpa ia sadari sedari tadi Arsen memperhatikan Elina, tak ada bosannya ia melihat wajah Elina. Cantik dan manis, bagaikan nikotin yang membuat candu. Setiap hari ia merasa cinta nya untuk Elina semakin besar.
"Sayang, aku berangkat ke kantor dulu ya? Kalo ada apa-apa langsung telfon aku." kata Arsen dengan suara lembut, berjongkok agar sejajar dengannya.
Elina menatap Arsen, tangannya terulur mengelus rambut halus yang tumbuh di rahang tegasnya. "Aku takut ganggu kamu kalo telfon."
Arsen mengerutkan keningnya membuat alis tebalnya menyatu.
"No, you are my priority."
Elina tersenyum ketika mendengar jawaban suaminya. Ia memeluk dan menyembunyikan wajahnya di leher Arsen, menghirup wangi tubuh Arsen yang beberapa jam ke depan tidak ia rasakan.
"Aku berangkat ya," Arsen mencium kening Elina lembut, lalu melangkah pergi. Elina mengantarnya hingga mobil Arsen menjauh dari pandangan.
"Hati-hati."
Begitu mobil menghilang, Elina segera mengeluarkan ponselnya, mencari kontak dan menelepon seseorang.
"Sekarang yuk, Arsen udah berangkat."
"Oke, bu bos," jawab suara di seberang telepon.
Elina mematikan panggilan lalu berlari masuk ke rumah. Mengganti pakaian lalu memoleskan sedikit make up dan menyemprotkan parfum favoritnya dan juga Arsen tentunya. Mengambil tas selempangnya dan kembali lagi ke teras depan menunggu seseorang datang.
Sekitar 15 menit, terlihat mobil berhenti di depan rumahnya. Elina bergegas mengunci rumah dan menghampiri mobil tersebut yang di dalam ada dua sahabatnya.
"Lama."
Fara dan Tiara tertawa.
“Maaf, maaf! Tadi kena macet sedikit,” sahut Fara sambil menahan tawa, tak menyangka mood Elina berubah begitu cepat—efek kehamilan yang membuatnya semakin menggemaskan.
Mobil yang mereka tumpangi melaju membelah jalan raya yang masih lengang. Elina yang merasa nganguk pun tertidur, sementara Tiara sibuk dengan ponselnya. Sesampainya di tujuan, mereka bertiga berjalan beriringan, dengan Elina di tengah agar lebih mudah dijaga oleh sahabat-sahabatnya.
Sesampainya di ruangan dokter kandungan, mereka duduk sembari menunggu. Hari ini Elina akan melakukan usg untuk mengetahui jenis kelamin janinnya. Mereka berjalan melewati koridor dengan Elina berada di tengah agar Tiara dan Fara lebih mudah untuk menjaga sahabatnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Saudade: Jejak Rindu
Teen Fiction"Aku hamil." "Gue mau lo gugurin kandungan lo! Dan masalah selesai." Hanya karena rasa cemburu di hati Arsen membuatnya gelap mata sampai merenggut kesucian Elina, pacarnya sendiri. ______ 2020