27 | Please...

21 6 3
                                    

Seperti lukisan yang sangat indah, namun tak terjelaskan. Seperti rasa perih dan kehilangan yang tersamarkan oleh cinta  yang sebentar..

______________________________

Tringg...

Ponselnya berdering terlihat di layar nama yang sedari tadi ia tunggu kabarnya.

'Akhirnya!' jerit Ailin dalam hati, ia sungguh senang lelaki itu akhirnya menelpon setelah sekian lama.

"Ye Jun!?" Ucapnya antusias.

"Maaf sebelumnya saya bukan Ye Jun" jawab seseorang di seberang panggilan itu membuat Ailin bungkam.

"Terus kenapa nelpon pake hp Ye Jun? Siapa kamu?!" Ailin yang sedari tadi khawatir, berpikir gadis yang ada di seberang telepon adalah sasaeng mereka.

"Saya seorang resepsionis, pasien Ye Jun berada di rumah sakit. Mohon maaf sekali mengabarkan berita sedih seperti ini" balasnya sopan.

Deg..

Ini tidak benar kan? Baru beberapa jam yang lalu lelaki itu pamit, bahkan dia berjanji untuk kembali..
Tapi berita macam apa ini?! Kenapa?

Ailin merasakan sensasi yang luar biasa, ia merasa pecahan kaca tengah mencabik-cabik jantungnya. Napasnya tercekat, dadanya memburu Ailin bahkan tak mampu mengucapkan sepatah kata pun. Nana yang sadar akan perubahan wajah Ailin mengambil alih ponsel tersebut.

Nana pun akhirnya tahu penyebab perubahan raut wajah Ailin, dia juga ikut merasakan guncangan hebat pada tubuhnya dan seketika lemas tak berdaya. Nana yang hanya teman saja seperih ini bagaimana dengan Ailin?

"Lin.." ujarnya sendu sedangkan gadis itu hanya diam seperti patung tak bernyawa.

"Ayo kita ke rumah sakit sekarang, bentar aku siapin.. tunggu di sini dulu" tukasnya bergegas merapikan beberapa barang untuk di bawa.

Namun kala ia kembali Ailin tak nampak di manapun, gadis itu sudah pergi sejak tadi tanpa menimbulkan suara dan membuat Nana cukup panik dibuatnya.

"Ya ampun Ailin, kenapa sih lo keras kepala banget" gerutunya ingin menangis, Nana tahu seberapa hancur perasaan gadis itu kala mendengar kabar seburuk ini.

Nana memutuskan untuk pergi mencari Ailin ia tak berpikiran negatif, pasti gadis itu langsung menuju rumah sakit. Nana berharap tak terjadi sesuatu pada sahabatnya di jalan.

^•^

Ia sampai di rumah sakit, tempat dimana kekasihnya menidurkan diri dengan keadaan lemah. Ailin berharap Ye Jun dapat bertahan, untuknya..

Ailin menangis sepanjang perjalanan menuju rumah sakit, meski tak kuasa lagi untuk berjalan namun ia tetap ingin pergi. Ailin merutuki dirinya sendiri.. semua ini adalah kesalahannya, ia gagal membujuk Ye Jun untuk tetap bersamanya, ia gagal menghentikan semua ini.

Ia gagal...

"Nggak! Please nggak bener kan" lirihnya menatap nanar gedung tinggi tersebut, ia bahkan belum sempat masuk namun segalanya tampak hancur dengan sempurna.

Nana yang kebetulan sampai pun segera melihat Ailin yang tengah menangis tersedu-sedu.

"Ailin!" Teriaknya berlari menuju gadis tersebut dan memeluknya erat.

[✓] Lingkar SamarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang