Sabtu, 17 Mei 2025
Bahkan meski bulan sudah berganti perasaan Ailin masih tetap sama. Apakah dia memang semiris ini?
"Lin.." Nana menepuk bahu Ailin pelan sebab gadis itu tengah melamun dari tadi.
"Eungh?"
"Lo pulang gih temui ayahnya Youra, tinggal aja dulu di sana" usul Nana khawatir akan kesehatan mental Ailin.
Senyum tipis terbit di wajahnya, "gak usah Na"
"Makasih ya"
Ia tak lagi sedih dengan kematian Ye Jun, hal yang selalu mengganggu ketenangan hidupnya adalah kekecewaan. Bagaimana tidak? Kecelakaan beberapa Minggu lalu yang melibatkan Ye Jun adalah ulah dari seorang sasaeng. Sejak awal Ailin sudah menebaknya, tapi ia sungguh tak percaya bahwa kejadiannya akan semenyeramkan ini.
Flashback on
"Dia? Gadis ini adalah orang yang menyebabkan kecelakaan?!" Jelas Ailin marah, ia bahkan lebih ke tidak percaya dengan hal yang mereka katakan.
Tidakkah ini terlalu gila? Seorang gadis mampu membunuh 2 nyawa sekaligus hanya karena obsesinya sebagai fans? Napasnya tercekat dadanya memburu kala ia melihat wanita itu tengah menunduk dengan tangan sudah diborgol.
Sekali saja biarkan Ailin melampiaskan segalanya, dengan perasaannya yang geram tak henti ia maju ke arah gadis itu dan..
Plakkk
Mungkin Ailin sudah menamparnya terlalu keras? Gadis itu meringis, bahkan dia tak sanggup mencapai permukaan pipinya untuk sekedar mengelus perlahan.
"A-youra! Udah Ra.." Nana mencapai bahu Ailin dan menenangkannya.
"GILA KAMU! OBSESI KAMU ITU UDAH BUNUH DUA ORANG TAU GAK?!" Teriak Ailin tak kuasa menahan amarahnya.
Ailin sekarang lebih mirip seperti manusia yang tengah dirasuki iblis, tatapan tajam nya ia tujukan pada gadis itu dan tak sama sekali melepaskannya.
Sama halnya Nana, polisi yang ada disana juga berusaha meredakan keributan, "Maaf anda harus tenang"
"Kami akan memprosesnya ke jalur hukum"
"Bisakah kalian ku percayai?" Entah apa yang ada dalam pikiran Ailin saat ini, ia bukan hanya melampiaskan amarahnya pada gadis itu tapi juga polisi yang ada disana.
"Ra! Please jangan gini" cegah Nana merangkul Ailin.
"Ra denger, gue sama marahnya kayak lo, dia bukan cuma bunuh pacar lo doang tapi juga bunuh sahabat gue" jelas Kang ja Jaee berjongkok menyamakan posisi dengan Ailin yang tengah duduk di kursi.
"Dia udah pasti dapet hukuman, lo jangan khawatir" sanggahnya lagi.
"I-iya, sorry.." jawabnya lirih.
Flashback off
Meski Ailin masih kecewa dan tak percaya, hidupnya tetap berjalan kadang ia ingin berhenti namun dirinya kembali berpikir. Apakah dia selemah ini?
Ibarat pohon yang sudah mati namun tetap kokoh berdiri seperti itulah Ailin kini. Ia hidup tapi mati.
Ia pikir kehilangan Kang jae sudah lebih dari cukup, lalu kepergian Ye Jun secara mendadak membuat dirinya terlihat semakin miris. Ailin belum sempat menggenggam harapan bersama namun kini sudah keburu menjadi angan.
Andaikan..
Hanya kata itu yang selalu terlintas dalam pikirannya, menulis kata lalu kalimat dalam selembar kertas cukup memberinya tempat untuk meredam.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Lingkar Samar
RomanceMin Ailin dan Ghie Youra adalah dua wanita yang jauh berbeda, namun siapa sangka mereka bertukar tubuh satu sama lain. Apakah pertukaran ini membuat Ailin terlihat jauh lebih baik? Youra adalah coach vokal biasnya dan keadaan ini mungkin akan mengu...