Part 31: Raditya (✓)

6K 222 1
                                    



Dua jam berlalu.

Sedari tadi Mahes menunggu dengan cemas istrinya yang sedang diperiksa. Dia sangat takut jika Nisa kenapa-napa. Pasalnya, setelah dia mengusir lelaki tadi, Nisa langsung ambruk tak sadarkan diri. Segera saja Mahes membopong tubuh istrinya untuk dibawa ke rumah sakit.

Suara pintu terbuka membuatnya bangkit. Di sana seorang dokter dengan wajah cerah menyapanya.

"Bagaimana keadaan istri saya, Dok?"

"Apakah anda suaminya?" tanya dokter itu.

"Iya, Dok. Saya suaminya."

"Selamat, Pak. Istri Bapak sedang mengandung."

"Hah?" Mahes menegang. Benarkah yang dokter di depannya ini katakan?

"Usia kandungannya baru empat Minggu. Jadi wajar saja selama ini dia tak menunjukan tanda-tanda kehamilan. Kandungannya sehat, hanya saja Bapak perlu memerhatikan kondisi istri Bapak. Sepertinya dia tengah mengalami tekanan batin. Jaga dia, hal itu akan berpengaruh bagi janinnya juga."

Setelah mengucapkan terima kasih, Mahes langsung masuk ke dalam ruang rawat Nisa. Di sana lelaki itu melihat Nisa yang masih tertidur pulas. Wajahnya terlihat amat pucat. Mahes kembali berpikir. Maukah Nisa menerima bayi mereka? Akankah Nisa bahagia saat mendengar kabar ini? Ah, dia jadi pusing sendiri.

Mahes menyingkirkan rambut yang menghalangi wajah cantik Nisa. Bersamaan dengan itu, istrinya membuka mata perlahan.

Saat wajah Mahes yang dilihatnya pertama kali, Nisa mengucapkan syukur dalam hati. Berarti tadi adalah mimpi buruknya. Sampai kapan dia terus-menerus seperti ini. Dia malu dengan Mahes yang selalu menerima semua kekurangannya.

"Aku mimpi lagi?" tanyanya kepada Mahes.

Mahes menghentikan aktivitasnya yang sedang mengelus rambut Nisa. "Kamu tidak mimpi, Nisa."

Nisa membelalakkan matanya. Berarti benar yang dilihatnya tadi adalah Nathan. Pantas saja rasanya seperti nyata.

"M-maaf, Mas." Nisa mengangkat tubuhnya untuk duduk. Namun, Mahes mencegahnya.

"Kamu harus istirahat." Dia menggenggam tangan Nisa. "Aku tahu apa yang tengah kamu rasakan. Kamu tak salah, tak seharusnya meminta maaf."

"Aku udah hancurin pesta kita hari ini, Mas."

"Ah, tak masalah. Semua ini juga bukan atas keinginan kamu."

Kemudian hening melingkupi keduanya.

"Mas boleh bilang sesuatu sama kamu?"

Nisa mengerjapkan kedua matanya.

"Kamu boleh dengarkan apa yang nanti akan Mas bilang. Kamu juga boleh nolak, tapi semua yang aku bilang ini buat kebaikan kita bersama. Untuk Mas, kamu, Chyra dan juga seseorang di dalam sini." Mahes menunjuk perut Nisa.

"Maksud kamu, Mas?"

"Aku cuman minta ... tolong kamu maafkan semua kesalahan orang-orang yang menyakitimu di masa lalu. Kamu harus maju, banyak yang ingin agar kamu kembali ceria seperti dulu, termasuk aku. Kamu istriku yang hebat. Aku yakin kita bisa melewati ini bersama-sama."

"M-mas ...."

"Kamu sedang h-hamil, Nisa. Di dalam sini akan ada sosok buah hati kita," ungkap Mahes dengan terbata. Sungguh, dari tadi hati pria itu gemetar saat mengatakan semuanya.

A Way to Forget You (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang