22 | Dating

23 6 0
                                    

Ailin masih terpuruk di lantai, air matanya meluruh dan dadanya terasa sesak. Kenyataan yang ia ketahui barusan benar-benar membuat Ailin ingin sekali menyerah, bahkan meski ia tak melakukan apapun pada Youra dirinya tetap merasa bersalah. Gadis itu ingin menjadi seperti Ailin selama ini, namun ibunya hanya peduli pada Ailin dibanding Youra. Apa yang harus ia lakukan sekarang? Bagaimana caranya ia bertahan?

Ye Jun yang sedari tadi di luar rumah pun akhirnya masuk namun tak didapati nya Youra di dalam, hingga ia mencoba mencari gadis tersebut ke dalam kamarnya.

Begitu membuka pintu ia sangat terkejut melihat Youra terduduk di lantai tengah menangis sesenggukan, dengan panik dan bingung ia menghampiri Youra berusaha menenangkan.

"Ra? Ra lu kenapa? Hmm? Ada apa? Ngapain nangis?" Ye Jun memeluk Youra sebab untuk pertama kalinya ia melihat gadis itu menangis separah ini.

"Tenang..tenang ada gue" timpalnya sedangkan Youra tetap menangis.

Ye Jun tak sengaja melihat buku yang tergeletak tak jauh dari tempat Youra, ia membuka lembar demi lembar buku tersebut hingga mengetahui penyebab kenapa gadis itu menangis.

Karena kehabisan tenaga akhirnya Youra jatuh pingsan, Ye Jun membaringkan tubuh lemah itu di atas kasur. Ye Jun bisa melihat kesedihan dalam wajah Youra, matanya sembab akibat menangis dan Ye Jun dengan perlahan mengusap wajah Youra dengan lap yang telah dibasahi.

Ia tak membawa Youra ke rumah sakit sebab dirinya tahu gadis itu pingsan karena kelelahan menangis, Ye Jun akan menunggu sampai Youra terbangun dan menanyakan kesehatannya.

"Eunghhh.." 

"Ra? Syukurlah udah bangun" ucap Ye Jun menghampiri Youra.

Youra tidak mengatakan apapun, ia menoleh ke arah jatuhnya buku catatan namun sirna sampai Ye Jun sendiri yang memberikan buku tersebut setelah menyadari mimik wajah Youra.

"Nih" tukas Ye Jun memberikan buku tersebut ke tangan Youra.

"Makasih"

"Lu jarang nangis kayak tadi gue kaget" ujar Ye Jun kembali duduk.

"Maaf.."

"Santai aja, gue tahu itu berat buat lo tapi gue yakin lo bisa" tuturnya menyemangati gadis tersebut.

'ucapan itu gak pantes buat gue..gue cuma adik yang bahkan gak kenal siapa kakaknya' balasnya dalam hati.

Ailin tahu pasti sekarang Youra bersama ibunya, menikmati waktu kebersamaan sebagai putri yang di sayang. Ailin tidak akan lagi mempertanyakan keadaan dirinya saat ini, ia juga tidak akan menyebut semua ini adalah hal yang tidak adil.

Tuhan selalu melakukan hal yang tidak pernah kita ketahui, ketidakadilan yang diberikan pun pasti memiliki alasan dibaliknya. Ailin kini mengerti keadilan bisa berbentuk apa saja.

"Istirahat aja..gue bakal tetep disini kok, sampai lo bisa sendiri" ujar Ye Jun lalu beranjak dari kursinya.

"Pulang aja udah malem, gue gapapa kok" sahut Youra pelan.

"Gak mau"

"Jun-"

"Apa? Mau bilang "lo itu idol ya jangan kayak gini" gitu? Gue gapapa juga kok, lagian gue gak masalah kalo harus disini dulu" bantah Ye Jun memotong ucapan Youra.

"Makasih.." balasnya sendu.

"Ehh Jun" panggilnya membuat Ye Jun menoleh.

"Apa?"

"Jangan kasih tau Nana ya kalo gue nangis gara-gara baca buku ini" ucapnya seraya mengangkat buku tersebut.

"Iya, gue gak akan bilang, udah istirahat sana" suruhnya dibalas anggukan oleh Youra.

[✓] Lingkar SamarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang