Elina berjalan ke kamar dengan menghentakkan kakinya bibirnya tak henti menggerutu. Sungguh ia merasa geram kepada Sheila, bisa-bisanya perempuan itu berbicara yang tidak sopan kepadanya yang notabene adalah istri Arsen. Elina duduk di kasur sambil menghembuskan napas kasar. Sebenarnya ia tak masalah jika Sheila mencintai Arsen, karena cinta itu hak semua orang. Namun, apakah Sheila tidak tau bahwa sekarang Arsen sudah berkeluarga, seharusnya ia sadar diri dan menghapus semua rasa cintanya pada Arsen.
Elina membaringkan tubuhnya sambil tangannya meng-scroll layar ponselnya. Saat sedang asik dengan media sosialnya tiba-tiba ada notifikasi dari Arsen.
Arsen : Nanti aku pulang mau dibawain apa?
Elina : Sate 50 tusuk
Arsen : Baik Nyonya
Elina hanya membaca pesan terakhir yang Arsen kirim lalu kembali sibuk dengan dunianya sendiri.
~
Arsen terkekeh melihat balasan istrinya. Lima puluh tusuk? Yang benar saja, palingan nanti tidak habis dan menyuruhnya untuk menghabiskan. Ia meletakkan ponselnya ke meja lalu membunyikan jari tangannya yang sedari tadi terasa kebas, menyandarkan tubuhnya ke kursi sambil memejamkan matanya sebentar sebelum suara ketukan pintu terdengar.
"Arsen."
Itu suara Sheila, ada gerangan apa ia datang ke sini?
Arsen membuka matanya menatap Sheila yang berjalan semakin mendekat sampai pada akhirnya perempuan itu duduk di depan Arsen.
"Ada apa?"
Sheila mengambil kotak makan dari tasnya.
"Aku masakin makanan kesukaan kamu."
Gadis itu menyodorkan kotak makan kepada Arsen. "Mau aku suapin?" tanya Sheila tanpa pikir panjang.
Satu alis Arsen terangkat mendengar perkataan Sheila. Ia mengalihkan tatapannya ke dinding yang terpasang bingkai pernikahannya dengan Elina.
Arsen berdehem pelan. "Sebelumnya makasih atas makanan ini, tapi aku udah bawa bekal dari rumah. Ini Elina yang masak, jadi daripada mubazir mending kamu yang makan."
"Oh, iya satu lagi tolong jangan berperilaku kayak dulu. Ingat, aku udah punya istri dan aku harap kamu bisa ngerti. Kita masih sahabatan tapi jangan berbuat seenaknya," sambungnya.
Sheila tersentak mendengar itu, dadanya sesak. "Ternyata perempuan itu membawa pengaruh buruk buat kamu! Buktinya sekarang kamu mau ngehindar dari aku. Kamu lupa, kamu kenal aku lebih dulu sebelum dia. Nggak bisakah kamu prioritasin aku?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Saudade: Jejak Rindu
Teen Fiction"Aku hamil." "Gue mau lo gugurin kandungan lo! Dan masalah selesai." Hanya karena rasa cemburu di hati Arsen membuatnya gelap mata sampai merenggut kesucian Elina, pacarnya sendiri. ______ 2020