ARJUNA;52

4.8K 239 39
                                    

Seberapa antusias kalian dengan cerita ini?🙌🏻

Yuk, sebelum baca vote dulu:)

***

Arjuna :

Bisa kita ketemu?

Setelah memastikan pesannya terkirim dengan tanda dua centang bewarna abu-abu, Arjuna langsung meluruh dari sandaran kursi dan menghela nafasnya pelan. Sungguh, ia tak pernah menyangka jika hari ini ia akan mengetahui rahasia seseorang terhadap dirinya selama ini.

Menilik kebersamaan Ariana dan dirinya selama ini, apa kebaikan Ariana selama ini juga karena hal yang Dara katakan tadi?

Pintu rumah terbuka, Arjuna membuka mata dan langsung menatap kearah pintu. Panji---ayahnya yang saat ini tengah berdiri di sana memasang senyum.

"Ayah nginep disini?" tanya Arjuna mengikuti gerakan Panji yang terlihat berjalan menuju dapur.
Dua pria itu memang tidak tinggal serumah, sudah jelas karena Arjuna yang tidak ingin meninggalkan rumah penuh kenangan dengan sang bunda.

Awalnya, Panji ingin tinggal bersama Arjuna di rumah ini, sayangnya Arjuna menolak. Bukan maksud belum bisa menerima kehadiran sang ayah, tetapi Arjuna harus mengerti jika jarak rumah ini dengan kantor tempat ayahnya bekerja bisa memakan waktu lama.

Panji kembali dari dapur, membawa satu mug teh hijau buatannya yang biasa ia minum usai pulang kerja.

"Iya deh, besok kan weekend," jawab Panji setelah mendudukkan dirinya di kursi yang letaknya bersebrangan dengan Arjuna.

Merasakan ada raut aneh yang putranya beri, Panji mengerutkan kening. "Kenapa? Nggak suka Ayah nginep?"

Arjuna gelagapan, dengan cepat ia menggeleng. Panji malah terkekeh.

"Nggak gitu, Yah!" bantah Arjuna.

Panji tertawa.
"Iya, Ayah ngerti. Kamu keliatan ada masalah?"

Arjuna membuang muka, menghindari tatapan menyelidik Panji. "Nggak ada."

"Pria itu bukan wanita yang selalu ingin berbagi keluh kesah."

Arjuna menatap ayahnya dengan kening berkerut. "Maksud ayah?"

Panji menghela nafas pelan.
"Ayah tau kalau pria itu ga bisa asal cerita masalah. Tapi, nggak ada salahnya kamu cerita sama Ayah, kan Juna?"

Belum ada respon pasti dari anaknya membuat Panji menarik nafas panjang. Sebagai ayah, ia ingin mengerti anak yang baru bisa ia dekati beberapa bulan belakangan ini. Panji ingin dibutuhkan oleh Arjuna sebagai ayah, kakak, dan juga teman untuk Arjuna.

"Apa kisah Bunda sama Ayah serumit ini?" Beberapa menit akhirnya Arjuna membuka suara bertanya. Jika dipikir-pikir, tidak ada salahnya ia berbagi cerita dengan ayahnya.

"Rumit? Ayah kira rumit itu dibuat sendiri sama orang yang menjalani." Panji menampilkan senyuman tipis.

"Bahkan ketika dulu Nenek menentang hubungan Ayah sama Bunda, kami nggak pernah ngerasa itu masalah rumit, karena kami yakin bisa mengatasi," jelas Panji.

"Tapi ini masalahnya beda, Yah---"

"Beda gimana? Kamu ada masalah sama Tiffany?"

Arjuna diam. Ayahnya belum tahu sama sekali jika hubungannya dengan Tiffany telah berakhir.

"Bukan masalah Tiffany, Yah. Lagian Arjuna sama Tiffany udah nggak ada hubungan."

Panji terhenyak kaget. "Putus? Kenapa bisa? Bukannya kalian udah pacaran lama, nggak mungkin dong kalau nggak bisa nyelesain masalah?"

ARJUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang