tiga

905 63 82
                                    

~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~

Malam ini adalah malam yang dinantikan lulusan SMA Scorpio. Malam yang akan menjadi saksi bisu berpisahnya para sahabat demi menggapai impian masing-masing. Tiga tahun sudah mereka jalani. Kisah cinta sudah mereka rasakan. Semua terekam indah dalam memori. Berharap agar tak sirna walau termakan usia.

(pict from pinterest)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(pict from pinterest)

Meja yang tertata rapih di tengah lapangan sekolah, dengan lampu kelap-kelip yang turut iku memeriahkan malam ini. Semua yang hadir mengenakan gaun dan jas yang indah, bahkan dari brand ternama.

"Hai, Far!" sapa Tiara dengan senyuman di wajahnya. "Lho? Elina mana?" sambungnya saat tak melihat sahabat satunya itu.

Acara akan dimulai lima menit lagi. Namun, Elina belum juga menampakkan batang hidungnya.

"Sama Arsen kali," balas Fara.

Suasana yang tadinya ramai menjadi sunyi, semua terfokus pada gadis dengan balutan dress hitam bermutiara berjalan menembus keramaian. Rambutnya yang digerai menambah kecantikan dari dirinya, membuat siapapun jatuh cinta pada pandangan pertama. Belum lagi, di sampingnya berjalan lelaki tinggi dan tampan. Sungguh, mereka terlihat seperti pasangan yang cocok.

"Arsen, kita duduk di bangku paling depan aja." Sheila menarik lengan Arsen melewati Tiara dan Fara.

Tiara dan Fara saling bertatapan. Elina tidak bersama Arsen. Dan kenapa Sheila yang bersama Arsen? Mereka menghampiri pria itu dengan sedikit berlari.

"Lina mana, Sen?" tanya Tiara.

Arsen tertegun, ia ingat pesan Elina tadi sore bahwa kekasihnya ingin berangkat bersamanya. Namun, tanpa pikir panjang ia menolak begitu saja.

"Kirain sama kalian." jawab Arsen dengan wajah datar andalannya.

"Dia kan mau berangkat bareng sama lo! Kok lo malah sama cewek ini, sih?!" Tiara menatap Sheila marah.

Bagaimana tak marah, Sheila tahu bahwa Arsen sudah memiliki pacar. Namun, dia selalu menjadi benalu di hubungan sahabatnya itu.

"Ayo, Far kita pergi dari sini! Dan lo Arsen, lo cowok brengsek, gak guna, mati aja sana!" Tiara pergi sambil menarik tangan Fara menjauh dari orang-orang yang bisa menyulut emosinya.

Mereka mencoba berfikir positif, mungkin saja Elina telat karena harus membantu Bu Asih membereskan makan malam. Atau mungkin, ia terjebak macet di jalan. Mereka tidak bisa menikmati acara ini, yang mereka pikirkan hanyalah Elina. Tak mungkin Elina tidak datang ke acara ini karena dia sangat menantikan.

Pasti ada sesuatu.

Promnight sudah akan selesai. Namun, Elina belum juga muncul. Fara dan Tiara cemas. Apakah ia lupa? Tapi mana mungkin. Bahkan tadi sore sudah diingatkan di grup.

"MASIH SEMANGAT NGGAK NIH, TEMEN-TEMEN?" ucap MC yang langsung disambut oleh teriakan semangat anak-anak.

"Gak kerasa udah di penghujung acara. Oke ini penampilan terakhir dari Arseeen ... Tepuk tangannya mana dulu, nih?!"

Arsen berjalan menuju panggung. Ia duduk sambil memegang gitar. Jemarinya mulai memetik senar gitar dengan anggun, menarik nafas sebelum bernyanyi.

pict from pinterest

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

pict from pinterest

Mengapakah kita selalu berjauh hati?
Selalu sendiri dan terasa hati
Apakah kita tak sehaluan lagi?

Berat bagiku, berat bagiku...

Bait pertama sukses membuat banyak perempuan berteriak. Suara merdunya sangat pas dengan lagu yang dibawakan.

Apakah salahku kau buatku begini?
Selalu sendiri, tinggal sendiri...
Cinta yang ku pinta, kau balas dengan dusta
Berat bagiku...

Melepaskanmu...
Bukan mudah bagiku untuk melalui semua ini
Pabila kenangan kita mengusik jiwa dan hati
Kala malam tidurku tak lena mengenangkanmu

Ku cuba pertahankan
Separuh jiwaku hilang ikut terbang bersamamu
Episod cinta hitamku kini berulang kembali
Berulang kembali menguasai diriku ini...

Banyak yang menitihkan air mata. Tak sedikit dari mereka yang merekam penampilan Arsen. Bertanya dalam pikiran masing-masing, mengapa ada pria sesempurna ini di dunia.

Oh Tuhan, ku mahu yang terbaik
Terbaik buatku, insan kerdil ini
Oh Tuhan, noktahkan kehilangan ini
Munculkan dia, dia terakhir buatku...
Dan buat dirinya...

Entah kenapa hatinya menginginkan gadisnya di sini. Berada di antara kerumunan orang. Berharap gadisnya terharu, dan tak bisa dipungkiri bahwa lagu ini ia persembahkan untuk Elina. Arsen sadar ia memang lelaki yang kasar namun entah mengapa hanya Elina berhasil membuatnya nyaman.

Suara tepukan dan decak kagum terdengar walaupun Arsen sudah duduk ke tempatnya semula. Matanya mengelilingi banyak orang di tempat ini, walaupun hasilnya nihil gadisnya tidak ada di sini.

Drrtt ... Drrtt ... Drrtt ...

"Bu Asih? Tumben nelfon." batinnya.

"Hallo, Bu. "

"....."

"Apa? Elina kabur?!"

~tbc~

Btw lagunya bagus🥺💗

Saudade: Jejak RinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang