ARJUNA;00

24.8K 941 30
                                    

Tabrakan dua orang itu sudah tidak bisa terelakkan. Bahu cowok itu sudah basah sekaligus panas akibat kuah bakso yang menimpanya. Belum lagi susulan suara pecah dari mangkuk yang tidak berbentuk semula lagi.

Cowok itu masih terus mengibaskan bahu berharap panas di kulitnya menghilang. Sedangkan cewek itu, orang yang sudah dipastikan penanggung jawab atas kekacauan segalanya hanya bisa menunduk dalam tidak berani mengangkat wajah.

Dalam diamnya cewek itu hanya bisa menangis tanpa suara. Ia bodoh, ceroboh. Seharusnya ia tidak sok-sokan membawa mangkuk bakso penuh dengan kuah panas. Alhasil ia tidak bisa menahan dan malah membuat orang lain kena imbasnya.

"Kamu nggak papa?" Suara seorang cewek mendekat kearah mereka yang sekarang menjadi pusat perhatian.

Cewek itu yakin pertanyaan itu bukan tertuju padanya. Melainkan pada seorang cowok yang saat ini hanya bisa ia tatap sepasang sepatunya.

"Nggak papa. Kita pergi aja, ya?" Jawabnya sekaligus mengajak cewek itu pergi dari sini. Cowok itu mengabaikan seragam miliknya yang basah. Melangkahkan kaki meninggalkan cewek satunya yang masih saja terdiam menunduk.

"Maaf," gumamnya yang entah masih bisa didengar oleh cowok itu atau tidak. Setelahnya ia segera duduk berjongkok membereskan kekacauan ini.

***

Sebelum lanjut ke Chapter 1
Coba, aku pengen tau kalian sampe sini lewat jalur apa?

Jawabannya ga boleh jalur darat, air, udara, ya🤪

ARJUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang