"I'm sorry to everything."
__________________________
Senyuman sehangat mentari ia dapatkan ketika membuka mata. Di sana, seorang wanita cantik tengah menepuk pipinya untuk membangunkannya yang masih tertidur dengan nyenyak. Dengan sengaja lelaki itu tak mau bangun dan malah menikmati perlakuan istrinya ini sebelum semuanya hilang tanpa dia sadari.
"Mas, ayo bangun!" Teriakan itu terdengar amat merdu di telinganya. "Oke, kalau masih gak mau bangun aku bakal ninggalin Mas lagi!"
Seketika Nathan langsung tersadar dan mendekap tubuh istrinya. Masih nyata, dia hanya takut ... takut bahwa ini semua hanyalah mimpi. Dia takut bila Nisa akan pergi. Jika itu terjadi, dapat dipastikan bahwa dia akan mati.
"Ja-jangan," larang dengan mata tertutup. "Mas tidak mau kehilangan kamu lagi," lanjutnya dengan nada yang benar-benar lirih.
Nisa mengelus kepala belakang Nathan lalu memeluk lelaki itu erat untuk menenangkannya. "Udah, aku gak akan pergi. Sekarang cepetan, mandi habis itu sarapan."
"Iya," pasrah Nathan kemudian bangkit dan mengecup kening istrinya.
Anehnya, Nisa tak lagi merasakan perasaan meledak-ledak dalam hatinya. Tak ada lagi perasaan seperti kupu-kupu yang beterbangan di sekitarnya. Dia hanya merasa biasa saja. Entahlah, dia sendiri juga bingung dengan perasaannya yang mudah sekali untuk berubah.
Beberapa menit berlalu, Nathan turun ke bawah untuk sarapan bersama dengan istrinya. Lagi-lagi dia melihat Nisa termenung, sementara Bik Surti asik berceloteh di sampingnya. Nathan berinisiatif untuk mengagetkan Nisa, tetapi respon yang dia dapatkan hanyalah lirikan mata malas.
Nathan mencoba menelusuri arti tatapan itu. Dia menemukan sebuah tatapan yang di dalamnya terdapat kekosongan, kehampaan yang tak Nathan mengerti apa artinya. Mencoba mengalihkan perhatian, Nathan berusaha terlihat biasa saja, walaupun di dalam hati, dia merasakan sakit yang luar biasa.
Sebenarnya banyak sekali hal yang ingin dia tanyakan kepada Nisa. Mulai dari kemana keberadaannya selama dua bulan belakangan ini? Apa yang terjadi dengannya? Dan apa yang menyebabkan Nisa tiba-tiba pergi dari rumah? Dia harus memendam pertanyaannya. Tahan, di sini ada Bik Surti. Dia tak ingin Bik Surti tahu permasalahan mereka.
"Mas kenapa?" tanya Nisa heran karena sedari tadi suaminya itu menatapnya dengan intens.
"Ah, tidak," jawab Nathan dengan gelagapan.
"Mas gak kerja hari ini? Itu kenapa gak pake baju kantor?" Padahal Nisa sudah bangun lebih awal untuk mempersiapkan keperluan suaminya.
"Mas hanya ingin menikmati waktu bersama kamu, Nisa."
"Tapi ka—"
"Kamu tidak senang?" tanya Nathan dengan lesu yang mendapat gelengan cepat dari Nisa.
"Aku senang banget, Mas." Nisa berkata seraya memilin jari-jarinya di bawah meja.
Raut ketakutan itu semakin terlihat nyata di mata Nathan. Apa mungkin Nisa takut terhadapnya? Apa sebegitu besar kesalahannya sehingga tak dapat termaafkan? Nathan menunduk dengan dalam. Dia jadi merasa tidak berguna sama sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Way to Forget You (Completed)
RomanceNathan & Nisa Story _________ Awalnya, pernikahan kami berjalan sebagaimana pasangan lainnya. Nathan-suamiku memperlakukan diriku layaknya seorang ratu. Aku dapat merasakan bahagia yang seutuhnya. Namun, semuanya berubah ketika aku di diagnosa tidak...