03 | The Beginning

43 11 0
                                    

Waktu sudah berlalu cukup lama namun para dokter dan suster hanya keluar masuk ruangan ICU, tidak satupun dari mereka menjawab pertanyaan yang terus berputar dalam kepala Adara, dadanya sesak sungguh, melihat putri semata wayangnya menahan kesakitan kala itu. 

Untung saja beberapa menit setelah membereskan meja makan dirinya langsung pergi untuk mengecek keadaan Ailin sembari memberikan kotak obat yang tertinggal di meja. Namun, ketika ia sampai di ujung pintu nampak putri nya itu sudah berada dilantai dengan tangan tepat disekitar perutnya, Adara tentu saja panik ia memanggil pembantu dirumahnya untuk mencari pertolongan. Ayah Ailin yang saat itu sibuk pun rela pulang lebih cepat untuk melihat kondisi putrinya.

Di dalam ICU pun semuanya terlihat sibuk berusaha mencari solusi untuk menyembuhkan gadis bernama Ailin itu. Tidak perlu ditanya keadaannya seperti apa, Ailin terlihat sangat pucat bahkan penampilan nya mirip sekali seperti seorang mayat. Kini gadis itu memakai masker oksigen untuk membantu kelangsungan hidupnya. Dan yang lain? Tentu saja ia juga dibalut beberapa alat rumah sakit yang entah apa saja jenisnya.

Malam itu sangat menyeramkan untuk kedua orang tuanya. Setelah sekitar 3 jam dokter keluar dari ruangan dengan wajah yang rumit dijelaskan.

"Kanker hati yang dialami oleh pasien naik mencapai stadium C untuk saat ini mohon bersabar dan terus berdoa untuk keselamatan putri bapak dan ibu sekalian," jelas dokter tersebut dengan nada pelan namun tegas.

Ucapan tadi membuat pasangan itu terkejut dan tidak menyangka kejadian seperti ini akan datang pada akhirnya, sebelumnya mereka sudah mempersiapkan diri jika skenario terburuk terjadi namun siapa yang menyangka kejadiannya akan datang secepat ini. Mereka bahkan berekspektasi putrinya itu dapat bertahan hidup setidaknya untuk 5 tahun ke depan.

Ailin dipindahkan ke ruang intensif agar para dokter bisa memantau lebih ketat dan sigap jika terjadi perubahan kondisi dari pasien. Lain dengan keadaan di rumah sakit perasaan Ailin justru berbeda, ia merasa tubuhnya berputar-putar dan tidak merasakan apa-apa pada dirinya hingga gadis itu tak sadarkan diri dan terbangun di ranjang lain.

^•^

'Ini udah di akhirat kah? Nggak deh kayaknya, bentar ... tapi kok aku ngerasa sekarang gak sakit ya? Apa emang bener aku udah ga- bernyawa?!'
Batinnya masih memejamkan mata.

Dengan perlahan ia membuka mata meski terasa sangat berat, ketika terbangun dokter dan suster setia mengelilingi ranjang Ailin dengan wajah yang terlihat lega, mungkin karena sekarang Ailin sudah siuman?

"Syukurlah anda sudah siuman, pasien Ghie Youra anda hampir saja meninggal," ucap salah satu dokter pria sembari tersenyum dan menatap Ailin dengan gembira, namun yang aneh adalah kenapa dokter ini memanggil nya Ghie Youra? Apa orang tuanya memberi nama baru padanya saat ia tak sadarkan diri? Tapi bagaimana bisa?

Ketika semua kebingungan itu berputar dalam benaknya ia tak bisa mengungkapkan rasa penasaran nya pada siapapun saat ini sebab mulut nya terasa sangat kaku. Ia juga tak tahu pasti dimana sekarang ia berada namun Ailin memutuskan untuk lanjut istirahat sejenak demi mengumpulkan tenaga agar bisa berbicara dengan leluasa.

Beberapa jam kemudian datang seorang wanita yang cukup tinggi namun aktif masuk ke dalam ruangan membuat Ailin panik dan sedikit terkejut mengingat ia belum pernah bertemu gadis ini.

"Eii Ghie Youra!" Teriaknya memenuhi seluruh ruangan, gadis itu membawa buah ditangan kiri dan ransel yang terpasang rapi dipundak.

"Ghie Youra?" tanya Ailin bingung mengapa sedari tadi semua orang yang menemui dirinya selalu memanggil dengan sebutan Ghie Youra?

"Hah? Apa overdosis obat bikin lu amnesia juga?" ucapnya sembari meletakkan buah di atas nakas lalu duduk di samping ranjang.

"Overdosis obat?" tanya Ailin sekali lagi sebab ia tak tahu menahu apa yang sedang terjadi.

