Nathan & Nisa Story
_________
Awalnya, pernikahan kami berjalan sebagaimana pasangan lainnya. Nathan-suamiku memperlakukan diriku layaknya seorang ratu. Aku dapat merasakan bahagia yang seutuhnya.
Namun, semuanya berubah ketika aku di diagnosa tidak...
"Malam itu, dia—suamiku—berhasil membuatku seperti wanita murahan. Dia memperlakukanku layaknya seorang jalang."
✨✨✨
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
✨✨✨
18+
Kejadian di pusat perbelanjaan tadi, sangat menyayat hati Nisa. Begitu tega sosok lelaki yang dia cintai, lebih membela perempuan lain dibanding dirinya. Dia menyadari bahwa dirinya memang sangat tidak berguna untuk Nathan.
Nisa pulang menuju rumah dalam keadaan shock, sedikit tidak menyangka dengan perlakuan suaminya tadi. Dia masih belum mempercayainya bahwa itu Nathan, Nathan yang dia kenal begitu lembut dan manja.
Nisa melangkahkan kakinya memasuki kediamannya yang seperti kerajaan, meninggalkan Bik Suti dan sopir taksi yang tengah menurunkan barang belanjaan.
Dia membuka pintu kamar. Terpampang jelas foto pernikahannya dengan Nathan, di tembok besar itu. Dia hanya tersenyum miris melihatnya, tanpa di sadari air matanya jatuh secara perlahan.
Muak rasanya jika dia terus menerus menitikkan air matanya, air matanya tidak akan merubah sikap Nathan pada dirinya
Nisa segera bangkit dari tempat tidurnya. Wanita itu bergegas menuju kamar mandi. Sepertinya, guyuran air membuat kepalanya sedikit sejuk setelah menghadapi jenis setan yang menyerupai manusia itu.
✨✨✨
Sesudah melakukan ritual mandinya kepalanya sedikit lebih sejuk, Nisa memutuskan untuk mengeringkan rambutnya, menggunakan pengering rambut.
Rambut yang di bungkus oleh handuk itu terlihat sangat basah sepertinya, Nisa mengambil pengering rambut yang berada di atas lemari.
Tubuhnya yang mungil tidak bisa mencapai dimana keberadaan pengering rambut itu. Biasanya ketika Nathan di sampingnya, Nathan yang selalu membantunya. Aish! Segera dia membuang jauh-jauh pikirannya tentang Nathan.
Nisa menarik kursi di meja riasnya, untuk membantunya mengambil pengering rambut di atas lemari itu.
"Ah, dapat!" katanya girang.
Dirinya mengembalikan kursi itu ke tempat semula, ia menyalakan pengering rambut itu.
Setelah selesai melakukan kegiatan pengeringan rambut, dia memilih untuk tertidur. Karena sore ini turun hujan yang begitu deras.