"Lu beneran amnesia ya Ra? Masa lupa penyebab lo masuk rumah sakit? Agaknya lu emang bar-bar," terangnya namun tidak berhasil menjawab pertanyaan yang sedari tadi terus berputar di kepala Ailin.

'Overdosis? Seingetku masuk rumah sakit karena penyakit dah, Youra siapa sih?'  batinnya kesal memikirkan pasal siapa Ghie Youra sebenarnya dan wanita ini? Siapa dia?
Semua pikiran pikiran itu membuat kepalanya berdenyut nyeri.

"Eh lo gak papa?!" Panik gadis yang sedari tadi juga bingung dengan sikap temannya.

Hingga detik selanjutnya samar-samar ia dengar suara dibalut nada khawatir yang keluar dari mulut seorang lelaki. "Kenapa Na?"

'KANG JAE???!!'

"Ada apa kak?" tanya lelaki berbadan tinggi besar itu kini sedang berdiri tepat disebelah ranjang Ailin. Ada apa ini? Kenapa begini jadinya? Bagaimana bisa?

Ailin terperangah, memilih untuk tidak percaya dengan apa yang sedang ia alami saat ini, namun kejadian tadi cukup membuat gadis itu pingsan untuk kesekian kali. Kedua orang tadi juga terlihat panik ketika gadis didepan mereka tiba tiba menutup mata perlahan seakan-akan sedang terjadi sesuatu yang serius. Mereka dengan sigap segera memanggil dokter untuk memeriksa apa yang terjadi dengan Ailin.

^•^

Gadis yang ia temui kemarin terus bersama dengannya, ia tak tahu pasti siapa nama gadis itu tapi untuk sekarang sepertinya Ailin bisa sedikit percaya. Entahlah, setelah setidaknya ia cukup sadarkan diri, Ailin akan mencoba mencari tahu apa yang sedang terjadi.

Pagi tadi Kang Jae datang namun ia hanya melihat sebentar lalu pergi setelah memberi beberapa makanan sehat untuk nya. Jika dilihat lihat tidak nampak sekalipun cincin pernikahan dijari manis Kang Jae, apa dirinya koma sangat lama lalu selama itu terjadi, Kang Jae dan istrinya bercerai? Ahh tidak, pikiran buruk macam apa itu, memikirkan hal semacam itu sama saja berdoa agar mereka benar-benar bercerai, mendoakan keburukan itu dosa, Ailin tau benar tentang hal yang satu ini.

Lalu apa yang sebenarnya terjadi? Ailin bahkan tidak percaya dengan keajaiban, apakah ia benar-benar beruntung? Atau semua ini hanya mimpi belaka sebelum dirinya pergi ke akhirat? Namun kenapa semuanya terlihat begitu nyata?

Terkadang beberapa pertanyaan begitu sulit untuk dibayangkan maupun dijawab.

"Ra? Youra?!" Pekik gadis itu membuat fokus Ailin buyar seketika.

"A--apa?"

"Lu kenapa sih? Beneran amnesia ya? Tapi kata dokter gak? Terus lu kenapa sebenarnya?" ucap gadis itu terlihat sama bingungnya dengan Ailin, "jangan-jangan lu lupa sama gua?" Lanjut nya dengan raut wajah sedikit kesal.

Ailin hanya bisa membisu ketika mendengar perkataan gadis itu, membuat suasana antara keduanya menjadi sangat canggung.

"Sedih ya gua, beberapa hari lalu gua panik ampe jantungan ehh pas sadar malah ga kenal, kit ati" sindirnya sembari mengekspresikan rasa kecewa dalam hatinya, "nih biar ga lupa nama cewek cantik ini adalah Na Hyun, awas lupa lagi."

"Aaa hehe maaf ya na," tutur Ailin merasa sedikit tidak enak.

"Iya, btw lu beneran gapapa kan?" tanya Na Hyun sekali lagi memastikan sahabatnya itu benar-benar dalam keadaan baik.

"Eungg ... baik kok cuma ada beberapa hal yang bikin bingung," ujar Ailin tersenyum kecil.

"Santai aja, kata dokter linglung itu wajar kalo bingung tanya gua aja," jawab Na Hyun sangat pengertian terhadap sahabatnya.

"I..iya"

"Tapi lu kek bukan Youra sumpah," sahut Na Hyun seketika membuat Ailin gugup.

______________________________

Note
Stadium C : Kanker sudah menyebar ke pembuluh darah, kelenjar getah bening, atau organ tubuh lain. Pada stadium ini, kondisi pasien mulai memburuk, namun hati masih berfungsi.

Big thanks dari aku buat yang udah mau baca^^

Its_nq✨

[✓] Lingkar SamarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang